Geliat Komikus Asing di Jepang

0
Komikus tengah berinteraksi dengan para fans di Tokyo International Comic Festival, ajang bagi para komikus asing untuk berinteraksi dengan fans Jepang | COURTESY OF TOKYO INTERNATIONAL COMIC FESTIVAL

Di Jepang, komik atau disebut juga dengan manga merupakan bisnis besar yang bernilai hingga jutaan yen, lengkap dengan maraknya talenta-talenta komikus, baik tua maupun muda, bahkan hingga dari mancanegara. Salah satunya Fredric Toutlemonde, seorang kartunis amatir asal Prancis yang mengelola Euromanga, sebuah penerbit kecil yang didirikan untuk semakin mengenalkan komik Eropa kepada para pembaca Jepang.

Tentu saja pasar Jepang cukup sulit ditembus bagi komikus asing. Fredric Toutlemonde mengaku bahwa ia awalnya juga mengalami kesulitan untuk memasuki pasar Jepang. Namun ia merasa cukup terbantu berkat adanya sejumlah kesamaan antara industri komik di Eropa dengan di Jepang.

“Jika kau ingin menjual bukumu melalui distributor, kau harus membuka akun bersama mereka. Ini tidaklah muda, karena kau harus menunjukkan bahwa kau cukup kuat secara finansial untuk melakukannya,” aku Toutlemonde kepada The Japan Times. Toutlemonde sendiri mengaku bahwa ia kurang memahami bisnis komik di Jepang ketika pertama kali memasukinya. Karenanya ia menjalin hubungan dengan penerbit lokal, Asuka Shinsha untuk kepentingan distribusi.

Sebagaimana namanya, Euromanga banyak memberi tempat bagi berbagai artis asal Eropa, terutama artis Prancis yang semakin banyak untuk memilih menerbitkan karyanya di Jepang melalui Euromanga selama beberapa tahun terakhir. Prancis sendiri merupakan negara asal Toutlemonde.

Menurut Toutlemonde, produk Euromanga yang paling banyak diminati pasar adalah Blacksad, komik terbitan penerbit Dargaud asal Prancis, yang dibuat oleh artis asal Spanyol, Juan Díaz Canales dan Juanjo Guarnido. Blacksad tercatat telah terjual di Jepang sebanyak 4000 hingga 7000 kopi, sebuah angka penjualan yang cukup besar untuk sebuah komik asing di Jepang. Toutlemonde mengaku bahwa hal yang terpenting baginya adalah memilih komik mana yang ia yakin akan terjual laku di Jepang.

Publik Jepang sendiri cukup mengapresiasi gaya visual dari komikus Eropa, terutama mereka-mereka yang terobsesi untuk mencari sesuatu yang baru. Apalagi banyak komik Eropa yang dirilis dengan format berwarna, dan lebih tipis keetimbang komik Jepang. Toutlemonde sendiri mengakui bahwa komik Eropa tidak memiliki aturan yang baku mengenai masalah art maupun desain. Sementara itu komik Jepang memiliki aturan produksi yang beragam, tergantung dengan genre, umur, hingga jenis kelamin pembacanya. Komik Eropa disebutnya lebih pada kreativitas, sehingga lebih bebas. Sebagai contohnya, editor Prancis tidak akan menerangkan kepada komikus untuk menargetkan pasar gadis 14 – 16 tahun.

6 tahun lalu, Toutlemonde turut meluncurkan Tokyo International Comic Festival (TICF), perhelatan untuk mengenalkan komik asing kepada masyarakat Jepang yang diadakan selama satu hari setiap tahunnya. TICF turut berkolaborasi dengan Comitia, sebuah event doujinshi yang cukup terkemuka di Jepang. TICF sendiri juga terus berkembang setiap tahunnya, di mana ketika dibuka pertamakali pada tahun 2012, TICF hanya diikuti oleh 20 artis, kini berkembang menjadi 100 artis dari 20 negara di seluruh dunia, dan dihadiri hingga 25000 pengunjung pada perhelatan TICF tahun 2017.

“Sejak pertama kali berdiri kami memiliki sesi dialog dan juga artist alley di mana para artis bisa menjual karyanya kepada publik. Setiap tahunnya kami juga terus menambah konten-konten baru seperti live drawing sessions, manga school dan digital workshops,” kata Toutlemonde.

TICF 2018 akan digelar pada 25 November 2018. Selain itu sebuah festival  tembahan juga sempat digelar di Kitakyushu pada 10 November 2018 lalu, di mana saat itu TICF bekerjasama dengan sebuah EO festival popkultur yang ingin menambahkan konten internasional di acaranya. Tentu saja hal itu tidak mudah karena lebih mudah mendatangkan artis ke Tokyo ketimbang Kitakyushu. Namun mereka berhasil membawa 20 artis dari berbagai negara, seperti Mauricio De Sousa dari Brazil, hingga Leiji Matsumoto (“Galaxy Express 999”) dan Yusuke Murata (“One-Punch Man”).

Para artis yang turut berpartisipasi dalam TICF 2018 di antaranya adalah Charlie Adlard (“The Walking Dead”), Kim Jung Gi dari Korea Selatan, dan Tony Valente dari Prancis, yang karyanya Radiant, diadaptasi menjadi anime, dan saat ini tengah ditayangkan di stasiun TV terkemuka Jepang.

Asyiknya Menggambar

Di saat banyak komikus luar Jepang yang terobsesi untuk menembus pasar Jepang hingga menjadi komikus level Shonen Jump, ada juga yang memilih unuk menempuh jalan lain. Salah satunya adalah ilustrator  Adam Pasion. Lahir di California dan kini tinggal di Nagoya, Adam Pasion telah membuat sejumlah ilustrasi hingga komik strip di sejumlah media, termasuk The Japan Times. Pasion juga memiliki majalah tersendiri.

Di kalangan ilustrator, Pasion, 35, lebih dikenal dengan komik diary Sundogs, yang berkisah mengenai kehidupan ekspatriat di Jepang. Ia juga sempat menggalang dana untuk proyek komik antologi berjudul Uzomuzo, sebuah proyek yang bertujuan untuk lebih mempromosikan komik independen dan eksperimental di Jepang, dan juga untuk menjadi jembatan bagi komik Barat dan Jepang.

COURTESY OF COMIC ART TOKYO

2 tahun sebelumnya, Pasion turut bergabung dengan sutradara James Stacey (pemilik Black Hook Press dan Gallery Hakusen di Tokyo) dan penyelenggara acara Aude Luce (yang kini tinggal di Melbourne) dalam meluncurkan acara komik bernama Comic Art Tokyo atau CAT. CAT sendiri adalah festival internasional yang berfokus mengenai pengaruh komik Jepang terhadap budaya global, dan juga untuk memperluas pemahaman budaya komik global di Jepang. Berbagai artis dari dalam dan luar Jepang turut berpartisipasi di CAT ini. Dibandingkan konvensi-konvensi komik besar seperti Comiket, CAT sendiri lebih berfokus ke dalam genre-genre yang masih jarang diekspos seperti komik mini, art zines, komik indie, dll. CAT juga merupakan perhelatan yang berfokus pada komunitas, terutama dengan berbagai workshop interaktif dan diskusi panel dengan ahli-ahli di bidangnya.

Berkolaborasi

Tahun lalu, CAT berkolaborasi dengan TICF. Sejak saat itu, keduanya diselenggarakan di hari yang sama, meski di tempat yang berbeda. Charlie Adlard yang dikenal dalam komik The Walking Dead akan turut hadir di CAT 2018 yang akan diselenggarakan pada 24 November 2018 ini. Selain itu, Duncan Fegredo yang dikenal dalam Hellboy, dan komikus Baron Yoshimoto juga akan hadir di CAT.

Sejumlah artis tampak menggambar bersama | COURTESY OF COMIC ART TOKYO

Meski para bintang tamu tersebut banyak diminati pengun jung, namun Pasion tetap menyebutkan bahwa yang paling ia senangi adalah melihat pertumbuhan komunitas di acaranya, seperti melihat para artis saling menggambar wajah satu sama lain, berbagi ide, dan berkarya bersama-sama.

“Saya sangat senang membuat itu semua. Dan saya yakin CAT telah menginspirasi banyak orang untuk lebih banyak berkarya, dan itu tak ternilai harganya!” kata Pasion.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses