Setelah 30 tahun kepemimpinan kaisar Akihito, akhirnya pemerintahan Jepang mengumumkan nama periode kekaisaran baru pada Senin, 1 April 2019 lalu. Periode ini akan dimulai pada 1 Mei 2029 mendatang. Momen ini bertepatan dengan naiknya takhta krisantimum putra mahkota Naruhito, menggantikan ayahnya kaisar Akihito yang mengundurkan diri.
Era ini akan menggantikan era Heisei yang telah berjalan sejak tanggal 8 Januari 1989, sehari setelah Kaisar Hirohito yang memimpin era ‘Showa’ wafat pada 7 Januari 1989.
Dikutip dari Japan Times, kepala sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengumumkan pada jam 11.30 waktu setempat bahwa nama ‘Reiwa’ dipilih untuk menggantikan periode Heisei.
Berdiri sembari menunjukkan kaligrafi yang terdiri dari dua buah huruf Kanji dari nama periode berikutnya, Suga mengumumkan bahwa nama era Reiwa diformulasikan berdasarkan kumpulan puisi dari ‘Manyoshu’, kompilasi puisi tertua yang dimiliki Jepang. Karakter pertama melambangkan “Keberuntungan” dan karakter kedua melambangkan “perdamaian” atau “harmoni”.
Era Reiwa akan menjadi era ke-248 dalam sejarah Jepang, yang telah mengadopsi gaya Tiongkok untuk menandakan tahun sejak 645. Dahulu, kaisar Jepang mengganti nama era di tengah masa kepemimpinan setelah terjadi suatu bencana untuk menandai sebuah awal yang baru. Namun akhir-akhir ini, nama sebuah era bertahan sepanjang masa kepemimpinan seorang kaisar.
Tidak hanya menandakan periode kepemimpinan seorang kaisar, nama era tersebut juga digunakan dalam sistem kalender jepang. Walaupun penggunaan tahun Masehi sudah mulai digunakan secara meluas, sistem penanggalan ini digunakan dalam dokumen pemerintahan, koran, dan kalender komersial.
KAORI Newsline | Sumber: Japan Times