Setelah sebelumnya menjadi perbincangan bagaimana nasib 10 set Shinkansen yang terendam banjir di Dipo Nagano ketika Badai Hagibis menerpa Jepang, akhirnya rangkaiam tersebut menemui titik akhir. Operator kereta api bagian timur Jepang, JR East, mengumumkan akan menghancurkan 8 set kereta Shinkansen seri E7 yang sempat terendam di depo Nagano. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh CEO JR East, Yuji Fukasawa pada Rabu (6/11).
Dari total 10 set yang terendam, 8 set adalah milik JR East dan 2 set lainnya adalah milik operator kereta api bagian barat Jepang, JR West. Senada dengan JR East, JR West sendiri menyatakan bahwa set tersebut sudah “tidak dapat dioperasikan” sehingga juga akan dihancurkan.
Hal ini terjadi akibat rusaknya tanggul Sungai Chikuma yang melewati Kota Nagano pada 13 Oktober lalu akibat terpaan Badai Hagibis. Akibatnya, banjir menerjang kota dan Dipo Kereta Shinkansen Nagano yang terletak tidak jauh dari sungai tersebut. Kejadian banjirnya depo ini merupakan kali pertama sejak Shinkansen beroperasi pada tahun 1964 lalu. Dampaknya, 10 set kereta yang masing-masing terdiri dari 12 kereta harus dihancurkan akibat banyaknya kerusakan pada perangkat utama kereta. Posisi perangkat utama seperti kelistrikan dan kontrol kereta sendiri terdapat pada rangka bagian bawah Shinkansen
Menurut data keuangan milik kedua perusahaan pada Oktober lalu, JR East diperkirakan menanggung kerugian sebesar 11.8 triliun yen, sementara JR West diperkirakan menanggung sebesar 30 triliun yen. Sedangkan biaya yang diperlukan untuk memproduksi ulang Shinkansen seri E7 adalah 300 Juta Yen. Bagi JR East sendiri, biaya total yang diperlukan adalah 28.8 triliun yen untuk memproduksi ulang 8 Set Shinkansen yang terdiri atas 12 kereta.
Yuji Fukasawa sendiri mengindikasikan bahwa 5 set Shinkansen seri E7 dan 1 set cadangan milik Joetsu Shinkansen akan dipindahkan ke Hokuriku Shinkansen untuk mengembalikan operasinya setelah dikurangi 20% akibat kekurangan kereta. Ditargetkan pada akhir November nanti seluruh jadwal Tokyo-Kanazawa yang dilayani oleh “Kagayaki” dan “Hakutaka” dapat berjalan sepenuhnya. Ditargetkan juga pada akhir tahun fiskal ini seluruh layanan di Hokuriku Shinkansen akan kembali berjalan dengan normal.