Setelah menanti cukup lama, pada Selasa (3/1/2017) akhirnya bor Mustikabumi 1 tembus Stasiun Setiabudi, atau stasiun yang merupakan titik terakhir sekaligus merupakan pertemuan 4 unit TBM milik MRT Jakarta untuk menggali dan membangun jalur bawah tanah.
Bor Mustikabumi 1 sendiri mulai bekerja menggali perut ibukota untuk membangun jalur bawah tanah MRT sejak September 2015 dengan total panjang jalur pengeboran sepanjang 2619 m. Mesin bor Mustikabumi 1 sendiri dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 106 (Bundaran HI – Setiabudi), yaitu SMCC-HK Joint Venture yang terdiri dari Sumitomo Mitsui Construction Company – Hutama Karya.
(Baca juga: Perjalanan Menuju Masa Depan: Mengunjungi proyek MRT Jakarta.)
Terdapat empat mesin bor bawah tanah yang digunakan pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta. Mesin bor tersebut digunakan untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT sepanjang Senayan sampai dengan Bundaran HI. Dua mesin bor bawah tanah (Antareja & Antareja II) dioperasikan dari arah selatan, Patung Pemuda, menuju ke arah utara. Serta dua mesin bor bawah tanah lainnya (Mustikabumi I & Mustikabumi II) dioperasikan dari arah utara, Bundaran HI, menuju arah selatan.
Pekerjaan tunneling keempat bor bawah tanah tersebut nantinya akan berakhir di Stasiun Setiabudi yang ditargetkan akan selesai pada bulan Februari 2017. Pengerjaan terowongan jalur rel ini sendiri merupakan bagian dari fase 1 rute Utara – Selatan jalur MRT Jakarta. Fase 1 ini membentang dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Bundaran HI. Ditargetkan, fase 1 MRT Jakarta ini akan beroperasi pada awal tahun 2019.
Cemplus Newsline by KAORI