Jepang menjadi salah satu negara yang mengalami bencana alam dengan frekuensi besar setiap tahunnya. Salah satunya disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrim yang terjadi kapan saja. Hal tersebut mendorong adanya teknologi yang mampu untuk melakukan prediksi agar dapat mengambil keputusan mitigasi bencana yang dapat menyelamatkan beberapa korban jiwa. Saat ini, Jepang sedang menguji teknologi prakiraan cuaca terbaru dan akan menjadi teknologi termutakhir abad ini dari perkembangan prakiraan cuaca.
Dilansir dari AbemaTimes, sekelompok peneliti dari RIKEN, Universitas Tsukuba dan Universitas Tokyo mengembangkan prakiraan cuaca termutakhir dengan rentan kecepatan dan keakuratan yang lebih baik dari sistem terdahulunya. Gabungan antara teknologi radar cuaca terbaru dan penerapan IOT (Internet of things) dapat memprediksi tata letak yang akurat dengan frekuensi awan serta curah hujan sampai 30 menit berikutnya.
Hujan badai menjadi permasalahan tersendiri yang dihadapi setiap musim panas menuju musim gugur di Jepang. Hujan badai mirip dengan semburan awan ekstrim, yang merupakan periode singkat dari curah hujan yang sangat intens dan sangat tidak terprediksi. Diharapkan, setelah dengan sistem baru ini, bisa mendapatkan peringatan setidaknya 30 detik sebelum hujan badai berlangsung.
Menurut keterangan Takemasa Miyoshi dari RIKEN Center dari fakultas Ilmu Komputer mengatakan bahwa sistem yang baru akan dapat memprediksi secara langsung setiap 30 detik. Hal tersebut, mengalami peningkatan dari teknologi yang digunakan oleh Meteorologi Jepang yang memperbarui prakiraan setiap satu jam. Loncatan perkembangan sampai 120 kali menjadi perkembangan teknologi termutakhir tahun ini.
Teknologi ini masih akan terus diuji dari 25 Agustus sampai 5 September 2020. Menggunakan layanan aplikasi 3D Agumo, masyarakat dapat mengunakan teknologi tersebut secara realtime hanya pada posisi letak regional Tokyo dan sekitarnya. Perkembangan akan selalu diperbaharui dengan penerapan data terdahulu dari prakiraan cuaca yang berada di Tokyo dan sekitarnya.