Nikkei Menganalisis Fenomena Yowapeda, Kancolle, dan Nanatsu no Taizai

0

kancole-yowapeda

Surat kabar ekonomi terkemuka Jepang Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) memotret perkembangan industri anime di Jepang dari sudut pandang ekonomi. Dalam laporannya, Nikkei melansir tiga buah anime yang menjadi pusat perhatian di Jepang pada saat ini: Yowamushi Pedal, Kantai Collection (dan Girls und Panzer), dan Nanatsu no Taizai.

Yowamushi Pedal, anime balap sepeda yang diadaptasi dari komik berjudul sama karya Watanabe Wataru dipandang penting oleh Nikkei. Sebelumnya, anime bertema olahraga seperti Haikyuu dan Kuroko no Basket juga menjadi hits di Jepang dan YowaPeda ikut menambah panjang daftar ini.

YowaPeda menceritakan kehidupan seorang maniak anime Onoda Sakamichi yang “diseret” masuk ke klub balap sepeda SMA Sohoku, untuk kemudian menjadi bagian penting tim sekolahnya dalam memperebutkan piala Inter-High, kejuaraan balap sepeda SMA paling bergengsi di Jepang.

Yamanaka Kazutaka dari Toho menjelaskan strategi bisnis YowaPeda, yang di antaranya meluncurkan lagu karakter dan episode OVA (anime pendek) sebelum membuat seri anime TVnya. Tidak hanya itu, tim kreatif juga giat mengkampanyekan seri ini dengan mengadakan jumpa fans dengan pengisi suaranya, menggaet produsen sepeda, dan bahkan sampai menggandeng pemerintah daerah setempat. Hal menarik lain adalah bagaimana YowaPeda dikemas untuk umum, namun tidak menganaktirikan perempuan.

Untuk mempertahankan irama, timnya membuat kompilasi episode-episode anime musim pertamanya yang kemudian ditayangkan di bioskop dengan brand “Re-RIDE.” Hal ini membantu mereka untuk melihat dan mendekatkan diri dengan fans seri ini.

Sebagai tambahan, YowaPeda juga berhasil meningkatkan minat masyarakat Jepang akan kegiatan bersepeda dan semenjak penayangan anime musim pertamanya pada 2013 lalu, dilaporkan terjadi peningkatan penjualan sepeda di Jepang sebagaimana dilansir oleh Nikkei-TBS.

Fenomena menarik kedua adalah perpaduan antara kegiatan militer dengan perempuan cantik sebagaimana yang dicontohkan oleh Kantai Collection dan Girls und Panzer.

Nikkei memandang KanColle dan GaruPan sebagai contoh sukses membawa tema militer yang sebelumnya dianggap berat dan sarat pengetahuan kepada audiens muda masa kini, memperluas jangkauan pasarnya. Hal yang awalnya tidak mungkin ini dibuktikan oleh Girls und Panzer.

Kalangan muda memiliki tantangan tersendiri yaitu kondisi ekonomi mereka yang tidak terlalu mapan, sehingga untuk memastikan kesuksesan tema ini, harus ada nilai tambah yang bisa mengikat mereka dalam jangka panjang. KanColle diangkat menjadi anime dan mulai tayang pada awal 2015 ini, dan bila sukses, maka KanColle bisa menjadi hits dalam jangka panjang. Sementara itu, juga ada rencana untuk membuat musim kedua seri GaruPan walau masih belum jelas benar kepastiannya.

Hal terakhir yang menjadi fokus Nikkei adalah Nanatsu no Taizai.

Matsushita Takuya dari Kodansha menjelaskan strategi adaptasi anime untuk mendorong penjualan komiknya. Mereka telah menerapkan hal ini dalam Haikyuu!!, Attack on Titan, dan Ao no Exorcist. Dalam rentang penayangan satu musim anime (yang umumnya selama sekitar 3-6 bulan), mereka harus berusaha sebaik mungkin untuk menggali penjualan baik komik maupun produk derivatifnya (seperti merchandise.)

Ia juga menyebut mengenai penayangan anime pada jam tayang strategis, yaitu blok “Day Five” (penayangan pada blok hari Minggu pukul 1700) untuk meraih audiens seluas mungkin.

Ditanya mengenai syarat sebuah komik bisa menjadi anime, “Kalau komiknya terjual 10 ribu kopi, kami akan coba untuk mengadaptasikannya menjadi anime,” tutur Matsushita.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses