Pertemuan antara Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe yang diadakan di Bogor pada Minggu (15/1), menghasilkan sejumlah kerja sama di bidang ekonomi. Pembahasan mengenai proyek kereta cepat antara Jakarta – Surabaya yang rencananya akan digarap investor asal Jepang juga tak luput dalam pertemuan ini.

Dilansir dari Tempo, proyek yang tengah dibahas pada pertemuan antara dua negara ini meliputi rencana kesepakatan Pelabuhan Patimban, pengembangan blok Masela, serta diskusi awal mengenai proyek kereta cepat Jakarta – Surabaya.

Kereta cepat Jepang. (KAORI Newsline / Kevin W)

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Jepang telah diminta untuk menggarap proyek kereta semi cepat oleh Pemerintah Indonesia. Proyek ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Indonesia – Jepang yang telah disepakati oleh Presiden Joko Widodo dengan PM Shinzo Abe pada pertemuan yang diadakan pada 2016.

Baca Juga: Jepang Diminta Garap Proyek KA Agak Cepat ke Surabaya

Namun, proyek ini terancam gagal akibat kenaikan biaya pembangunan hingga 4 kali lipat dari proyeksi awal. Hal ini karena banyaknya upgrade yang harus dilakukan di lintasan saat ini. Selain itu, Menteri Keuangan (MenKeu) RI Sri Mulyani khawatir mengenai pendanaan proyek ini yang ditakutkan akan menambah utang pemerintah. Awalnya, proyek ini akan dibiayai menggunakan pinjaman lunak dari pemerintah Jepang, namun atas dasar kekhawatiran tersebut Sri Mulyani akhirnya meminta agar skema pembiayaannya diubah menjadi kerja sama publik-swasta. Menkeu juga tidak mau pemerintah memberikan jaminan bagi proyek ini, yang bila diberikan akan menghindari pihak swasta dari kebangkrutan bila sewaktu-waktu pembangunan proyek ini kolaps. Untuk itulah diskusi awal mengenai proyek kereta semi cepat ini dibahas pada pertemuan kedua pimpinan negara tersebut.

Baca Juga: Biaya Melambung, Jepang Ragu Membangun KA Agak Cepat Surabaya

Ada sebuah opsi yang tengah dipertimbangkan oleh kedua negara yaitu revitalisasi dari kereta semi cepat menjadi kereta cepat. Bila opsi kereta cepat yang dipilih, maka jalur akan dibuat layang dan tidak menggunakan jalur yang sudah ada (existing). Namun, hal ini tentunya akan membuat nilai investasi proyek ini akan melonjak jauh dibanding proyek kereta semi cepat.

Selain membahas proyek kereta cepat, Presiden Joko Widodo juga meminta Jepang untuk dapat mempertimbangkan konektivitas udara dengan membuka jalur penerbangan Garuda untuk rute Jakarta – Los Angeles via Tokyo. Sementara PM Shinzo Abe mengatakan pihaknya sepakat memperdalam kerja sama di berbagai bidang dan meningkatkan kemitraan strategis antara kedua negara yang saling berbagi nilai-nilai dasar dan kepentingan strategis.

Cemplus Newsline by KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses