Demi mengejar target mengangkut 1,2 juta penumpang di tahun 2019, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) selaku operator layanan kereta rel listrik (KRL) komuter Jabodetabek terus berupaya mengadakan penambahan armada KRL. Di tahun 2016 ini, KCJ menerima 60 unit (6 rangkaian formasi 10 kereta) KRL eks-Tokyo Metro seri 6000 berteknologi Variable Voltage Variable Frequency (VVVF) yang telah dipesan sejak akhir tahun 2015 lalu.
Kini, sebanyak 3 rangkaian KRL eks-Tokyo Metro 6000 dengan teknologi VVVF telah beroperasi di Jakarta. Rangkaian tersebut bernomor 6101F, 6108F dan 6117F. Selain menggunakan teknologi yang lebih baru dari Rheostatik maupun Chopper, KRL eks-Tokyo Metro 6000 ini juga dioperasikan secara utuh dengan stamformasi 10 kereta (SF10).
Setelah sekian lama berada di Dipo Depok untuk persiapan dan modifikasi rangkaian serta uji dinamis internal dan sertifikasi, akhirnya tiga rangkaian KRL terbaru milik KCJ ini merasakan debut pertamanya di lintas Jabodetabek.
Pada Kamis (15/9), ketiga rangkaian KRL eks-Tokyo Metro 6000 tersebut menjalani perjalanan pertamanya di Jabodetabek. Terkonsentrasi di lintas Bogor, debut ketiganya berjalan tanpa hambatan. Diharapkan rangkaian-rangkaian ini mampu menambah daya angkut penumpang dan mampu menyokong beberapa rangkaian yang sudah ada, terutama meringankan kinerja rangkaian KRL yang memiliki stamformasi 8 kereta. Perjalanan perdana KRL eks-Tokyo Metro 6000 sekaligus menjadi salah satu bentuk perayaan ulang tahun PT KCJ yang ke-8.
Berbeda dengan KRL eks-Tokyo Metro 6000 yang sebelumnya sudah didatangkan KCJ pada tahun 2012 silam yang masih menggunakan teknologi propulsi Chopper, 6 rangkaian KRL eks-Tokyo Metro 6000 pesanan KCJ di tahun 2016 ini sudah menjalani penyehatan (refurbishment) sebelumnya, dengan pembaruan teknologi propulsi yang telah menggunakan teknologi VVVF. Dengan sistem ini, penggunaan daya listrik pada KRL diklaim akan lebih hemat dibandingkan dengan teknologi Chopper, bahkan mampu mencapai penghematan energi hingga 50% dibandingkan dengan teknologi Rheostatik yang terbilang konvensional.
Cemplus Newsline by KAORI