
Sebagai salah satu event pop kultur yang terbesar di Asia Tenggara, kehadiran Anime Festival Asia (AFA) merupakan sesuatu yang selalu dinantikan oleh banyak orang. Pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2012 silam, AFA seiring waktu telah menjadi benchmark bagi event-event jejepangan di Indonesia. AFA sendiri juga diadakan di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura sebagai “pusat” dari AFA. Pada 2017, nama event ini pun berganti menjadi C3 AFA karena penyelenggara event ini, Sozo, berkolaborasi dengan Sotsu yang menjadi penyelenggara C3, event anime dan game yang diadakan di Tokyo dan Hongkong.
Naas, perjalanan AFA di Indonesia terpaksa berhenti setelah 7 tahun lamanya. Melalui sebuah postingan video Facebook, pihak AFA mengumumkan bahwa C3 AFA Jakarta 2018 merupakan AFA terakhir yang diselenggarakan di Indonesia. Informasi ini tentu saja membuat banyak penggemar jejepangan di Indonesia terkejut. Tidak sedikit pula yang berspekulasi di akun sosial media masing-masing.
Sebagai media yang telah aktif meliput AFAID sejak 2014, kami dari KAORI Nusantara pun turut merasakan kehilangan AFA dari radar event-event pop kultur bergengsi di Indonesia. Berikut kami kumpulkan komentar-komentar staf kami yang berkesempatan untuk menghadiri perhelatan ini:
Dean Astarada – Staff Media Sosial
“Tanpa mendatangi AFAID saya mungkin tidak mengenal kultur anime, gaming, bahkan mendapat lingkar pertemanan yang luas hingga saat ini. Bisa dibilang, AFAID adalah napak tilas saya dalam mendalami pop culture di Indonesia. 5 kali datang dengan status pengunjung yang berbeda membuat saya mendapat insight dan pengalaman yang bermacam-macam dari perhelatan acara tersebut. Meskipun 3 tahun terakhir perhelatan AFAID kurang menggigit bagi sebagian kalangan, terutama saya sendiri, pada akhirnya saya berterima kasih dengan adanya acara ini. Semoga saja SOZO dapat menghidupkan kembali AFAID ataupun membuat acara yang mirip dengan AFA dalam waktu yang akan datang.”
Ahmad Faisal – News Contributor (KAORI Newsline)
“Saya telah mengenal AFAID sejak tahun pertamanya pada tahun 2012, namun baru pada tahun 2015 saya dapat menghadiri perhelatan akbar tersebut. Sejak saat itu saya tidak pernah absen untuk hadir ke AFAID hingga acara terakhir kemarin. Bagi saya, AFAID merupakan titik awal bagi saya untuk hadir dalam dunia ‘jejepangan’ ini. Sulit rasanya untuk mengatakan tidak memiliki kenangan manis selama AFAID berlangsung. Banyak kenangan manis yang rasanya sulit untuk dituliskan disini, oleh karena itu saya hanya ingin mengucapkan: terima kasih AFAID atas segala kenangan yang telah engkau berikan!”
Halimun Muhammad – Managing Editor (The Indonesian Anime Times)
“AFAID pertama memiliki kesan tersendiri bagi saya, karena di acara itu lah saya pertama kalinya membeli sebuah figure yang masih saya simpan sampai sekarang. Kenangan lainnya adalah saat itu saya salat di sebuah musala di Pasar Mobil Kemayoran, karena tidak menemukan informasi mengenai tempat salat lain yang lebih dekat. Untungnya saat AFAID kembali lagi ke JI Expo di tahun 2015, saya tidak perlu mengulangi lagi pengalaman itu karena ada musala di parkiran dekat lokasi.
AFAID kedua yang diadakan di JCC juga menyimpan kenangan lainnya, sebagai satu-satunya pengalaman saya menonton Kalafina live. Sebenarnya saya awalnya berharap “Hikari no Senritsu” akan menjadi salah satu lagu yang dibawakan, tapi walaupun ternyata lagu tersebut tidak masuk setlist, bisa mendengar suara indah para personil Kalafina membawakan lagu-lagu seperti “Hikari Furu” dan lainnya pun cukup mengharukan untuk membuat saya menangis beberapa kali.”
Nugraha Dwi Angga Putra – Staf (KAORI Newsline)
“AFAID yang berkesan cuma AFAID12, soalnya lineup artist nya bagus dibanding beberapa tahun terakhir”
Naufal Bayuaji Pawenang – News Contributor (KAORI Newsline)
“Kenangan satu-satunya saya di AFA adalah AFA 2017, di mana ternyata 2017 menjadi AFA pertama dan terakhir saya. It was weird. 2017, di AFA dilarang membawa air minum, yang tersedia hanyalah teh dengan perisa dari salah satu sponsor utama. Meminum teh manis tersebut secara konstan selama 3 hari penugasan membuat saya harus memperhatikan kadar gula darah saya dan tiap hari dinas tersebut selesai, saya perlu meminum air putih sebanyak-banyaknya agar kesehatan ginjal saya tidak terganggu. Staf penyelenggara entah kenapa cukup kasar, bahkan saya merasa cukup menganggu perjalanan dinas saya di AFAID.
Bukan berarti banyak hal yang menyebalkan malah membuat AFA tidak menyenangkan. I love Anisong Concert pada tahun itu mengusung fhana dan Akeboshi Rockets, dua grup favorit saya. Selain itu, saya mendapatkan hadiah pertama nomor dua yang berwujud artwork A3 Hakurei Reimu dari Touhou Project karya Tokiame yang katanya harganya mencapai 1 juta rupiah kalau membelinya secara langung. Karya seni tersebut saya beri bingkai dan saya pajang di kantor tempat saya bekerja. Tidak lupa juga saya di tengah penugasan main dingdong/arcade Sound Voltex yang dibawakan oleh BEMANI dan Konami, dan dapat dimainkan secara gratis selama AFA berlangsung.
While it’s just cut short for me, it certainly has its own fun and charm. Sucks for us kita mungkin harus ke negara tetangga untuk menghadiri AFA. But hey, it was certainly fun for the last 6 years of AFAID.”
Zacky Dhaffa Pratama – News Contributor (The Indonesian Anime Times)
“Saya menghadiri AFAID dari tahun 2013 hingga 2017 berturut-turut. Sebagai pengunjung, AFAID telah mempertemukan saya dengan muka-muka baru seperti teman-teman yang saya kenal di dunia maya, dan juga muka-muka lama seperti teman SD saya yang sudah lama tidak saya jumpai kala itu. C3 AFA Jakarta 2017 adalah pengalaman pertama sekaligus terakhir sebagai peliput dari KAORI Nusantara. Melakukan liputan sambil menikmati acaranya itu terasa berbeda dari sebelumnya, lebih menarik dan juga menyenangkan pula.”
pastinya turut menyedihkan mengingatini salah satu event jejepangan yg selalu menarik untuk diikuti, semoga kedepannya afa bisa tetap hadir di indonesia