Selamat datang di rubrik Locomotive Sunday! dalam rubrik ini, KAORI akan membahas secara mendalam berbagai unit lokomotif dengan berbagai fakta menarik yang mungkin mengena di hatimu, di setiap edisinya. Simak juga KRL Wednesday yang fokus membahas rangkaian KRL!
Dalam edisi kali ini masih akan membahas tentang lokomotif diesel hidrolik yaitu seri BB 301 tepatnya BB 301 27. Ada sedikit kisah yang menarik untuk diulas yaitu sisi misteri dari lokomotif ini.
Apa itu BB 301 ?
BB 301 adalah salah satu armada lokomotif bertransmisi hidrolik atau diesel hidrolik (DH) yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Didatangkan bertahap mulai tahun 1964 – 1965 oleh Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) perusahaan kereta api nasional pada saat sebanyak 45 Unit dari pabrikan Fried Krupp Jerman ( Jerman Barat kala itu). Pada tahun 1970 PNKA kembali mendatangkan lokomotif ini sebanyak 5 Unit yaitu BB 301 51 – 55. Lokomotif BB301 ini memang memiliki sejarah yang unik sejak ada di Indonesia. Ketika pembuatan 5 lokomotif BB301 yang didatangkan pada tahun 1970 tersebut terjadi kesalahan dalam pencatatan pemesanan lokomotif di perusahaan Fried Krupp.
Kala itu ada 2 negara yang memesan lokomotif yang memiliki ciri-ciri fisik seperti BB301, yaitu Indonesia dan India. Namun dari pemesanan tersebut, India memesan lokomotif dengan spesifikasi yang berbeda dari Indonesia, meskipun ciri fisik dari luar terlihat sama. Setelah selesai dibuat dan dikirimkan ke Indonesia dengan nomor urut lokomotif 46-50, pabrik Fried Krupp menyadari telah terjadi kesalahan manufaktur lokomotif, dari yang seharusnya lokomotif tersebut dibuat untuk India, tetapi dikirimkan ke Indonesia. Namun, pada lokomotif yang salah spesifikasi, yang telah dikirimkan ke Indonesia, memiliki tulisan penunjuk panel dan indikator yang berbahasa Indonesia. Jadi, setelah disadari terjadi kekeliruan manufaktur lokomotif, perusahaan Fried Krupp melayangkan pemberitahuan untuk Perusahaan Djawata Kereta Api (PJKA) bahwa BB301 46-50 merupakan lokomotif dengan spesifikasi yang dipesan oleh India, dan Fried Krupp mengirimkan 5 lokomotif yang sesuai dengan spesifikasi sebenarnya.
BB301 46-50 yang pada saat itu telah digunakan operasionalnya, terpaksa harus dikapalkan kembali untuk dikirimkan ke India, dan PJKA menerima 5 lokomotif sesuai pesanannya. Karena pada saat itu BB301 46-50 telah masuk dalam daftar historikal inventaris lokomotif seri BB301, hingga saat ini BB301 nomor urut 46 sampai 50 tidak ada dimiliki olek PJKA. Keunikan dari BB301 51-55, ketika didatangkan dari Jerman, tulisan penunjuk panel kendali dan indikatornya berbahasa India. Tentu saja membuat masinis yang menjalankannya kesulitan dalam operasional sehari-hari, tapi tidak lama setelah itu semua tulisan penunjuknya diganti dengan yang berbahasa Indonesia.
Awal Kisah BB 301 27
Sebenarnya BB 301 27 sama dengan lokomotif – lokomotif BB 301 yang lain, namun banyak cerita lain dibalik kisah hidup lokomotif ini yang menarik untuk diulas membuat lokomotif ini berbeda dengan lokomotif BB 301 lainnya. Lokomotif yang memulai debutnya pada 3 Maret 1964 ini awalnya berada di bawah naungan Dipo Lokomotif Bandung (BD). Disana pada awal karirnya sering didinaskan untuk menarik rangkaian Kereta Api (KA) Bima. Namun lambat laun lokomotif ini mulai sering digunakan untuk menarik KA unggulan yang berangkat dari stasiun Bandung seperti KA Parahyangan relasi Jakarta Kota – Bandung.
Salah satu hal yang unik dari lokomotif ini salah satunya setelah menjalani Perawatan Akhir (PA) pada tahun 1970-an di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta (BY YK) cat ekseterior lokomotif ini tidak dicat dengan pola cat eksterior kuning hijau sesuai dengan lokomotif – lokomotif lain pada zaman PJKA melainkan di cat dengan warna krem dengan kombinasi oranye menyerupai pola cat eksterior rangkaian KA Parahyangan yang memiliki cat eksterior yang sama dan mulailah lokomotif ini menjadi salah satu lokomotif soulmate KA Parahyangan pada masa itu.
Kisah Mistis BB 301 27
Pada awal dinas hingga awal dekade 1970-an lokomotif ini tidak pernah mengalami kendala serius saat berdinas. Namun pada pertengahan dekade 1970-an pernah terjadi kejadian yang cukup fatal yaitu pembunuhan asissten masinis yang diawali oleh perselisiahan antara masinis dan assisten masinis yang di dasari oleh masalah pribadi. Perselisihan tersebut berujung pada petaka, sang asisten masinis terbunuh dalam perselisihan tersebut setelah konon kepala sang asisten dimasukkan ke exhaust fan yang berada di ruang mesin hingga putus. Sang pembunuh yang tak lain adalah masinis rekan kerjanya akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya diatas BB 301 27 tak lama setelah perselisihan itu terjadi.
Setelah kejadian tersebut hal-hal mistis mulai menimpa BB 301 27, mulai dari sosok wanita yang kadang nampak duduk di ruang mesin, sampai hawa kehadiran “masinis tambahan” yang kadang terasa di kabin oleh para masinis yang berdinas. Tak hanya masinis, kadang teknisi yang sedang memeriksa lok pun dikejutkan dengan pintu ruang mesin yang tiba-tiba menutup sendiri. Kejadian – kejadian yang lebih aneh dan cukup tak masuk akal mulai tampak ketika lokomotif ini dipindahkan dari Dipo Bandung menuju ke Dipo Induk Sidotopo (SDT) pada tahun 1985.
Di SDT tak jarang lokomotif ini berjalan sendiri tanpa kru kabin seperti yang terjadi pada tahun 1983, ketika lokomotif ini sedang berdinas langsiran di area semen gresik. Tiba-tiba saja rem terlepas padahal kondisi kabin masinis saat itu sedang kosong tak ada satupun kru kereta yang berada di dalam kabin masinis dan meluncur tanpa kru hingga stasiun Indro, Gresik Jawa Timur. Beruntung di stasiun Indro ada seorang masinis yang berhasil melompat naik kedalam kabin lokomotif ini dan berhasil menarik tuas rem hingga akhirnya lokomotif ini bisa dihentikan.
Tak hanya itu, beberapa kali lokomotif ini sering ditemukan berjalan sendiri tanpa kru kabin seperti pada tahun 1980. Lokomotif ini sedang diparkir di dipo induk Sidotopo, tiba-tiba remnya blong dan berjalan sendiri hingga akhirnya berhenti setelah menabrak rumah warga di sisi rel. Pada tahun 1990-an , lokomotif ini juga sempat menggemparkan pegawai dipo lokomotif Sidotopo. Lokomotif ini pada awalnya diketahui sedang diparkir di dipo Sidotopo namun tiba-tiba saja lokomotif ini “menghilang” tanpa ada satu pegawai pun yang mengetahuinya.
Pencarian dilakukan mulai dari Malang, Blitar, Madiun hingga ke Jember namun lokomotif ini tidak kunjung ditemukan. Kejadian ini membuat bingung para pegawai disana. Akhirnya lokomotif ini ditemukan di stasiun Benteng, Surabaya yang terletak satu petak pas setelah stasiun Sidotopo ke arah utara. Awalnya para pegawai di stasiun Benteng mengira lokomotif ini disiapkan disana sebagai lokomotif dinas langsir, namun setelah mendengar dari cerita warga sekitar yang mengetahui bahwa lokomotif ini berjalan tanpa kru kabin, akhirnya pihak stasiun Benteng pun melaporkan hal tersebut ke dipo Sidotopo. Akhirnya lokomotif ini dijemput pulang ke dipo dan dinasan lokomotif langsir digantikan oleh lokomotif lain. BB301 27 juga pernah berjalan tanpa masinis dari stasiun Solo Jebres dan berhenti setelah menghajar badug di stasiun Palur.
Para pegawai dipo lokomotif Sidotopo banyak yang percaya bahwa ada kekuatan supranatural pada lokomotif ini dan sering mengadakan ruwatan atau ritual untuk membuang sial pada lokomotif ini. Sedangkan bagi para pegawai yang tidak percaya akan hal-hal supranatural tersebut tetap berfikiran bahwa kejadian-kejadian yang menimpa lokomotif ini disebabkan oleh kesalahan-kesalahan teknis belaka.
Hijrah ke Madiun dan Hilangnya Kisah Mistis
Sepuluh tahun menghuni Dipo Sidotopo dengan segala kisah mistisnya, akhirnya lokomotif ini dipindahkan menuju Dipo Lokomotif Madiun (MN) tepatnya pada tahun 1995. Para pegawai dipo Madiun tak ada satupun yang percaya dengan kisah-kisah mistis yang melekat pada lokomtif ini sehingga mereka tak pernah sekalipun mengadakan ruwatan selama lokomotif ini berada dibawah naungan Dipo Lokomotif Madiun. Anehnya meskipun tak pernah mengadakan ruwatan disana, selama berdinas di Dipo Lokomotif Madiun segala hal-hal aneh yang sering muncul di Dipo Sidotopo pun tak muncul kembali di rumah barunya. BB 301 27 akhirnya terbebas dari “kutukannya” dan berdinas dengan tenang di melayani KA-KA di sekitar Madiun.
BB 301 27 terakhir berdinas pada tahun 2005 saat itu kondisinya sedang Tidak Siap Operasi (TSO) dan akhirnya lokomotif ini harus pensiun pada tahun 2006 setelah 42 tahun mengabdi di jagat perkeretaapian Indonesia.
Lokomotif BB 301 27 ini kini disimpan di kebun belakang Balai Yasa Pengok, Yogyakarta untuk dapat beristirahat dengan tenang dari hiruk pikuk ramainya jagat perkeretaapian Indonesia dengan membawa semua kenangan unik nan mistis yang kini hanya dapat dinikmati melalui karya-karya atau tulisan tentang lokomotif ini.
Cemplus Newsline by KAORI
Ada kisah mistis dari lokomotif ini lagi tidak?