Hiruk pikuk tahun 2020 menjadi suatu petanda bahwa realita akan sebuah ketidakpastian adalah sebuah kepastian yang pasti. Membayangkan rentetan musibah yang tiada henti menjadikan pengalaman berharga, setidaknya bagi saya pribadi untuk kembali menyusun sendi – sendi kehidupan seperti pertemanan, finansial dan lain – lain, serta tidak lupa juga kewarasan yang harus tetap terjaga.

Bersyukur, itulah setidaknya yang pantas diucapkan ketika menonton serial anime Kami – tachi ni Hirowareta Otoko atau By the Grace of the Gods, anime yang hadir di penghujung tahun 2020 ini menjadi suatu ceruk air dari oasis di tengah keluh kesah kehidupan yang telah terjadi.

Reinkarnasi jadi Anak Kecil

Ryouma Takebayashi tidak pernah membayangkan kehidupanya dikelilingi oleh kemalangan yang tiada henti. Ryouma yang berusia 39 tahun, bekerja di perusahaan gelap, mendapatkan fitnah dari kolega sampai pada pemecatan dirinya dikarenakan tidak perform secara baik bagi perusahaan adalah rentetan kemalangan yang menjadikan ia meninggal dalam tidurnya dan bertemu dengan tiga Dewa yang memberinya kesempatan untuk hidup kembali di dunia sihir dan menjalankan misi “Menjadi Diri Sendiri dan Menikmati Hidup Sesuka Hati”.

Diawali dengan hidup di hutan dan dilengkapi kemampuan serba bisa dari dewa tidak membuat ryouma menjadi seorang yang jumawa. Kematangan sebagai pria dewasa yang telah menjalani lika – liku kehidupan terus dipertahankan di kehidupan barunya. Pengetahuan serta rasa keingginan yang tinggi menghantarkan ia terus mengeksplor kemampuanya, terutama yang berkaitan dengan slime yang terus dibawanya kemanapun ia pergi.

Rendah hati dan mau mendengar

Ryouma yang kini hidup lebih baik setelah mengikat janji dengan tiga dewa tersebut menjalani hidup dengan sangat menyenangkan. Setidaknya itu ganjaran yang telah didapat setelah hidup sebagai pria dewasa yang malang. Setelah mengasingkan diri teralu lama di hutan dan melatih kemampuanya, akhirnya bertemu dengan Reinhart dan memulai kehidupan sosialnya kembali.

Di dalam perjalanan menuju ke kota, kereta delman yang di dalamnya terdapat keluarga Reinhart terhalang oleh reruntuhan batu. Ryouma meskipun mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut masih harus meminta izin terlebih dahulu untuk membantu, sampai akhirnya diizinkan dan reruntuhan batu tersebut hilang dan dapat dilewati kembali.

© Roy, Hobby Japan/Kami-tachi ni Hirowareta Otoko Production Committee

Sikap rendah hati dari Ryouma tersebut menunjukan ia bisa beradaptasi dengan orang baru. Beberapa kali sikap rendah hatinya menghantarkan dia mendapatkan Privilese dengan kelompok pejuang, bangsawan bahkan ketika memasuki serikat perdagangan. Menurut Charles Darwin “Bukan yang paling kuat yang bisa bertahan hidup, bukan juga yang paling pintar. Namun yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan”. Itu juga yang diterapkan Ryouma untuk bertahan hidup di dunia sihir dengan fisik sebagai anak kecil. Selain itu, ada tata krama terhadap yang lebih dewasa ia tunjukan tidak semata hanya untuk menghormati orang yang lebih tua, namun juga siap menerima segala ilmu / informasi yang ia tidak ketahui di dunia baru tersebut.

© Roy, Hobby Japan/Kami-tachi ni Hirowareta Otoko Production Committee

Moment belajar penyimpanan virtual dan teleportasi dengan Reinbach (Penasehat Reinhart) dan juga Elise (Istri Reinhart) yang bersedia mengajarkan ilmu pengikat kontrak dengan hewan. Tidak dipenuhi dengan drama keegoisan murid kepada gurunya seperti anime – anime lainnya. Selain itu ada scene yang menurut saya paling menyentuh, yaitu ketika Ryouma merasakan kehangatan kembali akan sebuah keluarga yang tidak pernah didapatkan di kehidupan sebelumnya.

Defleksi Kemalangan menjadi Keberkahan

Menurut KBBI Berkah adalah sesuatu dari karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Namun bila kita menelisik lebih dalam makna keberkahan menjadi suatu sinyal positif dan kemaslahatan yang bukan hanya berdampak kepada seseorang yang diberkahi namun juga kepada orang – orang yang disekitarnya. Layaknya seorang nabi, paus, pemimpin terpandang mereka memberikan dampak yang lebih baik bagi orang – orang di sekitarnya.

Ryouma hadir di tengah masyarakat yang memberikan dampak positif dengan orang – orang di sekelilingnya. Menghadirkan solusi dari sebuah permasalahan, berusaha memanusiakan karyawan di gerai laundrynya, memberikan kesempatan kepada sepasang bapak dan anak assassin (dipandang negatif karena telah gagal dalam misi) untuk bekerja di gerai laundrynya dan beberapa kebaikan lain yang telah dirasakan langsung oleh keluarga reinhart.

Sikap yang dilakukan Ryouma selalu menitikberatkan kepada pengalaman kemalangan yang telah terjadi di kehidupan sebelumnya. Ryouma merasakan kembali ketika tidak diterima di masyarakat, bekerja tiada henti di perusahaan gelap, bahkan merasakan kehampaan dengan rutinitas bekerja yang tidak manusiawi. Hal tersebut sangat dihindari Ryouma agar orang – orang di sekitarnya merasakan kebaikan yang telah diusahakan. Lagipula, bukan kah ketentraman adalah sebuah hal yang mewah dalam sebuah kehidupan?

Berkaca kepada realita hidup

Saya secara pribadi merasakan kehangatan ketika menonton anime ini. Entah mengapa, rasanya saya dapat menyusun prototype kehidupan di surga kelak nanti layaknya kehidupan Ryouma di serial anime By the Grace of the Gods ini. Mungkin terkesan aneh bila mengatakan bahwa anime ini adalah anime yang dapat menyenangkan semua pencinta anime pada umumnya. Apalagi beberapa review menyebutkan anime ini dipenuhi dengan storyline yang membosankan, karakter utama yang tidak greget ataupun konflik yang tidak jelas.

Realita hidup memang sangatlah keras. Pergeseran konsesus norma sosial yang tersebar hampir di seluruh sendi – sendi kehidupan dari mulai penemuan jati diri sampai  dalam berinteraksi antar sesama individu menitikberatkan kepada kompetisi yang kian terbuka dan didasari asas untung – rugi. Entah mungkin saat ini saya sudah memasuki usia dewasa atau pandangan terhadap dunia ini telah berubah membuat saya terasa lelah akan arus informasi yang kian dinamis yang terus berdatangan dari omongan orang, tontonan berita di TV bahkan dari layar smartphone menghujani berbagai pertanyaan – pertanyaan tersendiri yang membuat saya overthinking.

By the Grace of the Gods bila dibandingkan dengan vibe yang sama seperti pada anime lain seperti Flying Witch ataupun Tamako Market memang sangat jauh kualitasnya dari sisi interaksi antar personal karakter maupun storyline yang mudah untuk ditebak. Namun karena anime By the Grace of the Gods hadir di tengah masyarakat yang masih berjuang di tengah-tengah interaksi sosial yang terbatas, Pemutusan Hubungan Kerja yang terjadi di berbagai sektor serta kemalangan lain yang menimpa dalam suatu lingkup masyarakat yang luas maupun secara personal. Anime ini patut untuk disyukuri akan kehadirannya.

Bagaimanapun kehidupan tetap harus berjalan. Mendekatkan diri kepada seseorang yang membuat kita merasa ada, berserah kepada keadaan yang terjadi sambil mencoba untuk beradaptasi dengan sebuah kebiasaan baru, dan mengkukuhkan kembali nilai – nilai dari diri sendiri saat semua fasilitas duniawi telah hilang karena suatu keadaan yang tidak pasti akan membuat kita semakin kuat untuk menjalani kehidupan yang fana ini.

Jangan sungkan untuk datang kepada psikolog/psikiater ketika keadaan kejiwaan memburuk. Hal itu bukan berarti lemah, namun itu tanda bahwa kita hanya manusia pada umumnya. Selamat Tahun Baru 2021, Semoga yang baik – baik akan mewarnai dunia sampai di tahun – tahun berikutnya. Amin.

KAORI Newsline | Oleh R Ikhsan Nur Akbar

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.