Dua puluh tahun dari sekarang, kamu akan lebih menyesali apa yang tidak kamu lakukan ketimbang yang kamu lakukan (Mark Twain)
Setiap generasi punya kegelisahannya sendiri, namun tidak semua generasi mau mendobrak status quo. Budiman Sudjatmiko dan kawan segenerasinya adalah anak-anak muda yang berada di tengah gejolak perubahan di Indonesia akhir 90-an. Menghadapi perubahan sejarah, mereka tak tinggal diam atau hanya jadi komentator di pinggiran.
Dua puluh tahun kemudian, Budiman ingin berbagi kisahnya dengan generasi muda masa kini. Muncullah gagasan untuk menuangkannya melalui medium komik. Maka, ia menghubungi Hari Prast dan Yoga Adhitrisna yang baru saja menerbitkan seri buku Demokreatif, untuk berkolaborasi mewujudkan, yang kemudian hari dinamakan, Komik Serial Anak-Anak Revolusi.
Komik Serial Anak-Anak Revolusi adalah adaptasi dari Novel Anak-Anak Revolusi, sebuah otobiografi Budiman Sudjatmiko. Namun isinya tidak melulu diambil dari novel tersebut. Berbagai kisah seru yang tidak tertuangkan dalam novel tersebut, kini memiliki mediumnya sendiri.
Mengadaptasi sebuah novel otobiografi menjadi komik, tentu saja mempunyai tantangannya sendiri. Sebagai karya kolaborasi ia pun berkembang sesuai intrepretasi kreatif Hari Prast dan Wastukancono Dp dalam mengilustrasikan naskah komik yang disusun oleh Yoga dan Budiman sendiri.
Dalam membuat komik ini, proses belajar, diskusi, dan eksekusi, terus dilakukan sampai mencapai hasil yang dirasa memuaskan. Tanpa terasa hampir satu tahun berlalu sebelum Komik Serial Anak-Anak Revolusi yang pertama ini siap masuk cetak.
Komik Serial Anak-Anak Revolusi I ini diberi judul Talking About A Revolution, diinspirasi oleh judul lagu Tracy Chapman, Talkin’ ‘Bout A Revolution, yang kerap dinyanyikan oleh mahasiswa 90’an. Judul ini dirasa pas dengan kisah perjalanan tumbuhnya generasi anak muda yang memiliki keinginan menggebu untuk membuat perubahan di negaranya.
Novel Anak-Anak Revolusi I direncanakan akan diadaptasi menjadi 3 judul komik yang kesemuanya diinspirasikan oleh judul lagu. Diawali dengan Talking About A Revolution, diikuti oleh Forever Young (diinspirasi oleh lagu grup musik Alphaville), dan Darah Juang (diinspirasi oleh lagu perjuangan pro demokrasi karya John Tobing).
Nantinya Komik Serial Anak-Anak Revolusi tidak hanya bersumber cerita dari Novel karya Budiman, karena ada banyak sekali kisah tentang anak muda yang berada di baris depan perubahan. Sebagai inspirasi bagi anak muda berikutnya, kisah-kisah ini tentu perlu diangkat melalui medium komik yang juga digemari oleh anak muda.
Kemunculan komik ini juga menandai lahirnya Anak Revolusi Movement (ARM), sebuah wadah bagi anak muda untuk beraktivitas, berkolaborasi, dan berkarya untuk bangsanya. Berbagai aktivitas digagas untuk menampung semangat anak-anak muda dalam mempercepat laju perubahan yang didasarkan pada kepekaan sosial, kreativitas, dan kemajuan teknologi.
Acara Popcon Asia 2016, 12-14 Agustus lalu, di Jakarta Convention Center, dengan tema Pop Revolution dirasa sebagai kesempatan baik untuk melakukan Soft Launch Serial Komik Anak-Anak Revolusi I: Talkin About A Revolution dan Anak Revolusi Movement. Keempat kreator Komik Anak-Anak Revolusi saling berbagi tentang proses kreatif pembuatan komik ini pada acara tersebut.
Pada acara tersebut, dibuka juga Gerai ARM, yang menjual cetakan khusus dan merchandise dalam jumlah terbatas.
Berbagai acara spesial hadir meramaikan gerai ini, seperti kesempatan unik untuk membaca Komik 360 derajat dengan Occulus Rift, yaitu Edisi Spesial Komik 360 “Angkringan Revolusi” hasil kolaborasi dengan Henky Christianto dan Diki Satya dari 360 Indonesia.

Gerai ARM dipenuhi berbagai karakter dari komik dalam suasana AngkRingan Malioboro melalui karya ilustrasi Hari Prast dan Wastukancono Dp. Jika di Perancis ide-ide perubahan dan kemajuan diawali obrolan dan diskusi di kafe, temukan sendiri apa yang dihasilkan dari obrolan hangat di angkringan!
Jika tidak ada halangan, maka komik ini sudah bisa didapatkan di toko buku mulai pertengahan bulan September 2016.
KAORI Newsline | Ditulis pertamakali oleh Yoga Adhitrisna di COMICREWYUK | Informasi yang disampaikan berasal dari sudut pandang pihak pemberi siaran pers dan tidak ada hubungan dengan kebijakan editorial KAORI Nusantara.