Setelah memperkenalkan sastrawan Kyoka Izumi dan Koyo Ozaki di artikel sebelumnya, kali ini KAORI akan memperkenalkan dua sastrawan selanjutnya yaitu Kenji Miyazawa dan Junichiro Tanizaki. Dalam seri anime Bungo Stray Dogs, keduanya merupakan anggota agensi detektif bersenjata.
Kenji Miyazawa
Kenji Miyazawa (宮沢賢治) lahir pada tahun 1896 di kota Hanamaki, prefektur Iwate, salah satu prefektur di Jepang yang terletak di bagian utara. Ia lahir dua bulan setelah bencana besar gempa bumi Sanriku yang menghancurkan 9000 rumah dan menewaskan lebih dari 22000 umat manusia. Terlepas dari bencana tersebut, masa kecil Kenji Miyazawa sangat berkecukupan. Keluarganya memiliki bisnis pegadaian yang sukses. Sayangnya, orang – orang di sekitarnya tidak memiliki nasib yang sama. Banyak keluarga menderita dan orang meninggal, selain karena gempa Sanriku, juga diakibatkan bencana – bencana lainnya seperti hujan besar-besaran dan juga banjir bandang. Bencana tersebut juga menyebabkan area Tohoku (area di mana prefektur Iwate berada) beberapa kali mengalami gagal panen. Hal – hal ini menggugah rasa kemanusiaan seorang Kenji Miyazawa, apalagi setelah Ia banyak mendengar cerita sedih dari para petani yang menjual dan menggadaikan barang – barang di tokonya demi bertahan hidup. Kondisi tersebut menginspirasi Kenji Miyazawa untuk mempelajari agrikultur di masa depan.


Dikelilingi dengan bencana alam yang kejam dan nasib manusia yang begitu buruk, karya sastra Kenji Miyazawa banyak mengisahkan mengenai hubungan antara manusia dengan alam. Ia sendiri sudah masuk ke dalam dunia sastra ketika berusia 13 tahun. Saat itu, Kenji sedang menempuh pendidikan di Iwate Prefectural Morioka Junior High School (sekarang Morioka Daiichi High School). Di sana, Ia membuat beberapa Tanka, salah satu bentuk puisi singkat Jepang. Pada tahun 1915, Ia melanjutkan pendidikan di Morioka Agricultural High School (sekarang Iwate University Agricultural Department) dan menjadi salah satu siswa unggulan. Di tahun berikutnya, Kenji Miyazawa mulai mempublikasi karya – karya Tanka, beberapa di antaranya berjudul ‘Azaria’ dan ‘Koyukai Kaiho‘. Setelah lulus di tahun 1921, Kenji pindah ke Tokyo untuk memulai karirnya dalam dunia sastra. Di sana, Kenji mulai menghasilkan karya sastra lainnya diluar Tanka, yaitu dongeng dan buku anak – anak. Sayangnya, belum lama di Tokyo, Ia harus pulang ke kampung halamannya di Iwate untuk menemani adiknya yang sakit. Sembari membantu bisnis keluarganya, Kenji bekerja sebagai guru agrikultur di Hanamaki Agricultural High School. Ia juga tetap melanjutkan menulis karya – karya sastra. Di tahun 1924, dengan uangnya sendiri yang disimpannya dari gaji pribadi, Ia menerbitkan puisi ‘Haru to Shura’ (春と修羅) atau ‘Musim Semi dan Kekacauan’, dan cerita pendek yang mendunia, berjudul ‘Chūmon no Ōi Ryōriten’ (注文の多い料理店) atau ‘Restoran banyak Pesanan’. ‘Restoran banyak Pesanan’ sempat diadaptasi ke dalam sebuah animasi singkat pada tahun 1993, yang disutradarai oleh Tadanari Okamoto.
Di tahun 1926, Kenji mundur dari pekerjaannya sebagai pengajar. Sejak saat itu, Ia mendedikasikan dirinya untuk membantu para warga dan petani di kampung halamannya. Kenji sering mengajak mereka ke rumahnya di malam hari untuk membagikan dan mengajar ilmu agrikultur tanpa biaya. Pagi hingga siang hari, Kenji bekerja sebagai petani dimana Ia bisa menerapkan ilmu agrikultur secara langsung. Di masa tersebut, Kenji Miyazawa mencurahkan pemahamannya yang mendalam mengenai alam dan manusia melalui karya – karya sastranya. Cerita – ceritanya selalu berisi pesan bahwa manusia, yang hidupnya bergantung dengan alam, harus dapat hidup berdampingan bersamanya. ‘Gusukō Budiri no Denki’ (グスコーブドリの伝記) atau ‘Biografi Budori Gusukō’ menjadi karya Kenji yang sangat menggambarkan kerepotan yang dialaminya dalam dunia agrikultur. Karya ini juga diadaptasi menjadi film animasi Jepang pada tahun 2012 lalu yang didistribusikan oleh Warner Bros Jepang.

Kenji Miyazawa menghabiskan waktunya membantu para petani lokal untuk bertani kembali, setelah pada tahun 1933, gempa bumi besar kembali mengguncang kampung halamannya. 6 bulan setelahnya, sang sastrawan meninggal dunia di umurnya yang ke-37 karena pneumonia akut. Untuk mengenang jasanya dalam bidang agrikultur, serta kehadirannya yang sangat berharga di antara para petani lokal, terdapat museum yang dibangun khusus untuk Kenji Miyazawa. Museum tersebut bernama ‘Miyazawa Kenji Memorial Museum’. Di dalam museum ini, pengunjung bisa menemukan banyak unsur kehidupan yang sangat dekat dengan seorang Kenji Miyazawa, tentunya termasuk karya sastra dan agrikultur. Walaupun telah tiada, karya – karya sastra Kenji Miyazawa tetap hidup dan bahkan terkenal di mana – mana. Beberapa karyanya yang dipublikasikan dan cukup ternama hingga kini yaitu Ginga Tetsudō no Yoru (銀河鉄道の夜) atau ‘Kereta Api Galaksi di Malam Hari’, Kaze no Matasaburō (風の又三郎) atau ‘Matasaburō sang Angin’, dan Ame ni mo Makezu (雨ニモマケズ) atau ‘Jangan dikalahkan oleh Hujan’.

Skill: Ame ni mo Makezu
Dalam anime Bungo Stray Dogs, karakter Kenji Miyazawa digambarkan sebagai lelaki sederhana yang berasal dari desa. Penampilannya yang apa adanya, dan topi khas petani menggambarkan seorang Kenji Miyazawa seperti aslinya, yang dekat dengan daerah pedesaan dan dunia agrikultur. Pembawaan sifatnya yang ramah juga menggambarkan kedekatannya dengan para warga di kampung halamannya. Kenji Miyazawa dalam Bungo Stray Dogs merupakan salah satu anggota agensi detektif bersenjata, yang handal dalam pertarungan langsung. Kemampuannya, Ame ni mo Makezu, memungkinkan Kenji mendapatkan kekuatan super, seperti mampu mengangkat mobil dengan satu tangan dan mengangkat rel kereta api dengan mudah. Ame ni mo Makezu diambil dari karya sastra Kenji Miyazawa yang paling terkenal. Puisi legendaris ini juga menyiratkan kehidupan bernuansa agrikultur, sama seperti karya – karyanya yang lain. Di Indonesia, puisi ini juga sering dianalisis dan dibahas isinya.

