Wawancara Dengan Ustadz Kirito: Berdakwah Dengan Anime

1
wawancara ustadz kirito

Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Hal ini juga yang menjadikan mayoritas penonton anime di Indonesia juga beragam Islam. Meskipun begitu, sebagian orang menganggap bahwa anime memiliki banyak hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Orang yang menonton anime pun sering dianggap sebagai orang yang kurang taat beragama. Namun, Ustadz Kirito muncul di dunia maya untuk memperkenalkan ajaran Islam lewat karakter utama Sword Art Online, Kirito, yang diubah menjadi seorang ustaz. Bagaimana kiprahnya dalam menjalani dunia ini? Simak wawancara kami dengan pengelola fanspage Ustadz Kirito.

Assalamu’alaikum, bisa perkenalkan kepada kami siapakah Ustadz Kirito?

Wa’alaikumussalam, Ustadz Kirito adalah parodi dari Kirito, tokoh utama seri Sword Art Online (SAO) yang dijadikan tokoh ustaz. Dia muncul di halaman Facebook dengan nama Ustadz Kirito

Apa tujuan dibuatnya fanspage ini? Siapa saja orang yang hendak Anda sasar?

Tujuannya adalah untuk berbagi ilmu dan motivasi yang Islami, menampilkan sosok Islam yang indah, damai, maju, mencerahkan, mencerdaskan, juga untuk mendinginkan suasana dunia maya yang semakin lama semakin panas & penuh permusuhan. Intinya adalah berdakwah. Sasaran utamanya adalah anak muda terutama pecinta anime.

Bagaimana awal mulanya fanspage ini terbentuk?

Saya pernah punya fanspage yang isi dan temanya hampir sama dengan Ustadz Kirito ini. Tapi karena tidak adanya tokoh yang menjadi ciri khas, fanspage itu jadi terasa kurang greget. Saya pun mencoba untuk memunculkan tokoh yang bisa jadi ikon. Suatu ketika saya jadikan Kirito sebagai ustaz. Ternyata cocok. Lalu saya sering memakai dia di postingan saya.  Selanjutnya saya mencoba membuat fanspage khusus yang berisi Kirito versi ustaz. Maka terbentuklah fanspage Ustadz Kirito ini.

Alhamdulillah sudah sekitar empat tahun fanspage ini eksis. Ini juga berkat motivasi dari ustaz saya. Dulu beliau di pesantren pernah menjelaskan tentang hal hal yang akan kita pertangungawabkan di akhirat nanti. Salah satunya adalah untuk apa ilmu yang kita miliki. Apakah ilmu kita bermanfaat bagi orang lain? Nah, karena penjelasan ustaz tadi saya berfikir, ilmu apa yang saya punya? Selain ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah dan pesantren, yang saya ketahui adalah sedikit ilmu komputer terutama desain grafis, anime, dan pembuatan meme. Saya pun berfikir, bagaimana caranya agar ilmu-ilmu saya bermanfaat? Maka fanspage inilah wujud dari pertanggungjawaban saya atas ilmu yang saya miliki.

Apa alasan Anda menggunakan tokoh Kirito?

Ini pertanyaan yang sangat sering ditanyakan dan baru kali ini saya menjawabnya. Kenapa harus Kirito yang jadi ustaz? Dia kan playboy? Kenapa bukan Naruto saja yang jago kultum? Kenapa bukan Sakamoto yang tidak pernah main cewek? Kenapa bukan Kaneki? Kenapa bukan… dan masih banyak lainnya. Sebenarnya saya tidak sengaja memilih Kirito untuk dijadikan tokoh ustaz. Awalnya, saya melihat di salah satu scene SAO, Kirito sedang mengobrol dengan Asuna. Di situ Kirito menunjukkan berbagai macam ekspresi wajah yang unik. Saya pun menangkap setiap ekspresinya untuk dijadikan bahan meme. Suatu ketika saya coba mengedit gambar Kirito, saya beri atribut ustadz untuk diposting di salah satu fanspage saya. Ternyata saya pikir dari segi tampilan dia cocok jadi ustadz. Selain itu, karakernya yang cerdas, cool, dan berwibawa juga mendukung. Maka, terbentuklah fanspage ini. Setelah ada pembaca yang protes, mengapa harus Kirito yang jadi ustaz, baru saya menyadari bahwa sifat asli Kirito yang playboy kurang pas untuk dijadikan ustaz. Tapi saya rasa itu bukan masalah.

Tulisan dan gambar seperti apa yang biasanya Anda post di fanspage Ustadz Kirito? Dan biasanya seberapa sering Anda posting di fanspage ini?

Di fanspage ini saya mem-posting apapun yang sekiranya bermanfaat terutama yang berhubungan dengan ilmu agama. Saya hampir selalu memakai gambar Kirito, entah berkostum ustaz atau bukan. Mengenai frekuensi posting, saya tidak terlalu sering melakukannya. Maksimal seminggu dua kali. Selain karena saya harus berhati-hati dalam membuat konten, kegiatan di dunia nyata seringkali membuat saya kesulitan untuk sering posting.

Anime, dalam beberapa hal dan bagi sebagian orang, memiliki ketidaksesuaian dengan ajaran Islam, lalu mengapa Anda menggunakan Kirito sebagai cara anda menyampaikan dakwah Islam?

Benar bahwa anime banyak berisi hal-hal yang tidak sesuai ajaran Islam sehingga wajar jika sebagian orang menganggap aneh menggunakan anime untuk menyampikan dakwah Islam. Namun dalam pandangan saya, inilah cara dakwah yang efektif untuk anak muda terutama bagi kalangan pecinta anime.

Orang Indonesia mayoritas beragama Islam sehingga mayoritas pecinta anime di situ juga beragama Islam. Nah, tingkat kecintaan mereka terhadap anime berbeda antara satu orang dengan yang lain. Pandangan mereka terhadap anime juga berbeda-beda. Ada yang biasa saja, mereka menganggap anime sekedar hiburan, sekedar tontonan untuk refreshing menghilangkan stres, tapi ada juga yang terigla-gila dengan anime. Anime bukan sekedar dijadikan tontonan tapi juga tuntunan, pedoman, inspirasi, dan gaya hidup.

Golongan yang kedua inilah yang berbahaya. Mereka lupa jati diri mereka sebagai muslim dan sebagai warga Indonesia. Mereka lebih sering membaca manga daripada membaca Quran. Lebih sering menonton anime daripada menonton video pengajian. Kalau punya paket internet mereka lebih memilih menghabiskannya untuk mengunduh dua musim anime 720p daripada untuk menonton pengajian di YouTube. Mereka lebih hapal kata-kata bijak tokoh anime daripada kata-kata bijak Nabi mereka sendiri. Mereka lebih memilih menempuh puluhan kilometer demi mendatangi event anime daripada mendatangi tabligh akbar di desa sebelah.  Nah, tentu saja ini tidak bisa dibiarkan. Minimal mereka harus disadarkan agar mengembalikan anime sebagaimana mestinya yaitu sebagai tontonan bukan tuntunan, hiburan sekali-kali bukan makanan sehari-hari. Itu minimal.

Tapi bagaimana caranya? Jangankan pergi ke pengajian, menonton ustaz di YouTube saja tidak pernah. Mengikuti akun ustaz atau kajian Islam juga tidak mau. Bagaimana caranya pesan dakwah mau sampai kepada mereka? Mereka kan minim kemauan belajar agama? Nah, maka cara yang saya lakukan adalah mendatangi mereka dengan wujud yang mereka sukai. Kalo tidak mau mendengarkan ceramah ustaz 3D barangkali kalau ustaz-nya 2D mereka mau.

Inilah yang disebut dakwah ofensif. Dakwah ada 2 macam yaitu dakwah defensif dan dakwah ofensif. Contoh dakwah defensif adalah para kyai di pesantren, guru ngaji di TPQ, atau guru agama di madrasah di mana si pendakwah didatangi objek dakwahnya. Sedangkan dakwah ofensif, si pendakwahlah yang mendatangi objek dakwahnya. Ini cocok diterapkan untuk mendakwahi mereka yang minim motivasi belajar agama sehingga pendakwahlah yang harus “mengalah” dan mendatangi mereka. Itulah yang saya coba lakukan dengan menggunakan Ustadz Kirito ini.

Jadi, kalo ada yang bilang, “Ustaz kok 2D?” atau “Dakwah kok pakai anime?” Saya jawab, “Emang lu mau dengerin ceramah ustaz 3D?”

Artikel ini berlanjut ke halaman selanjutnya.

1 KOMENTAR

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses