Setiap tahunnya industri anime Jepang banyak mengangkat berbagai kisah dan tema berbeda yang dituangkan ke dalam seri anime dan juga animasi layar lebar. Di tengah-tengah banyaknya anime dengan tema romansa dan perjuangan di dunia lain, satu hal yang cukup menarik dari tren di industri anime Jepang adalah maraknya anime yang mengangkat tema kehidupan alam liar. Mulai dari Kemono Friends, hingga Centaur no Nayami, hadirnya beragam fauna dalam seri anime seakan menjadi salah satu tren tersendiri.
Salah satu anime yang tayang di musim panas tahun 2017, Nora to Oujo to Noraneko Heart atau yang sering disingkat sebagai Nora Neko juga ikut serta dalam tren menampilkan sosok satwa dalam format anime. Pada episode ke-6, anime singkat berdurasi 3 menit ini menghadirkan kambing. Namun tidak seperti Kemono Friends maupun Centaur no Nayami yang menghadirkan hewan dalam bentuk karakter anime, episode ke-6 anime Nora Neko menampilkan kambing sungguhan dengan disuarakan oleh para pengisi suara karakter perempuan di anime ini.

Bagaimanakah perpaduan tema fauna dalam anime singkat ini? Berikut ini adalah ulasan dalam bentuk komentar singkat dari para staf KAORI Nusantara yang menyaksikan betapa hebatnya episode 6 anime Nora to Oujo to Noraneko Heart:
Mogumogu…mogumogu… (Hamdan Maulana/CEO KAORI Nusantara)
Kambing-kambing menginvasi anime. Sepertinya bukan hal baru ada penampakan hewan dalam anime, tapi kali ini di episode 6 Nora Neko, kita disuguhkan rekaman tingkah laku para kambing yang lucu dan menggemaskan. Apalagi kambingnya bersuara moe ala anime ?? Layaknya kumpulan monyet dan hewan-hewan lain yang bersenda gurau dalam acara Spontan Uhuy, tayangan Nora Neko kali ini benar-benar lucu dan menghibur. Nomnomnom ??(Goldy Ventura/KAORI Newsline)


Saya pikir sejak insiden “Endless Loop”-nya Melachonly of Suzumiya Haruhi, tidak akan pernah ada lagi umat manusia yang hendak membuat kekonyolan seperti itu. Tapi zaman berkembang, dan sekarang muncullah episode legendaris ini. Benar-benar semuanya hanya kambing, ya, kambing kawan-kawan sekalian! Hewan vertebrata yang masih memiliki kekerabatan dengan gibas yang menggantikan Ismail untuk disembelih oleh ayahnya sendiri, Nabi Ibrahim. Saya sempat berpikir bahwa akan ada muncul satu orang manusia di episode ini, tapi menunggu sampai lagu penutup selesai, pun yang muncul memang hanya kambing. Namun sidang pembaca yang terhormat, janganlah hal ini membuat kita sekalian mencela pihak-pihak yang telah mensukseskan tersiarnya episode ini. Marilah kita ber-huznudzon, apalagi di bulan Dzulhijjah yang termasuk salah satu dari empat bulan Haram ini. Mungkin saja si penulis naskah episode sedang mempraktikkan kata-kata mutiara dari Spongebob: “Yang kau butuhkan hanyalah sebuah kotak, dan imajinasi.” Mungkin juga studio animasi yang membuat benda ini sedang ingin ikut bergembira merayakan hari raya Idul Adha. Meskipun akan sangat menggembirakan apabila kita semua dapat mengetahui mengapa kambing-kambing ini muncul di episode keenam, sayangnya, pikiran sejati penulis naskah episode ini, hanyalah dia dan Tuhan Yang Maha Esa yang tahu. (Razif Kurniawan/The Indonesian Anime Times)
NoraNeko… Hmm…. bisa dibilang anime ini termasuk salah satu seri anime yang tidak tertangkap “radar” saya. Diadaptasi dari sebuah judul novel visual, plot yang disajikan tidak njelimet dan neko-neko (uhuk…). Meskipun begitu, episode ke-6 anime ini banting setir dengan menyajikan sesuatu yang berbeda. Anda yang mengharapkan kisah ke-random-an Patricia dkk. justru akan disuguhkan dengan tingkah pola para kambing random yang disuarakan oleh Patricia dkk. Rasanya seperti menonton salah satu segmen Spontan (atau video Monyet Seblay-nya Fluxcup) dengan rasa lebih moe. Terasa random? Memang. Tetapi bagi Anda yang pernah tumbuh bersama Spontan atau sekarang menjadi fans berat Fluxcup, episode anime random ini dapat memancing tawa Anda. (Tanto Dhaneswara/KAORI Newsline)

400 juta tahun evolusi tetrapoda menemui paripurnanya dalam episode 6 Nora Neko ini. Episode ini mengantarkan kita pada kesyahduan yang hakiki dari mengamati organisme yang memamah makanan dan bersantai pada keempat tungkainya. Memang bukan episode yang sugoooi (seperti Symphogear biasanya), tapi tetap sangat tanoshiii. (Halimun Muhammad/The Indonesian Anime Times)
Nora Neko episode 6 adalah titik puncak dari kreativitas umat manusia di belahan Asia Timur sana dalam mengemas produk hiburan animasi yang kreatif dan menampilkan semangat post-modernistic. Berbeda dengan anime kebanyakan, episode 6 dari Nora Neko ini mampu menghadirkan nuansa yang natural, dengan penggambaran natural, dan pendekatan yang sangat natural. Penonton hanya perlu mengikuti sekilas episode 1 dan langsung loncat ke episode ini untuk menikmati produk hiburan asal Asia Timur di era informatika. Nora Neko episode 6 ini sangat mengingatkan saya akan tayangan produk gagal hiburan di era informatika berjudul Monyet Seblay karya Fluxcup, bisa jadi tim kreatif anime ini memang pernah memakan buah Marula. (Rafly Nugroho/KAORI Newsline)
Pada awalnya saya menyangka akan menonton film dokumentasi sebuah peternakan yang berisikan para kambing, tapi kemudian saya tersadarkan bahwa ini adalah episode ke 6 dari anime Nora Neko. Saya pun membayangkan mungkin seperti inilah perasaan para kambing-kambing di perternakan mereka berada, sebelum mereka harus dibawa pergi ke ibukota untuk dikorbankan. Suara Patricia dan kawan-kawan dalam wujud kambing, cukup sukses membuat saya ingin menyelamatkan para kambing para hari idul Adha. Bagaimana tidak ? Saya tidak mungkin tega untuk mengorbankan para kambing dengan suara imut seperti itu! Alih-alih dikorbankan untuk idul adha, saya lebih memilih merubah para kambing imut tersebut menjadi seorang gadis cantik, atau mungkin menjadi sosok furry (?) dan menghabiskan waktu bersama mereka sampai ajal menjemput. Akhir kata, selamat Hari Raya Idul Adha, Mogumogu Mogumogu. (Ahmad Faisal/KAORI Newsline)

Pertama kali saya melihat gambar dari Nora Neko, saya mengira bahwa gambarnya berasal dari Teekyu. Ternyata bukan. Saya berasumsi kenapa episode 6 mereka memutuskan untuk menayangkan video kambing mungkin bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu hari lebaran haji alias Idul Qurban. Walaupun daging kambing lebih lezat, saya lebih menyarankan anda untuk berkurban sapi karena secara rasio rupiah-daging sapi menghasilkan lebih banyak daging yang dapat disedekahkan. Kembali ke topik kambing di Nora Neko, video kambing dengan voice acting ini adalah sebuah penyejuk di hirukpikuk kehidupan dan oase di tengah gurun drama sosial media. (Naufal B Pawenang/KAORI Newsline)
Episode 6 Nora Neko yang tergolong nyeleneh dengan menghadirkan kambing secara durasi penuh menjadi suatu pembaharuan yang ter-edgy yang hadir pada musim panas tahun ini (tanpa perlu menambah embel – embel “spesial episode” dan segala macam ketek bengeknya ). Secara pribadi, saya tidak berekspentasi berlebih terhadap kambing – kambing dengan suara yang mengemaskan ini, sampai tertuju kepada percakapan anomali kehidupan sebagai manusia yang disampaikan oleh kambing – kambing. Sungguh sangat ironi jika hal ini menjadi suatu kenyataan, Akhir kata, mengambil quote dari buku kontrovesial Madilog “Kita manusia, memang hewan yang ingin tahu. Curious, niewsgiering. – Tan Malaka” untuk mengingatkan kembali hakikatnya sebagai seorang manusia. (R Ikhsan Nur Akbar/KAORI Newsline)
Cara Membuat Sate Kambing Empuk Bumbu Kecap
Potong daging kambing kecil-kecil. Haluskan bumbu-bumbu seperti bawang putih, ketumbar, kemiri, gula merah dan garam. Rendam daging kambing dengan bumbu tersebut. Langkah ini hanya optional, beberapa orang lebih menyukai membakar daging kambing tanpa bumbu tambahan. Tusuk daging kambing dengan tusuk dari bambu (tusuk sate), yang harus diperhatikan dalam setiap satu tusukan jangan terlalu rapat karena akan mempengarui proses pembakaran. Bakar sate sampai matang dengan sesekali diolesi kecap manis namun jangan terlalu banyak karena akan membuat daging gosong. Iris cabai dan bawang merah tipis-tipis lalu campur dengan kecap manis. Sajikan Sate Kambing dengan bumbu kecap tersebut (Shofa Pranata/KAORI Newsline)
KAORI Newsline | Dirangkum oleh tim KAORI Nusantara