Direktur utama KAORI Nusantara merangkum adaptasi anime Re:Zero dalam 1.300 kata sebagaimana yang dialami oleh Subaru Natsuki.
Luka Luka Luka Luka Luka Luka Luka Luka Yang Kurasakan
Namaku Subaru. Cita-citaku, ingin menjadi youtuber. Seperti Yong Leks. Oleh karena itu, setiap hari aku selalu berlatih. Ya, berlatih menjadi youtuber (baca: yucuber). Karena aku hidup di Jepang, tentu hapeku bukan Not 7 (bum) tapi hape lipat, bahasa lainnya flip phone.
Suatu malam, aku pulang dari minimarket terdekat. Di negaraku tidak ada ibu-ibu pemotor yang nyalain lampu sen ke kiri tapi belok ke kanan. Tapi naas, ada mobil ngebut “ngeeenngggg cikepeh!” bunyinya dan aku pun terlempar ke dunia lain.
Aku bingung kenapa orang sewot dengan ide hidup di dunia lain. Sebelum aku masuk dunia lain, negara tempatku hidup sebenarnya kaya dengan dunia lain. Di sekolahku, aku diajarkan taketori monogatari, cerita rakyat abad ke-10 yang membuatku kenal dengan dunia lain, jadi aku tak begitu kaget. Putri Kaguya cantik katanya jadi aku mulai hidup baruku di dunia lain ini. CIHUY.
Widih, ada pasar bang! Isinya orang-orang pinggiran. Karena bajuku beda sendiri, aku dibilang orang pinggiran, terasing, diusir tukang buah. Sialnya aku dihadang sama preman. Karena aku masih berpikir dunia lain ini hebat, aku mencoba ngeng cikepeh, tapi gagal.
Untung sang perawan cantik Emilia datang selamatkanku. Rambutnya yang putih tua – seperti uban – mengingatkanku akan Sora Kasugano. Ternyata Emilia sedang mencari hartanya yang dicopet. Wah, di dunia lain ada copet juga ya, gumamku pada diriku sendiri tanpa diketahui Emilia. Aku pun bergegas mencari copet itu bareng dengan Emilia. Dia cerita kalau dia separuh hantu. Sambil menelusuri jejak jejak misteri sang copet, Puck, si partner setia sang Emilia, ternyata hidup laksana dunia kantor. Jam lima sore rantainya ditarik.
Wishing – by Rem (CV: Nova Rizqi Romadhon)
Subaru nolak aku
Aku ditinggalin
Aku sakit hati
Cintaku diduainAku mau mup on
Tapi dia keren
Aku mau pergi
Tapi masih sayangSubaru kardus
Subaru karpet
Subaru kencrot
Subaru bangkrut
Subaru mencret
Subaru karbet
Subaru bangsatSubaru kawin lagi
Aku ditinggalin
Aku sakit hati
Aku diduainAku mau mup on
Tapi dia keren
Aku mau pergi
Tapi masih sayangSubaru kardus
Subaru karpet
Subaru kencrot
Subaru bangkrut
Subaru mencret
Subaru karbet
Subaru bangsat
Situasi remang remang membuatku tergoda. Dengan gagah berani aku masuk ke rumah itu, tapi betapa kagetnya aku – jeng jeng jeng jeng – ternyata sang copet sudah mati. Copetnya mati jadi hantu. Lebih cepat dari Shinkansen, aku dan Emilia pun ikut mati jadi hantu. Mati deh.
Tapi bukan Re:Zero namanya kalau mati cuma sekali. Subaru meninggal jadi hantu dan balik lagi. Pokoknya bagaimana supaya aku bisa mengalahkan orang yang membunuhku. Akhirnya aku berhasil. Hore. Hore. Dalam kondisi lemah yang kepayah-payahan aku dibawa ke kastil kediaman Emilia. Waktu bangun, aduhai! Lemak mamak! Ada dua maid cantik, Ram dan Rem! Daripada jadi lelaki kencrot mending aku kerja yang pasti-pasti aja di rumah Emilia
Aku tidak sadar akibat tak ada yang mendoakanku, aku meninggal ternyata jadi setan, sampai pas seisi rumah gempar karena Ram suddenly jadi hantu. Ramnya meninggal, Remnya ngamuk, Subarunya bingung terpaksa jadi setan. Nah supaya tidak ngamuk, aku bekerja yang giat. Aku tidak bisa sesukses Jason Purnomo tapi aku terus mencoba. Orang boleh jadi haters aku tapi aku tak mau Rem jadi salah satunya.
Setelah berjuang pantang menyerah, aku duduk dengan Rem. Pada sore sebelum adzan Maghrib berkumandang, Rem menyeduh Spontan Jahe, kemudian duduk bersila mendengar rencanaku.
“Rem, kamu tahu apa yang lebih mengerikan dari bahaya laten PKI?”
“Subaru, aku cuma ingin hidup damai denganmu, jadi apa itu?”
“Nanti malam, di desa ini akan ada serangan dari sekte pemuja tutup lensa. Mereka meneror, membunuh orang dewasa dan menculik anak-anaknya. Aku tak bisa tidur membayangkan anak-anak itu menari-nari di altar setan dan bernyanyi ganteng ganteng angkorwat.”
Rencana rahasia dijalankan. Subaru berkali-kali mati jadi setan dan fakta terungkap kalau Rem ternyata juga seorang setan. Tetapi bukan dunia lain kalau akhirnya buruk, jadi singkat kata, desa berhasil diselamatkan dan selamatlah dunia lain dari generasi yucuber perusak bangsa.

Bertubi Tubi Tubi Tubi Tubi Tubi Tubi Engkau Berikan
Stay Alive – by Emilia (CV Siti Badriah)Berapa kali
ku harus katakan cinta
berapa lama
ku harus menunggumuDiujung gelisah ini aku
tak sedetikpun tak ingat kamu
namun dirimu masih begitu
acuhkanku tak mau tahuLuka, luka, luka
yang kurasakan
bertubi, tubi, tubi
engkau berikan
cinta ku bertepuk sebelah tangan
tapi aku balas senyum keindahanBertahan satu cinta,
bertahan satu C.I.N.T.A
bertahan satu cinta,
bertahan satu C.I.N.T.APernahkah engkau
sejenak mengingat aku,
pernahkah ingat
walau seperti angin berlaluDisetiap malam kini aku
tak sedetikpun tak ingat kamu
namun dirimu masih begitu
acuhkanku, tak mau tahu
Setelah pengalaman spiritual di dunia lain yang kulewati, aku makin menggebu-gebu. Nafsu membuncah, ingin segera memperistri Emilia. Karena aku tayang di televisi nasional bukan di TV satelit jadi aku tak bisa melampiaskannya di depan kamera. Setidaknya, aku iri ketika tangan Emilia dicium oleh orang tak kukenal.
Harta, tahta, wanita. Begitulah godaan seorang lelaki sejati. Tak kenal takut, ik ben een man, aku berusaha sebaik mungkin mendukung langkah Emilia. Tapi sayang, langkahku memasang muka bagi Emilia justru membuatku tak diacuhkan. Niat baikku memasang badan justru membuat Emilia membenciku.
Sedih, hatiku sedih. Ini bukan zaman Siti Nurbaya. Sebagai wota garis keras, aku pun tubir dengan pria sombong (belakangan diketahui namanya Julius) tapi lagi lagi aku gagal. Dendam kesumatku berkecamuk sesakit perasaan seorang fans yang tahu idola kesayangannya ditikung oleh wota lain. At least aku tidak banting setir jadi pedofil.
Aku dirawat di tempat asing. Emilia ingin aku tetap berada di tempat itu, tapi hasratku yang menggebu-gebu (di dunia lain tidak ada tenga) membuatku kembali ke kastil Emilia, hanya untuk dibuat terkaget melihat Emilia berubah jadi ye tu hantu.
Mati itu tidak enak. Lebih tak enak lagi ketika merapat ke kanan kiri tapi diabaikan bahkan diledek oleh orang lain karena mereka tidak bisa dipancing dengan gosip dan kasak kusuk saja. Aku harus memikirkan cara kerja sama yang saling menguntungkan agar aku bisa menyelamatkan Emilia. Terlebih setelah aku tahu kalau pembunuhnya masih dari sekte tutup lensa. Jahanam!
Berunding, melobi, bukan demi dinotis orang namun dinotis Emilia, bukan berarti aku lupa teman. Aku tidak mau bertemu Emilia sendiri, tanpa Rem. Apapun yang terjadi, Rem harus bersamaku. Dalam keputusasaan, aku menarik tangan Rem, membawanya lari ke tempat rahasia. Dari saku jaketku, aku mengeluarkan sachet Spontan Jahe yang selalu kudekap erat-erat.
“Rem, maukah kamu lari bersamaku?”
“Aku hanya mau lari bersama Subaru yang kukenal.”
“Tapi aku bawa Spontan Jahe. Kenapa kamu bilang aku bukan Subaru yang kamu kenal?”
“Tanganmu gemetar. Subaru, kamu yang dulu adalah orang yang periang. Kamu suka menonton film Suzanna bersamaku, kamu tak masalah nonton Ganteng Ganteng Serigala meski kamu tak seberapa suka. Sekarang dirimu bukan dirimu yang dulu. Kamu, yang ingkar dengan perasaanmu sendiri. Kamu, yang buta dan hanya mau menonton apa yang kamu suka demi kepuasan pribadimu. Kapan kamu mau jujur?”
Aku memandang kembali Spontan Jahe. Mengingat kembali maskot kotak-kotak yang cringe desainnya. Semangatku bangkit.
“Oke, Rem. Aku akan bangkit. Kali ini, aku akan memulai semuanya dari nol dan aku akan menjadi hero!”
Rem pun tak mampu menahan luapan emosinya.
“Please… Subaru. I’m just calling back you to let you know that I love you… And I miss you… Huuuuuuuuuu…. I really want you to call me back so you will get this when you call me back… Huuuuuuuuuuu….“
Tak bergeming diiringi riuhnya tukang serut kayu yang sedang lihai bekerja, sayang hatiku berkata lain.
“Maaf, aku hanya mencintai Emilia. Aku memang egois, tapi untuk menyelamatkan Emilia, aku perlu bantuanmu. Tak hanya Emilia. Demi generasi penerus bangsa. Demi tutup lensa.”
“Kau meminta hal itu setelah kau baru saja menolakku?”
“Ya. Maafkan aku, tapi ini demi menghentikan sekte tutup lensa.”
Mereka pun move on dan menggalang strategi. Layaknya seri di dunia lain, petualangan hebat menghentikan sekte tutup lensa sepanjang 7 episode pun terjadi dan aku kembali bertemu Emilia. Emilia Emilia lebih dari apapun, bum.
Medetashi, medetashi.
Moral Cerita: Tidak perlu memaksakan diri apalagi istilah-istilah yang tidak kita pahami sepenuhnya untuk bisa enjoy menikmati dan bersimpati dengan kisah hidup Subaru Kerdus. Dan, jangan jadikan youtuber sebagai cita-cita. Camkan itu.
KAORI Newsline | oleh Kevin W
Gold.