Siang itu, di hari Rabu jelang penghujung bulan Maret adalah saat di mana salah satu staf kami bertemu dengan hal yang tak bisa terlupakan begitu saja. Di penghujung sisi peron stasiun Lenteng Agung, sosoknya terlihat tengah tertidur dengan pulasnya. Seekor kucing liar dengan balutan warna hitam dan putih yang menjadi pemandangan bak oase di tengah huru hara kesibukan manusia yang berpergian mengejar tujuannya masing-masing dari stasiun yang terletak di bilangan Jakarta Selatan tersebut.
Tidak lama setelah adzan Dzuhur berkumandang, tepat pada pukul 12.15 WIB adalah saat di mana salah satu staf kami menemui kucing tersebut. Dengan damainya kucing itu terlihat tertidur tepat di sebelah musala stasiun Lenteng Agung. Lelapnya tidur si kucing dapat terasa dengan jelas saat staf kami menaruh alas kakinya untuk mengambil air wudhu tepat di sebelah kucing tersebut namun ia masih tetap tak beranjak dari perjalanan penuh petualangan di alam mimpinya.
Salam ke kanan dan kiri akhirnya mengakhiri rangkaian empat rakaat shalat yang dijalani oleh staf kami di stasiun tersebut. Lepas doa dan segala peribadatan dipanjatkan staf kami kembali untuk mengambil alas kakinya di rak yang berada tak jauh dari tempat kucing tadi tertidur. Masih seperti sebelumnya mamalia yang berasal dari genus Felis ini tetap terlelap dalam tidurnya.

Menurut keterangan AK, salah seorang penumpang moda transportasi KRL Commuterline yang sehari-hari naik kereta dari stasiun tersebut kucing tersebut memang selalu terlihat di sana. “Hampir setiap hari saat saya pergi menuju tempat kerja dari stasiun Lenteng Agung ini, kucing tersebut selalu ada di sini. Biasanya ia terlihat berjalan di sekitar gate tempat penumpang tap in, namun memang seringkali kucing ini terlihat tertidur di depan musala ini.” ujar AK yang pada saat itu hendak menemui salah satu klien bisnisnya di bilangan Sudirman.
“Mungkin sudah seperti penjaga sandal ya” ungkap AK ketika menggambarkan apa saja kebiasaan yang dilakukan kucing tersebut di stasiun Lenteng Agung. Persis seperti apa yang dituturkan oleh AK, di hari itu kucing tersebut memang terlihat seakan menjaga rak penitipan alas kaki musala. Meski terlelap dalam tidurnya namun ia berusaha sekuat tenaga agar para manusia bisa beribadah dengan tenang tanpa mengkhawatirkan alas kakinya di luar.
“Di Stasiun ini memang kucing ini saja yang lumayan sering terlihat, namun terkadang ada beberapa kucing lain yang lebih kecil darinya terlihat berlarian di dekat pintu masuk stasiun Lenteng Agung.” tutur AK menjelaskan. Saat staf kami bertanya apakah kucing tersebut punya nama, AK menjawab bahwa ia tidak tahu siapa nama kucing tersebut, pun staf penjaga stasiun tak memberinya nama khusus. Menurut AK biarlah kucing tersebut dipanggil dengan nama masing-masing penumpang yang berkesempatan bertemu dengannya karena bagaimanapun ia adalah seekor kucing liar yang merdeka, tidak terikat oleh simbol kepemilikan seperti nama maupun kalung dan ikat rantai. “Semua boleh kok bermain dengan kucing ini di sini, karena kucing ini sudah seperti penjaga stasiun dan para penumpang di stasiun Lenteng Agung ini.” ucap AK.
Satwa Nusantara by KAORI Newsline | Berita Satu April Dua Ribu Tujuh Belas