Selamat Tinggal Budi : Tak Ada Lagi Budi dalam Buku Pelajaran SD

80

ini budi2

Nama Budi mungkin adalah nama yang sangat familiar dalam buku pelajaran Sekolah Dasar di Indonesia. Ya, nama ini memang seringkali dipakai dalam buku-buku pelajaran Sekolah Dasar khususnya pelajaran Bahasa Indonesia. Namun mungkin kini saatnya untuk mengucapkan salam perpisahan pada Si Budi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menghapus sosok nama Budi dan ungkapan yang mengikutinya seperti “Ini Budi”, “Ini Ibu Budi”, atau “Ini Bapak Budi” yang selama ini sudah begitu identik dengan buku pelajaran Sekolah Dasar. Menurutnya anekdot tentang seorang anak bernama Budi ini adalah cerminan pendidikan yang monoton untuk waktu yang cukup lama di Indonesia dan dianggap kurang menyenangkan bagi peserta didik.

Cerita mengenai Budi, Bapak, Ibu, Teman, Kerabat, dan segala relasi yang berhubungan dengannya akan digantikan dengan tokoh baru dalam buku pelajaran SD baru yang masih di bawah Kurikulum 2013. Tokoh baru ini wujud semangat menciptakan bahan ajar yang lebih dekat dan memuat pesan Nasionalisme.

Beberapa karakter baru yang akan diperkenalkan di antaranya ada si Edo yang keriting sebagai cerminan orang Papua, Siti yang berjilbab, Dayu dari Bali, Lani yang keturunan Tionghoa, dan Beni Orang Batak. Tokoh-tokoh tersebut akan hadir mulai dari buku pelajaran kelas 1 hingga 6 SD secara berturut-turut. Untuk SD pada Kurikulum 2013 akan menerapkan metode tematik integratif. Perubahan Kurikulum baru ini dipastikan hampir merombak seluruh sistem pelajaran dan buku SD.

Akhir kata, terima kasih kepada Budi yang telah menemani dan membimbing jutaan anak-anak Indonesia dalam belajar membaca. Dan juga selamat untuk Budi yang akhirnya kini berhasil lulus SD juga setelah bertahun-tahun.

KAORI Newsline | Courtesy of SekolahDasar.Net dan Republika

80 KOMENTAR

  1. nah menteri pendidikan dan kebudayaan bisa mengambil satu langkah lebih jauh lagi, membuat serial anak-anak nasional dengan tokoh edo, siti, dayu, lani dan beni. syukur2 bisa dijadikan kartun maskot

  2. nah menteri pendidikan dan kebudayaan bisa mengambil satu langkah lebih jauh lagi, membuat serial anak-anak nasional dengan tokoh edo, siti, dayu, lani dan beni. syukur2 bisa dijadikan kartun maskot

  3. Suka amat sama ginian, moles jugak covernya doang! sekalian dirombak sistemnya pak, jangan nama aja dimasalahin. eniwe….farewel party for budi

  4. Suka amat sama ginian, moles jugak covernya doang! sekalian dirombak sistemnya pak, jangan nama aja dimasalahin. eniwe….farewel party for budi

  5. menurut gue plan muhammad nuh yang ini ada benernya, biar bangsa kita makin nyatu ga ada pembedaan ras suku atau etnis tertentu, ditanamkan sedari kecil agar kelak jadi manusia cinta kedamaian amin

  6. menurut gue plan muhammad nuh yang ini ada benernya, biar bangsa kita makin nyatu ga ada pembedaan ras suku atau etnis tertentu, ditanamkan sedari kecil agar kelak jadi manusia cinta kedamaian amin

  7. justru si Budi-lah yang sudah mewakili nama anak Indonesia. karena nama Budi tidak mewakili nama satu daerah manapun. Budi adalah seorang anak Indonesia. jadi tidak perlu diganti. yang perlu diganti adalah sistem cara ajar mengajanya. jangan dipaksakan saat anak baru mulai masuk TK sudah diwajibkan mengenal huruf perhuruf. dan memasuki kelas satu sudah harus bisa membaca. itu yang perlu diperhatikan. anak TK kok dipaksakan mengenal huruf perhuruf. namanya juga TK, ya taman kanak-kanak yang tempat bermain. tempat dimana seorang anak mulai bersosialisasi dengan sesama anak-anak. jadi bukannya si Budi dipensiunkan tapi rubahlah sistem ajar mengajarnya. begitu bro ceritanya. hehe….

  8. justru si Budi-lah yang sudah mewakili nama anak Indonesia. karena nama Budi tidak mewakili nama satu daerah manapun. Budi adalah seorang anak Indonesia. jadi tidak perlu diganti. yang perlu diganti adalah sistem cara ajar mengajanya. jangan dipaksakan saat anak baru mulai masuk TK sudah diwajibkan mengenal huruf perhuruf. dan memasuki kelas satu sudah harus bisa membaca. itu yang perlu diperhatikan. anak TK kok dipaksakan mengenal huruf perhuruf. namanya juga TK, ya taman kanak-kanak yang tempat bermain. tempat dimana seorang anak mulai bersosialisasi dengan sesama anak-anak. jadi bukannya si Budi dipensiunkan tapi rubahlah sistem ajar mengajarnya. begitu bro ceritanya. hehe….

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.