Kementerian Kesehatan Jepang merilis data mengenai kondisi kesehatan warga Jepang yang tahun ini semakin memprihatinkan.
Dilansir Japan Times, Kemenkes menyatakan bahwa sebanyak 39,5 persen warga Jepang tidur kurang dari enam jam sehari. Dalam Survei Nutrisi dan Kesehatan Tahunan Kemenkes, responden pria menjawab hal tersebut karena tekanan di kantor.
Survei yang mewawancarai 3.570 dari 5.325 sampel rumah tangga ini dilakukan dengan metode sampling random dan telah dilakukan secara rutin oleh Kemenkes sejak 2003.
Pada tahun 2007, hanya 28 persen responden yang menjawab bahwa mereka tidur kurang dari enam jam sehari. Saat ditanya tahun ini bagaimana solusi terbaik untuk fenomena ini, responden menjawab dengan meminta mengurangi jam kerja, tidak menggunakan ponsel sebelum tidur, dan kebijakan pemerintah yang harus lebih ramah bagi ibu rumah tangga dan mereka yang mengasuh anak.
Kemenkes merilis kesimpulan bahwa perlu ada pemikiran untuk meningkatkan keseimbangan dunia kerja dan berbagi beban pekerjaan rumah tangga.
Sedangkan saat disurvei mengenai dampak asap rokok, 41 persen responden non perokok menjawab bahwa mereka terpapar asap rokok pada bulan-bulan sebelumnya. Sebanyak 30,9 persen responden terpapar asap rokok di tempat kerja dan 30,9 persen lainnya terpapar di jalan. Walau begitu, jumlah perokok aktif di Jepang terus menurun dari 19,2 persen pada tahun lalu menjadi 18,2 persen.
Menanggapi fenomena asap rokok, Kemenkes mempertimbangkan solusi yang lebih tegas seperti melarang merokok di sekolah, rumah sakit, dan restoran.
Sedangkan mengenai makanan yang dikonsumsi masyarakat, sebanyak 47,6 persen pria dan 52,7 persen wanita mengonsumsi makanan lengkap minimum dua kali sehari. Tetapi jumlahnya lebih rendah di kalangan muda, di mana hanya 39,1 persen pria dan 38,4 persen wanita di usia 20-an yang makan dengan benar.
“Generasi muda lebih sering makan di luar dan ada masalah dalam keseimbangan gizi mereka,” menurut Kemenkes.
KAORI Newsline