Ulasan Novel Girls in The Dark: Tidak Sesederhana Novel Misteri Biasa

0
© 2014 Rikako Akiyoshi, Penerbit Haru.

Sekilas, novel ini terlihat seperti sebuah novel misteri pada umumnya di mana para tokoh berusaha mengungkapkan misteri kematian salah satu teman mereka. Didukung dengan sampul yang menawan, novel ini menawarkan sebuah kisah gelap dan mengerikan yang dirangkum dalam 282 halaman.

Girls in The Dark (Ankoku Joshi) bercerita mengenai Klub Sastra di SMA Putri Santa Maria yang dipimpin oleh Itsumi Shiraishi. Suatu hari Itsumi ditemukan mati setelah terjatuh dari beranda sekolah. Sayuri Sumikawa, sahabat Itsumi sekaligus Wakil Ketua Klub Sastra menggunakan malam yami-nabe Klub Sastra sebagai acara untuk mengenang dan memecahkan misteri tentang kematian Itsumi. Cerita novel Girls in The Dark berfokus pada anggota Klub Sastra yang dicurigai sebagai penyebab kematian Itsumi. Rikako Akiyoshi meramunya ke dalam enam buah cerita pendek di mana setiap cerita menggambarkan sudut pandang dari tiap tokoh.

Ulasan

Penulis sangat kagum dengan cara Rikako Akiyoshi mengeksekusi keenam cerita pendek dengan sudut pandang yang berbeda menjadi sebuah satu kesatuan yang menarik. Cara Rikako Akiyoshi yang menyembunyikan keping-keping petunjuk dalam keenam cerita itu menjadikan pembaca harus jeli dan mau tidak mau ikut berpikir dan menebak siapa sebenarnya otak dari kematian Itsumi. Struktur keenam cerita pendek itu bisa dibilang sederhana. Semuanya diawali dengan memuja tokoh Itsumi, lalu menganalisis kejadian dan interaksi Itsumi selama hidup sebelum kematiannya, lalu pada akhirnya memberikan konklusi berupa tuduhan terhadap tokoh yang menurutnya merupakan otak dari kematian Itsumi.

Karena semua cerita pendeknya menggunakan sudut pandang orang pertama, maka bisa dibilang kebenaran yang tertulis dalam keenam cerita pendek tersebut merupakan kebenaran yang dipahami setiap tokoh. Mereka seolah berusaha berkata “aku bukan pelakunya!” sambil menuntun pembaca pada tokoh yang menurut mereka adalah pelaku sebenarnya. Tapi Girls in The Dark tidak sesederhana novel misteri lain di mana Si A adalah penjahat dan Si B adalah orang yang memecahkan misterinya. Setiap naskah sedikit banyak mencerminkan karakter setiap tokoh. Ada yang polos, terang-terangan, mendamba, dan ada yang berusaha berpikir logis. Akan tetapi setiap naskah tak ubahnya seperti topeng yang dipakai pemeran drama sebagai lakon mereka di atas panggung. Mereka berusaha menutupi karakter mereka yang sesungguhnya, menuntun pembaca dalam sebuah kebenaran semu untuk mendistraksi perhatian pembaca dari kejadian dan otak yang sebenarnya.

Penggambaran karakter setiap tokoh benar-benar luar biasa, dengan kompleksitas masing-masing yang membuat mereka terasa lebih “hidup”. Mereka bukan tokoh yang sempurna, ada sisi gelap yang diungkapkan mengenai setiap tokoh, terutama tokoh Itsumi yang digambarkan sejak awal sebagai sosok idola yang sempurna tapi justru menyimpan kebusukan paling jahat yang bisa terpikirkan oleh pembaca.

Kesimpulan

Girls in The Dark mungkin adalah novel pertama yang membuat penulis tidak merasakan simpati pada para tokohnya, tetapi justru menyumpahi mereka dengan sumpah serapah. Begitu banyak twist yang ditanamkan Rikako Akiyoshi dalam karyanya kali ini sehingga membuat penulis harus menarik napas untuk meredam rasa kesal sekaligus kagum dengan eksekusinya. Rikako Akiyoshi sukses memberikan cerminan mengenai pertemanan yang terlihat baik-baik saja dan menjadi “friendship goals” yang ternyata merupakan sebuah lingkaran pertemanan yang berbahaya dan mematikan, dipenuhi rasa iri dan pengkhianatan satu sama lain.

Kelemahan dari novel ini adalah penggunaan bahasanya yang kaku dan formal sehingga membuat novel ini terkesan sulit untuk dicerna oleh remaja yang menjadi target pembacanya. Selain itu, di salah satu cerpen yang dibuat tokoh Diana Detcheva, terdapat kesalahan ketik berupa tidak konsistennya kata ganti tokoh Diana. Sebagian menggunakan kata “aku”, sebagian lagi menggunakan kata “saya”. Hal ini cukup mengecewakan bagi penulis di mana novel ini sudah beberapa kali dicetak ulang namun hal ini belum diperbaiki. Sebagai sebuah novel terjemahan, Andry Setiawan selaku penerjemah bekerja dengan sangat baik untuk membuat cerita berjalan dengan baik meski bahasa yang digunakan lebih kaku dan formal dibandingkan dengan novel remaja kebanyakan.

Novel Girls in The Dark telah diterbitkan oleh Penerbit Haru pada tahun 2014 yang lalu, dengan terjemahan berbahasa Indonesia dikerjakan oleh Andry Setiawan.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses