Fenomena klenik tidak jauh dari kehidupan kita. Di Korea Selatan, presiden Park Geun-hye digoyang skandal yang melibatkan rekanannya, yang diduga terkait dengan aliran mistik. Di Indonesia, kita masih hangat dengan Marwah Daud Ibrahim, Ph.D., yang menjadi pengikut setia Dimas Kanjeng Taat Pribadi, atau Soeharto yang diduga merupakan pengikut Kejawen. Tetapi bagaimana bila hal-hal klenik tersebut sebenarnya pengalihan isu dari agenda besar pemerintah?
Occultic;Nine dimulai pada waktu Jepang sedang dihebohkan dengan profesor Hashigami, yang mengklaim bahwa roh benar-benar ada, dan kemudian terbunuh secara misterius. Cerita Yuuta Gamon (Yuuki Kaji), siswa SMA yang mencari uang jajan tambahan dengan menjalankan matome site (web rangkuman) berita-berita klenik Kiri Kiri Basara. Ia ditemani Ryoka Narusawa (Ayane Sakura) yang sangat imut, berdada besar, dan suka membawa pistol aneh dan setiap hari menemani Gamon mengurus situsnya. Di sekolahnya, ia berkenalan dengan Miyuu Aikawa (Hitomi Yoshida) yang dikenal mampu memprediksi masa depan. Kemudian dalam waktu begitu singkat, kelurahan Kichioji tempat Yuuta tinggal dihebohkan dengan tewasnya ratusan orang yang melompat ke dalam danau dan ia pun terseret dalam sebuah konspirasi besar berkedok fenomena klenik.

Diadaptasi dari novel ringan, Occultic;Nine adalah bagian dari seri sains fiksi dengan narasi besar yang senada dengan Chaos;Head dan Steins;Gate. Hal yang menyenangkan saat menonton anime ini tentunya detail yang dipergunakan sebagai bangunan ceritanya. Occultic;Nine menggunakan premis “jiwa” manusia yang diperlakukan sebagai sebuah gelombang radio, di mana jiwa yang meninggalkan raga tidak benar-benar hilang dan dengan rekayasa (menggunakan scandium), seorang manusia bisa mencapai keabadian. Referensi kepada Nikola Tesla, yang digambarkan meneliti mengenai fenomena “raga” ini, serta cerita bahwa Tesla diam-diam memiliki cucu menjadi hal lain yang menarik. Bagi pengamat media, pengalihan isu di televisi berupa blow-up klenik yang berfungsi memuluskan konspirasi tingkat tinggi di balik kematian 256 orang terasa dekat dengan fenomena serupa di media massa kita.
Selain dibangun dengan premis sains fiksi yang menarik, eksekusi anime ini juga membuat penonton selalu penasaran setiap minggu. Memang perkenalan di dua-tiga episode pertama terasa tidak enak ditonton dan terlihat “gaje”, tetapi ketika cerita sudah mulai bergulir, penonton diajak untuk menyusun potongan puzzle yang disampaikan oleh banyak karakter secara terpisah. Misalnya, detektif Moritsuka yang menyelidiki kematian misterius profesor Hashigami, Yuuta yang dibisiki oleh radio tentengannya untuk datang ke ruangan profesor Hashigami pada malam ia terbunuh, dan apa sebenarnya makna dari pesan kematian yang ditinggalkan sang profesor, semua diperlihatkan secara perlahan-lahan sampai pada satu kesimpulan. Ternyata setelah kodenya terpecahkan, misteri baru muncul: apa maksudnya kode random di belakang daftar nama yang kebetulan cocok dengan nama-nama 256 orang yang tewas secara misterius itu.
Karakter di dalam seri ini juga memiliki kepribadian yang menarik dan menunjang jalannya cerita. Ryouka Narusawa yang digambarkan memiliki dada yang kelewat besar sempat membuat sejumlah orang mencibir seri ini pada tiga episode pertamanya, tetapi seiring perjalanan cerita, sosoknya yang selalu optimis membuat seri yang dikelilingi teror dan teka-teki yang cukup berat dicerna ini menjadi lebih nyaman dinikmati. Detektif Moritsuka juga menjadi sosok yang sangat menarik, terutama saat ia sudah mulai menginterograsi orang-orang yang ia temui dengan pertanyaan yang begitu cepat. Penyajian reaksi Aria yang lepas kendali setelah dicecar Moritsuka yang dikombinasikan dengan panning kamera yang berputar-putar entah mengapa terlihat menarik. Selain itu, masing-masing karakter utama baik Miyu, Chizu, dan Asuna, masing-masing memiliki perannya sendiri yang saling menguatkan pengembangan cerita di anime ini dan tidak terasa rumpang.

Secara umum, tidak ada masalah dalam Occultic;Nine, kecuali bagian akhir yang terkesan ditamatkan begitu cepat; menimbulkan kesan seolah seri ini seharusnya ditayangkan sebanyak dua belas episode alih-alih sebelas. Rasa-rasanya sayang bila cerita yang sudah dikembangkan begitu baik sepanjang seri ini lantas diakhiri dengan begitu cepat dan membuat penontonnya bereaksi “ha, begitu aja?”. Menonton seri ini rasanya sama seperti menaiki bus yang mula-mula berakselerasi dengan lambat (klemer-klemer), lalu berjalan kencang (namun stabil dan mulus) di tengah perjalanan, kemudian mengerem mendadak di halte tujuan sampai bablas terlewat dua pintu.
Positif
- Cerita yang original, bagaimana berbagai referensi sains di dunia nyata dipadukan menjadi sebuah cerita baru yang menarik disimak
- Memecahkan aliran teka-teki, seiring perjalanan cerita, semua detail yang terlihat random lama-kelamaan menjadi nyata dan beralasan
- Karakter yang likeable dengan keunikannya sendiri
Negatif
- Pengenalan karakter yang terlihat random (namun menjadi masuk akal setelah cerita berjalan)
- Ukuran dada Ryouka yang irasional (nggak pegal apa punya dada sebesar itu?)
- Akhir cerita yang terasa sangat garing
Yang Disayangkan
Occultic;Nine memiliki potensi untuk bisa sepopuler Steins;Gate, namun sulit untuk menyukai anime ini karena premis-premisnya yang tidak bisa berkembang maksimal dalam keterbatasan 11 episode yang ada.
KAORI Newsline | oleh Kevin W