Sambungan dari halaman sebelumnya.

Fitur Online dalam Endgame Content di Granblue Fantasy: Relink

granblue fantasy relink gbf
Benar sekali, Raid bersama pemain lain tentu saja menjadi fitur di game ini.

Dalam playthrough yang saya jalani, saya berhasil menamatkan main story dalam waktu 18 jam dengan mastery karakter terbuka hanya di 20-30% serta max level senjata baru mencapai level 54. Porsi untuk grinding karakter ini akan lebih berat dilakukan dalam endgame content. Di sinilah bagian di mana fitur online Granblue Fantasy: Relink berperan penting.

Menjalani Quest dengan Pemain Lain

Sebenarnya pemain bisa melakukan fitur online sejak awal ketika party pemain baru tiba di Folca. Di sana pemain bisa menemui NPC di Quest Counter untuk mengambil quest yang tersedia. Setiap quest bisa dijalankan solo di mana pemain mengendalikan 1 karakter dan 3 party member dari CPU/AI, maupun online di mana pemain akan membuka lobby quest bersama 3 pemain lainnya.

Untuk beberapa quest di awal tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali jika pemain memang ingin melakukan grinding solo. Namun begitu pemain menyelesaikan porsi main story, barulah beberapa quest baru akan bermunculan. Ada beberapa tipe quest yang tersedia seperti menelusuri dungeon, menghadapi serbuan monster selama waktu tertentu, melindungi objective/NPC dari monster, hingga melawan Boss Monster.

Selain objective yang tertera di pojok kanan atas, kamu juga bisa menemukan mini objective lain sepanjang permainan berlangsung.

Di tengah-tengah quest (dan juga Main Story) ada juga beberapa “mini objective” yang bisa dilakukan salah satunya adalah mencari peti harta karun tersembunyi. Tingkat kesulitan quest ini juga beraga mulai dari Normal hingga Hard, bahkan Extreme dan Ultimate. Semakin tinggi kesulitan quest maka semakin tinggi juga hadiah yang bisa didapatkan.

Fitur Online Lebih Dibutuhkan Saat Endgame

Tetapi tentu saja diperlukan kerja sama dan teknik yang baik agar bisa menyelesaikan quest level tinggi. Karena itulah, porsi untuk online lebih terasa dibutuhkan ketika pemain sudah berada di bagian Endgame setelah menyelesaikan Main Story. Selain itu, seperti yang disebutkan juga, sebagian besar Quest baru bisa dijalani begitu pemain menyelesaikan Main Story. 

Dikarenakan selama masa review saya tidak bisa mendapatkan lobby untuk bermain online bersama pemain lain, maka tidak banyak yang bisa saya tulis mengenai porsi online dari game ini setidaknya sebelum game ini dirilis secara resmi dan saya mencoba fitur onlinenya dengan pemain lain.

Bagaimana Performa Granblue Fantasy: Relink secara Teknis?

Dirilis untuk PC dan Playstation namun Tidak Bisa Crossplay

Granblue Fantasy: Relink dirilis bersamaan untuk konsol PS4, PS5 serta PC melalui Steam. Jika bermain versi Steam, pemain akan diarahkan untuk menggunakan controller saat bermain. Meskipun sayangnya jika menghubungkan controller playstation, game ini menampilkan layout controller standar untuk Xbox alih-alih layout untuk controller playstation. Ditambah lagi, game ini juga tidak memiliki dukungan crossplay antara PC Steam dengan konsol. Crossplay hanya berlaku untuk pemain di konsol saja di mana pemain di PS4 bisa bermain di PS5.

Kualitas Grafis di versi Playstation

Untuk versi PS4 game ini akan berjalan pada mode 30 fps, baik di PS4 versi biasa maupun PS4 Pro. Sedangkan untuk PS5, game ini memiliki dua mode yaitu Performance dan Fidelity dengan rincian sebagai berikut:

  • Performance: resolusi full HD (1920 x 1080) dengan performa stabil di 60 fps.
  • Fidelity: resolusi 4K (3840 x 2160) dengan performa stabil di 30 fps.

Baik di mode Performance maupun Fidelity, menurut Sportskeeda tidak ditemukan adanya upscaling sehingga baik resolusi full HD di mode performance maupun 4K di mode fidelity semua berjalan secara native.

Performa versi Steam

Dalam pembuatan ulasan ini sendiri, saya memainkan game ini dalam versi Steam. Berikut ini adalah spesifikasi minimun dan spesifikasi yang disarankan untuk memainkan game ini:

 

Game ini saya mainkan menggunakan perangkat laptop Lenovo LOQ15. Laptop ini dilengkapi dengan CPU AMD Ryzen 7640 HS dan GPU Radeon 760M (Integrated) serta Nvidia GeForce RTX 3050 6GB Laptop GPU. Instalasi game ini sendiri saya pasang di external SSD M2 Nvme yang terhubung melalui port USB-C 3.2 Gen 2 dengan kapasitas bandwidth 10GBps.

Sejak instalasi pertama kalinya, game ini langsung terpasang dalam pengaturan resolusi 1080p dan setingan grafik Ultra. Sempat terpikir untuk saya coba turunkan dan sesuaikan sedikit namun saya memutuskan untuk mencoba memainkannya. Setidaknya jika mengalami beberapa kendala baru saya akan melakukan beberapa penyesuaian settingan yang dibutuhkan.

Perpaduan Ilustrasi 2D dan Objek 3D

granblue fantasy relink gbf gran_blue_fantasy_relink_gbf
Garis arsiran di bagian kerah baju Id yang nampak sedikit “aneh”.

Dari segi grafik visual, game ini mampu berjalan cukup stabil di frame rate 60 hingga 110 fps tergantung pada adegan dan map yang ditampilkan. Grafiknya sendiri terbilang cukup unik karena desain karakter dari Hideo Minaba yang nampak iconic dalam ilustrasi 2D bisa ditranslasi dengan baik dalam bentuk 3D. Meskipun jika dilihat dilihat secara detail, arsiran khas dari ilustrasi 2D Hideo Minaba nampak aneh begitu dibuat dalam bentuk cell-shade 3D. Animasi untuk gerakan kain serta rambut karakter juga nampak agak sedikit clunky meskipun dalam mayoritas gameplay hal tersebut tidak akan terlalu terlihat.

Pijakan dock dari desa Folca di sebelah kanan bawah serta kapal Grancypher dibuat dalam objek 3D, beberapa pepohonan serta background awan dan langit biru merupakan aset 2D.

Environment dan map yang ada di game ini menurut saya merupakan salah satu hal lain yang cukup unik. Game ini memadukan unsur model 3D untuk objek seperti karakter, bangunan, platform map, monster, efek skill, serta elemen foreground yang berinteraksi satu sama lain. Namun untuk bagian background yang bersifat visual flair seperti skybox hingga panorama pemandangan di kejauhan, semua objek tersebut ditampilkan dengan ilustrasi painting 2D khas dari Granblue Fantasy.

Beberapa Keanehan di Bagian Tertentu

Di satu sisi hal ini bisa menciptakan perpaduan visual yang tampil sangat indah, namun di beberapa scene tertentu hal ini membuat visualnya terasa aneh. Terutama pada scene yang melibatkan pemain harus berada di atas Grandcypher atau kapal udara lainnya. Begitu menatap ke arah langit dan memutar kamera cukup terasa pemain berada di dalam bola semesta yang kecil alih-alih berada di sebuah langit yang luas.

Selain itu untuk bagian pencahayaan juga agak terasa sedikit aneh di beberapa scene dan map tertentu. Ada beberapa momen di mana pencahayaan environment terhadap para karakter terlihat cukup natural, namun ada kalanya hal tersebut terlihat sangat out of place. Keanehan ini biasa terjadi di map atau scene dengan kontras pencahayaan ekstrim seperti di Phondam. Namun saya tidak bisa memastikan apakah memang ini berasal dari sistem game atau memang ada masalah dari sisi hardware yang saya gunakan.

Pengujian Frame Rate

Dalam beberapa scene yang cukup “ramai” seperti ini, frame rate yang saya dapat masih sangatlah tinggi.

Sepanjang permainan hingga berhasil menamatkan Main Story, saya tidak menemukan kendala yang sangat berarti. Satu-satunya pengaturan yang saya ubah hanyalah maksimum frame rate yang semula terpasang di 60 saya atur ke 120. Pengaturan ini dibuat karena laptop yang saya gunakan memiliki display yang mendukung refresh rate hingga 144hz sehingga saya tertantang untuk mencoba sedikit penyesuaian.

Hasilnya ternyata cukup memuaskan! Rata-rata frame rate yang saya dapatkan stabil di angka 55-65 fps jika menjelajahi dungeon dengan monster yang cukup ramai. Jika berada di bagian map dengan objek minim serta sumber pencahayaan yang tidak terlalu ramai, frame rate yang saya dapatkan bisa mencapai 85-95 fps.

Penurunan Frame Rate di Kota

Frame rate baru akan mengalami penurunan signifikan jika saya berada di map kota. Untuk Folca frame rate yang didapatkan adalah stabil di angka 40-45 fps. Sedangkan begitu sampai di Seedhollow, frame rate terendah yang didapat bisa mencapai angka 35-38 fps. Frame rate ini akan agak drop hingga ke angka 35 fps begitu memasuki dialog cutscene di dua kota tersebut. Namun baik di Folca maupun Seedhollow, jika pergi ke area map yang cukup sepi dari NPC maka frame rate akan normal kembali stabil di angka 60-80 fps. Untungnya kendala ini hanya terjadi saat di map kota dan saat cutscene dialog saja sehingga tidak terlalu berpengaruh dalam bagian gameplay.

Satu bagian yang mungkin cukup membuat saya bingung adalah saat cutscene yang menunjukan peta Zegagrande. Dalam bagian cutscene ini saya mengamati catatan grafik dari overlay Nvidia menunjukkan angka 85 bahkan sempat mencapai 110 fps namun animasi yang muncul justru terlihat cukup patah-patah. Sepertinya memang ada kendala optimisasi entah di adegan tersebut harusnya dibuat slow motion, atau semacamnya. Namun yang jelas animasi yang muncul tidak nampak slow motion dan justru nampak cukup laggy meskipun frame rate yang tercatat cukup tinggi.

Ada juga bagian di mana ketika saya menjelajahi map tertentu, angka frame rate menunjukkan di 65-75 fps namun saat menuruni anak tangga atau melakukan gerakan melompat yang cukup tinggi, ada sepersekian detik frame terhambat. Ketika melakukan sedikit pengecekan, sepertinya itu berasal dari panas GPU. Karena begitu saya berhenti dan kembali bermain sekitar 3-4 jam setelahnya, masalah tersebut tidak muncul.

Tetap Memiliki Performa yang Cukup Baik

Mengenai performa CPU dan GPU sendiri, dengan spesifikasi dan hasil yang didapat, bisa dikatakan bahwa game ini berjalan dengan cukup baik. Hampir tidak terdengar sama sekali bunyi kipas pendingin maupun permukaan panas yang cukup terasa ketika saya bermain bahkan untuk waktu yang lama. Selain itu, dengan menginstall game ini di SSD external, saya juga mengecek suhu SSD tersebut dan tidak ditemukan kenaikan suhu yang signifikan. Namun perlu digaris bawahi bahwa hasil ini mungkin sangat berbeda tergantung pada hardware yang digunakan.

Review ini berlanjut ke halaman terakhir: Kesimpulan

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses