Beberapa hari ini, dunia internet Indonesia hangat membicarakan kontroversi virtual youtuber asal ahensi Hololive, yaitu Moona Hoshinova. Kali ini, guyonan yang bersangkutan mendapatkan reaksi negatif dari warganet karena bercanda dengan membawa agama.
Kasus orang tersandung karena agama dialami oleh siapa saja di Indonesia. Dari yang terkenal seperti Basuki Tjahaja Purnama, Andre Taulani, Tretan Muslim, dan artis-artis atau tokoh lain di Indonesia, agama menjadi masalah yang sensitif di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, PPIM UIN Jakarta menyoroti naiknya kecenderungan konservatisme dalam beragama ini karena vokalnya tokoh-tokoh agama dengan aliran konservatif yang berhasil menciptakan “noise“, dan kecilnya gaung mereka yang bersuara moderat. Tidak hanya itu, penelitian yang sama menyoroti narasi keagamaan yang bermain di media sosial ini dimanfaatkan oleh partai-partai politik yang bermain untuk merebut simpati pemilih. Tak perlu jauh-jauh, simak saja bagaimana kembalinya seorang tokoh agama dari luar negeri dan kegiatan setelahnya mampu menciptakan polarisasi yang sangat besar di media sosial.
Dalam kasus pernyataan Moona pun muncul polarisasi dalam reaksi warganet. Tetapi dalam beberapa postingan, reaksi mengecam justru muncul dari orang-orang yang sehari-harinya tidak terlalu terlihat mempertontonkan level keagamaannya. Tampak beberapa akun yang normalnya tidak membicarakan Moona, secara privat cukup menyayangkan pernyataan terakhir Moona yang cukup sensitif ini. Bagi manajemen, bila ada banyak orang yang normalnya tidak membicarakan Moona dan memulai pernyataan dengan “I’m not that religious but this is enough”, dan ikut membicarakan Moona dalam konteks yang negatif, lampu merah seharusnya menyala dengan terang.
Permasalahannya bukan apakah yang dilakukan Moona itu salah atau benar, atau apakah Moona sebaiknya maju saja tanpa perlu meladeni kritik pihak-pihak luar atau apakah Moona sebaiknya tidak lagi mengeluarkan hal sekontroversial ini. Masalahnya kembali ke Cover dan individu di belakang Moona sendiri, apakah hendak mencari uang dan penonton yang luas seluas-luasnya, ataukah memang karakter Moona didesain untuk secara spesifik mengakomodasi penggemar anime di Indonesia dengan kecenderungan liberal dan toleran tentang agama. Kalau sampai manajemen meminta Moona untuk meminta maaf, kecil kemungkinannya yang kedua.

Sebelum ini, Moona sempat mengunggah foto botol minuman keras ke akun Twitternya. Hal ini memicu kontroversi selain karena minuman keras bukanlah hal yang lazim dikonsumsi secara terbuka di Indonesia, hal tersebut berisiko membawa pengaruh negatif kepada para pengikutnya yang masih di bawah umur. Dalam konteks ini, orang di belakang karakter Moona tidak bisa selalu menjadi dirinya sendiri, namun sudah harus memikirkan dampak dari pernyataannya kepada masyarakat. Memiliki pengikut sebanyak 146 ribu rasa-rasanya sudah cukup layak dan meyakinkan untuk dianggap sebagai influencer.
Saya rasa di luar dua kasus “keseleo”-nya Moona ini, konten-konten yang selama ini disajikan sudah cukup menarik diterima. Debut Moona yang terjadi dekat dengan bulan Ramadan nyatanya berhasil dimanfaatkan oleh manajemen Hololive dan ia juga ikut bersiaran pada jam sahur, jam-jam primadona saat bulan puasa. Atau momen kolaborasi dengan sesama anggota Hololive lain yang ikut mengenalkan kebudayaan dan unggah-ungguh orang Indonesia.
Mudah-mudahan permohonan maaf yang disampaikan hari ini menjadi bagian yang menarik dari perkembangan karakter Moona di internet dan menjadi sebuah renungan bagi manajemen untuk membimbing talentanya.
Moona tidak perlu hijrah. Kita senang melihat persona virtual youtuber yang apa adanya dan menjadi dirinya sendiri. Tapi kita hidup di Indonesia, dan sebaiknya topik agama janganlah disinggung-singgung apalagi dijadikan guyon. Bercanda mengenai agama di era media sosial saat ini seperti bermain dengan api dan bensin.
Lalu bagi yang merasa tersakiti hatinya, bukakanlah pintu maaf kepada orang yang sudah meminta maaf. Bukankah semua agama mengajarkan penganutnya untuk menjadi orang yang pemaaf dan mampu memaafkan kesalahan orang lain?
Oleh Kevin W | Artikel ini adalah pendapat pribadi dari sang penulis dan tidak berarti merefleksikan kebijakan maupun pandangan KAORI Nusantara.
awas jangan ampe MUI liat, ntar Hololive dilabel haram juga kek pubg.
Bagi vtuber manapun, sebaiknya jangan pernah nyolek apalagi menyentuh isu agama dan politik, masyarakat kita gampang ke trigger soal beginian.
Emang harusnya jangan ngomongin agama, hololive jp sama en juga ga pernah bawa2 hal itu soalnya. Masalah agama tuh terlalu sensitif, bukan di indo aja sebenernya. Tapi, emang keterlaluan sih orang2 yang ngecam moona nya berlebihan, sok2an religius tapi masih ngomong kotor
Religious Zealots need to shut up. Hypocrites that pretend to be religious only as an excuse to lash out at others. Fuck them
Apaan ‘sih, kita punya kehidupan sendiri, dia g begitu religius y udh, g ada hubungannya sama kita. Apa t’rus klo dia g begitu religius berarti kitanya juga boleh gitu?!. Hello….!!. Kalian percaya tuhan itu ada enggak?!!. Klo percaya y ibadah sana, klo gk y jadinya cuma agama di KTP doank nanti. Wkwkwk