Selamat datang di rubrik Locomotive Sunday! dalam rubrik ini, KAORI akan membahas secara mendalam berbagai unit lokomotif dengan berbagai fakta menarik yang mungkin mengena di hatimu, di setiap edisinya. Simak juga KRL Wednesday yang fokus membahas rangkaian KRL!
Kami dari segenap tim redaksi Cemplus Newsline by KAORI memohon maaf yang sebesar-besarnya pada seluruh pembaca setia rubrik KRL Wednesday dan Locomotive Sunday karena pada kesempatan lalu keduanya tidak dapat terbit. Kini, kami akan kembali memuaskan dahaga anda mengenai pengetahuan KRL dan Lokomotif sambil menemani anda menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini!
Edisi kali ini hadir berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Dalam kesempatan ini, akan dibahas secara khusus tentang seri lokomotif diesel bertransmisi hidrolik yaitu D 301, salah satu  seri lokomotif pelangsir yang cukup tangguh dan lama berdinas di Indonesia.
Apa itu D 301 ?
Lokomotif D 301 adalah seri lokomotif khusus tugas langsir (switching) milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang didatangkan dari pabrikan Fried Krupp, Jerman (Barat, kala itu). Secara serentak, dihadirkan 80 unit lokomotif seri ini pada tahun 1961 untuk mencukupi kebutuhan langsir di stasiun, dipo, balai yasa dan dipo-dipo angkutan barang yang ada di Indonesia. Saat itu, lokomotif langsir memang dibutuhkan sekali karena jika hanya mengandalkan lokomotif seri pendahulunya, D 300, tidak akan mencukupi kebutuhan operasi karena lokomotif seri tersebut hanya berjumlah 30 unit. Tak hanya diperuntukkan untuk kegiatan langsir semata, sesekali D 301 ini juga ditugaskan sebagai lokomotif penarik kereta penumpang jarak dekat, tetapi hanya saat dibutuhkan saja.
Sebagai lokomotif langsir, tak banyak cerita istimewa tentang seri lokomotif ini. Namun, tetap saja ada kisah-kisah yang tersirat pada lokomotif “kecil” ini.
Suka Duka Saat Berdinas
Lokomotif D 301 yang sejatinya memang dipesan untuk memperkuat armada lokomotif langsir di Indonesia ini bisa dikatakan cukup handal. Terbukti, keberadaan lokomotif bermesin diesel dengan transmisi hidrolik atau yang dikenal dengan sebutan lokomotif Diesel Hidrolik (DH) ini tetap bertahan selama hampir 55 tahun hingga saat ini dan terus bertugas melangsir rangkaian-rangkaian kereta api (KA) di pulau Jawa. Memang, jumlah mereka saat ini tak sebanyak dahulu kala saat pertama didatangkan pada tahun 1961. Tetapi, unit-unit lokomotif D 301 ini masih bertebaran di seantero Jawa dan terus eksis melangsir hingga saat ini.
Selain untuk operasional langsir, terkadang lokomotif ini juga digunakan untuk keperluan lainnya seperti menghela rangkaian KA penumpang. Salah satu cerita menarik yang pernah ditorehkan seri lokomotif D 301 adalah ketika salah satu unit lokomotif ini ikut andil dalam perayaan peringatan Hari Pahlawan di Surabaya, yaitu “Parade Soerabaja Joeang” yang diadakan setiap tahunnya.
Tepatnya pada hari Minggu tanggal 11 November 2012, salah satu lokomotif D 301 milik dipo induk Sidotopo (SDT) mendapat kehormatan sebagai lokomotif penarik rangkaian Kereta api Luar Biasa (KLB) “Parade Soerabaja Joeang”. KLB ini ditumpangi para pecinta KA (Railfans) yang turut ambil bagian dalam acara parade tersebut karena kegiatan ini merupakan hasil kerja sama KAI dengan salah satu komunitas railfans. Lokomotif D 301 33 menjadi unit lokomotif yang beruntung untuk berdinas menarik rangkaian KLB tersebut dari Sidotopo hingga viaduct yang berada tepat di depan tugu pahlawan surabaya dengan membawa dua gerbong datar (GD) dan satu gerbong ballast (GB).
Selain kisah bahagia, tentu juga ada kisah sedih yang menemani kiprah lokomotif D 301 ini. Salah satunya menimpa lokomotif D 301 25 di dipo SDT. Lokomotif tersebut terbakar hebat, kobaran api menghanguskan hampir setidaknya 90% bagian bodinya. Kejadian tersebut berawal saat pegawai dipo lokomotif SDT sedang memperbaiki lokomotif CC 201 97 yang kala itu mengalami kerusakan setelah ditabrak truk. Saat proses pengelasan, percikan api las jatuh ke kolong lokomotif CC 201 97 dan dengan cepat merambat kemudian menyambar lokomotif D 301 25 yang kala itu parkir sekitar 75 meter dibelakang lokomotif CC 201 97. Akibat kejadian tersebut, lokomotif D 301 25 hangus seketika dan dengan terpaksa harus purna tugas alias afkir karena sudah tidak mungkin lagi untuk diperbaiki, mengingat kondisinya yang sudah hangus.
Perlahan – Lahan Habis
Tak pelak, jumlah unit lokomotif ini lambat laun mulai habis termakan usia. Dari total 80 unit yang dibeli KAI pada tahun 1961, di tahun 2016 jumlahnya hanya tersisa belasan unit saja. Bahkan dari jumlah tersebut, tidak semua unit lokomotif tersebut masih aktif berdinas. Hingga kini, hanya segelintir lokomotif D 301 yang masih beroperasi dari sisa belasan unit tersebut. Faktor usia hingga tenaga yang kecil menjadi alasan mengapa lokomotif ini perlahan-lahan dimatikan oleh sang operator dan digantikan perannya oleh lokomotif-lokomotif Diesel Elektrik (DE).
Bersambung ke halaman berikutnya