Identitas karakter “trap” dibangun dari penanda-penanda cara berpakaian dan perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan kelamin yang semestinya. Berbicara soal perilaku, kita dapat menengok kembali bahasan mengenai “Camp” sebagai bentuk alternatif ekspresi identitas “lelaki.” Menurut Susan Sontag (1964: 54), “ciri Camp bukanlah pada keindahan, tapi pada karakteristik kepura-puraan dan dibuat-buat.” Penekanan Sontag pada karakteristik dibuat-buat itu bisa membantu kita untuk memahami “trap” sebagai sosok virtual, yang seringkali berasal dari karakter-karakter fiktif di media dari Jepang.

Istilah “trap” mulai menjadi populer melalui pengalaman komunitas 4chan dengan selebriti “trap” Bailey Jay. Sebelum era Internet, di masyarakat telah ada stigma terhadap kaum trans yang dicurigai “menjebak” orang lain kepada aktivitas homoseksual. Tapi dalam kasus Bailey dan 4chan, kata “trap” memiliki pemaknaan yang berbeda. Pembahasan “trap” di sini lebih berkisar pada kebingungan mengenai gender dari sosok “trap” itu, dan membuat orang lain terus merasa penasaran. Dalam permainan ini, “trap” tidak menjadi label yang mengindikasikan niat buruk yang menjadi ancaman bagi lelaki heteronormatif. Sesungguhnya, anggota komunitas 4chan sendiri lah yang “menjebak” diri mereka sendiri. Saat seseorang merasakan hasrat pada karakter yang gendernya ternyata berbeda dari yang diduga, ia berada pada posisi di mana seksualitas dirinya terbuka pada kebimbangan. “Trap” adalah sosok yang menimbulkan pertanyaan, bukan jawaban.

© Dicca Suemitsu · Ichijinsha

Manga dengan konten yang berhubungan dengan “trap” menyajikan hal demikian. Dalam manga Reversible!, Shuu Kaido dipaksa bersekolah di sekolah khusus putra di mana setengah siswanya harus berpakaian seperti perempuan (bergantian dengan setengah siswa yang lainnya) agar memahami bagaimana rasanya menjadi perempuan. Bab-bab awalnya menggambarkan reaksi yang serupa dengan reaksi pengguna 4chan terhadap crossdressing saat Bailey secara bergantian memainkan perilaku-perilaku penanda identitas lelaki dan perempuan. Shuu kemudian merasakan hasrat pada salah satu “trap” di sekolahnya, dan menjalin hubungan yang berpijak pada kebingungan itu. Bailey dan karakter “trap” dalam manga dan anime hadir dalam ruang yang jelas-jelas tidak nyata. Bailey membangun identitasnya melalui message board di Internet dan dengan menghadiri event yang menyediakan ruang “virtual” untuk ekspresi diri. Demikian pula, identitas “trap” adalah pemaknaan yang menunjukkan reaksi pembaca terhadap karakter dalam ranah fantasi, sebagaimana halnya dengan “waifu.”

Karakter “trap,” yang secara gamblang hanya merupakan fiksi, mengusik kestabilan identitas seksual lelaki hetero yang tertarik pada karakter tersebut. Saat merasakan hasrat pada karakter yang ternyata lelaki, si penonton lelaki terpaksa mempertanyakan kembali asumsi-asumsi mereka mengenai bagaimana seharusnya penampilan dan perilaku lelaki dan perempuan. Kekhawatiran lelaki hetero akan dikira “gay” pada dasarnya bisa dianggap homofobik. Sebagaimana dikatakan Judith Butler, “Terkadang ambiguitas gender berlaku untuk mengelakkan praktek seksual yang lain dari kebiasaan dan melindungi seksualitas yang dianggap wajar.” Upaya untuk mengelakkan dugaan bahwa “trap” itu gay menunjukkan bahwa pembaca genre “trap” ingin menikmati ekspresi seksual yang lain dari kebiasaan dengan membungkusnya dengan norma yang dianggap wajar. Tapi tidak adanya konsensus yang pasti mengenai seksualitas dari menyukai karakter “trap” menunjukkan bahwa penggemar sebenarnya mengakui bahwa mereka sedikit menyimpang dari “kewajaran.” Apa yang mereka takutkan – dan ini bukan fobia karena sifatnya rasional, – adalah rubuhnya persepsi mengenai diri sendiri yang mereka yakini. Mereka merasa rancu karena kesukaan mereka terhadap “trap” tidak nyambung dengan identitas seksual pribadi mereka.

Menurut saya, inilah yang salah dipahami oleh penulis komik Alexis Sergio dalam artikelnya yang menghujat genre “trap.” Yang dia permasalahkan adalah bagaimana ia merasa bahwa karakter trap sering kali menjadi objek dari lawakan. Memang betul bahwa “trap” selalu digunakan untuk suatu jenis komedi. Tapi komedinya adalah suatu bentuk dari anime sebagai matsuri, atau mode karnaval ala Bakhtin sebagaimana dijelaskan oleh Susan Napier (2005: 13). Dalam matsuri, relasi kuasa dijadikan rancu dalam kebingungan. Mengikuti pendapat Judith Butler mengenai crossdressing (1990: 174), kita dapat mengatakan bahwa “trap” adalah semacam karakter “pandir” yang menertawakan kenormalan orang-orang di sekitar mereka; menertawakan pandangan mengenai identitas gender sejati yang meyakini bahwa penampilan atau perilaku tertentu hanya sesuai untuk salah satu gender.

© Wataru Watari · Shogakukan / Yahari Kono Seisaku Iinkai wa Machigatteiru. Zoku

Kalau kita melihat karakter Saika Totsuka di Oregairu, status “trap”-nya seringkali ditonjolkan dengan penggunaan latar “sparkly” yang biasanya digunakan untuk mengiringi penampakan citra feminin yang berlebihan, atau untuk adegan fanservice. Tapi objek lawakan sebenarnya di situ adalah Hachiman sendiri, si tokoh utama “normal” yang pikiran bingungnya terbuka pada penonton. Sementara Saika sebagai karakter “trap,” merupakan subjek yang memainkan lawakannya terhadap kebingungan Hachiman. Adegan itu tidak akan menjadi komedi kalau bukan karena reaksi Hachiman terhadap tingkah laku Saika yang seperti tidak nyambung dengan identitas gendernya. Sementara Saika justru menjadi sangat moe, kita bisa jadi merasa ingin melindungi Saika dan sekaligus merasa seolah-olah menjadi Saika. Di sisi lain Hachiman menjadi bahan tertawaan kita – dia tidak terbiasa menghadapi asumsi-asumsinya tentang peran gender yang normal dibuyarkan, tetapi kita juga masih bisa memahami kebingungan yang ia rasakan. Dia “terjebak,” sebagaimana pengguna 4chan saat menanggapi Bailey Jay, dan itu adalah urusannya Hachiman sendiri, bukan salah Saika.

Halaman selanjutnya: menjaga batasan antara fiksi dan kenyataan

2 KOMENTAR

  1. Kalo ane ngelihat trap lebih kearah crossdress daripada gay, gay lebih ke dorongan seksual yang “berbeda”, kalo trap pada umumnya dan mungkin kebanyakan “terjebak” pada penampilan, sifat dan efek (feminim). Misal ini https://vndb.org/v15653, awalnya geli tapi terkadang buat seru2an aja dan ternyata manis juga si trap wkwkw.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses