Perempuan dan Yaoi dalam Budaya Dōjinshi Jepang

52

Dōjinshi

Pada tanggal 28-30 Desember kemarin, baru saja diselenggarakan Comic Market ke-87. Comic Market, atau yang biasa disingkat sebagai Comiket, merupakan salah satu event di mana dōjinshi atau karya-karya kreatif amatir (khususnya komik) yang dipublikasikan secara independen diperjualbelikan secara langsung. Comiket yang diadakan dua kali setahun merupakan event penjualan dōjinshi terbesar di Jepang, dengan jumlah kunjungan bisa mencapai lebih dari 500 ribu orang (Comic Market Preparations Committee, 2008). Dalam artikel kali ini, saya ingin sedikit menyorot beberapa hal menarik mengenai partisipasi perempuan dalam budaya dōjinshi di Jepang, terutama dalam Comiket, untuk menunjukkan bahwa perempuan merupakan bagian penting dalam budaya kreatif ini, dan ikut mempengaruhi perkembangannya.

 Peserta Event Dōjinshi Kebanyakan Perempuan

Dalam berbagai event penjualan dōjinshi, termasuk Comiket, sebenarnya pesertanya sebagian besar merupakan perempuan. Data yang diberikan oleh panitia penyelenggara Comiket, menunjukkan bahwa sejak Comiket pertama kali diselenggarakan tahun 1975 hingga setidaknya tahun 2008, peserta acara tersebut didominasi oleh perempuan, terutama untuk seniman dōjinshi yang menjual karyanya di acara tersebut (Comic Market Preparations Committee, 2008; Wilson dan Toku, 2003). Menurut pengamatan Matthew Thorn (2004: 171, 182) sebenarnya peserta laki-laki di Comiket relatif lebih banyak dibandingkan event penjualan dōjinshi lainnya, dan sepanjang periode 1990-an proporsinya jender pengunjungnya menjadi lebih berimbang. Di luar kegiatan utama jual beli dōjinshi, peserta yang melakukan cosplay juga sebagian besar merupakan perempuan (Comic Market Preparations Committee, 2008).

Untitled

Popularitas Yaoi Salah Satu Faktor Pendorong Lolicon Boom

Salah satu tema dōjinshi yang populer, terutama di kalangan perempuan adalah yaoi, yang kebanyakan menggambarkan hubungan intim antara karakter-karakter cowok dari anime-anime populer (Thorn, 2004: 171-172). Tema yaoi mulai muncul sejak periode 1970-an (Kotani dalam Bolton et al., 2007: 223) dan menjadi sangat populer di periode 1980-an dengan maraknya dōjinshi yaoi yang berdasarkan anime seperti Kapten Tsubasa atau Saint Seiya (Thorn, 2004: 171-172).

Ramainya peserta perempuan yang menggemari tema yaoi di event penjualan dōjinshi ternyata membuat seniman dōjinshi laki-laki merasa tersisih. Menyikapi perkembangan yaoi yang bebas mengeksplorasi erotisme dalam hubungan antara karakter cowok dari anime-anime populer, seniman laki-laki seperti Hideo Azuma dan kawan-kawannya terpikir untuk memproduksi dōjinshi yang mengeksplorasi erotisme dari karakter-karakter cewek dengan gaya kartun yang imut (Galbraith, 2013: 288). Karya Azuma dan kawan-kawan yang bertajuk Cybele (Shibeeru), kemudian dianggap sebagai pelopor yang memicu populernya tema lolicon di periode 1980-an, atau dikenal sebagai lolicon boom (sementara yaoi juga semakin populer di periode tersebut). Karena itulah Azuma disebut sebagai the father of lolicon.

Untitled

Dalam komik otobiografinya, Disappearance Diary (2005), Hideo Azuma menceritakan kalau ia dan kawan-kawannya menerbitkan dōjinshi dengan tema lolicon dengan tekad menyaingi dōjinshi bertema yaoi di Comiket

Singkat cerita, kemunculan dōjinshi bertema yaoi ikut mendorong lahirnya dōjinshi bertema lolicon. Biarpun muatannya berbeda dan digemari oleh orang-orang yang berbeda pula, sejarah keduanya ternyata berkaitan.

Dinamika Interaksi Antar Jender

Sebagaimana diamati oleh Thorn (2004: 182-184) dalam Comiket di tahun 1995 dan event dōjinshi lainnya di tahun 1993, peserta perempuan dan laki-laki cenderung bergaul secara terpisah. Sebagai peserta minoritas, para laki-laki yang menggemari dōjinshi erotis dengan karakter cewek imut juga dipandang sebelah mata oleh para peserta perempuan yang menggemari yaoi. Tapi seiring dengan semakin bertambahnya proporsi peserta laki-laki di Comiket, interaksi antar jender mengalami perubahan. Dalam Comiket di tahun 1998, selain kelompok perempuan dan kelompok laki-laki, Thorn juga mengamati adanya kelompok yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Selain itu, ada kalanya perempuan bergabung ke kelompok laki-laki dan laki-laki bergabung ke kelompok perempuan, mengubah proporsi jender di tiap-tiap kelompok. Selain itu, ada kalanya perempuan bergabung ke dalam kelompok laki-laki dan laki-laki bergabung ke kelompok perempuan, mengubah proporsi jender di tiap-tiap kelompok. Dapat ditemukan juga pasangan kekasih.

Biar bagaimanapun juga, kata Thorn (2004: 183-184), bagi peserta perempuan maupun laki-laki, dōjinshi sama-sama merupakan media untuk mengekspresikan perasaan mereka secara bebas di luar norma keseharian masyarakat umum Jepang yang kaku. Dōjinshi menjadi media interaksi yang memungkinkan para otaku, baik laki-laki maupun perempuan, untuk saling berbagi dan menjalin hubungan dengan sosial dengan cara mereka sendiri.

Penutup

Dalam sejarahnya, dunia dōjinshi seperti yang kita kenal saat ini ikut dibentuk oleh partisipasi perempuan di dalamnya. Karena itu, perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata sebagai salah satu creative force dalam budaya ini. Ada masa-masa di mana peserta perempuan dan laki-laki dalam Comiket saling memandang sebelah mata terhadap satu sama lain. Namun dalam perkembangannya, melalui kecintaan yang sama terhadap dōjinshi sebagai media ekspresi dan pergaulan, dapat terjadi pergeseran sikap yang memungkinkan peserta perempuan dan laki-laki dapat lebih saling menerima dan bersahabat.

Demikianlah beberapa hal menarik yang dapat disorot dari keterlibatan perempuan dalam perkembangan dunia dōjinshi di Jepang. Akan menjadi hal yang menarik jika perkembangan budaya dan komunitas dōjinshi di Indonesia juga dapat ditelaah dan dilakukan perbandingan reflektif dengan perkembangan yang terjadi di Jepang.

Referensi

• Comic Market Preparations Committee. “What is the Comic Market?” Presentasi Februari 2008. Diakses dari http://www.comiket.co.jp/info-a/WhatIsEng080225.pdf.
• Galbraith, Patrick W. “Osamu Moet Moso: Imagining Lines of Eroticism in Akihabara.” Mechademia, Volume 8, 2013. Halaman 279-297.
• Kotani, Mari. “Introduction” untuk bab “Otaku Sexuality.” Bolton, Christopher, Istvan Csicsery-Ronay Jr., dan Takayuki Tatsumi (editor). Robot Ghosts and Wired Dreams: Japanese Science Fiction from Origins to Anime. Minneapolis: University of Minnesota Press, 2007. Halaman 222-224.
• Thorn, Matthew. “Girls and Women Getting Out of Hand: The Pleasure and Politics of Japan’s Amateur Comics Community.” Kelly, William W. (editor). Fanning the Flames: Fans and Consumer Culture in Contemporary Japan. Minneapolis: State University of New York Press, 2004. Halaman 169-187. Dapat dibaca di http://matt-thorn.com/shoujo_manga/outofhand/.
• Wilson, Brent, dan Masami Toku. “Boys’ Love,” Yaoi, and Art Education: Issues of Power and Pedagogy.” Diakses dari http://www.csuchico.edu/~mtoku/vc/Articles/toku/Wil_Toku_BoysLove.html.

KAORI Newsline | Halimun Muhammad adalah pengamat sekaligus penikmat budaya pop kontemporer Jepang yang telah menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, menikmati sekaligus mencoba memotret kebudayaan anime dari perspektif akademis | Ilustrasi dari Anime Genshiken Nidaime Episode 4

52 KOMENTAR

  1. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  2. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  3. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  4. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  5. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  6. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  7. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  8. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  9. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  10. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  11. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  12. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  13. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  14. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  15. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  16. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  17. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  18. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  19. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  20. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  21. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  22. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  23. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  24. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  25. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  26. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  27. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  28. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  29. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  30. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

  31. artikel dari kaorinusantara selalu memuaskan ya, didukung oleh data data dan disampaikan secara netral sehingga tidak berkesan menjunjung suatu pihak dan merendahkan pihak lainnya. Salut banget deh buat kaori :3

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses