Badan Ekonomi Kreatif: Inikah yang Dibutuhkan?

0

ekonomi kreatif

Pemerintah Republik Indonesia akhirnya resmi membentuk Badan Ekonomi Kreatif. Badan yang akan mewadahi mengenai sektor eonomi kreatif ini dibentuk sebagai ganti dari Kemenrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang kini direduksi menjadi hanya Kementrian Pariwisata saja. Adapun Presiden Joko Widodo telah melantik Triawan Munaf selaku ketua Badan Ekonomi Kreatif pada Senin 26 Jannuari 2015.

Triawan adalah ayah dari penyanyi Sherina Munaf. Triawan juga sempat menjadi musisi pada era 1970-an dan kini menjadi praktisi periklanan. Ia masuk sebagai tim sukses yang membantu Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2014.

Badan Ekonomi Kreatif (BEK) ini rencananya akan mendapat anggaran sekitar Rp 1 triliun berikut fasilitas lainnya setingkat menteri. Kepala BEK Triawan Munaf mengatakan, anggaran tersebut akan dipakai untuk membiayai program-program yang diharapkan dapat meningkatkan penghasilan bagi negara.

Lebih lanjut, Triawan menargetkan, kehadiran BEK dapat meningkatkan penerimaan negara dari sektor industri kreatif hingga dua kali lipat. Menurut Triawan, saat ini sektor industri kreatif baru menyumbang 7 persen dari PDB.

BEK akan berada langsung di bawah presiden. Badan ini membawahi 16 subsektor di bidang industri kreatif, antara lain di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner yang terbesar 30 persen dari penyumbang, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.

Ayah dari penyanyi Sherina Munaf tersebut mengaku, saat ini ia tengah memetakan bidang mana yang akan dijadikan lokomotif untuk menggerakkan sektor lain. “Karena kalau semua ingin ditangani secara langsung hanya seperti membuang garam di laut. Jadi harus ada champion yang kita gerakkan,” ujar Triawan yang juga mantan anak band tersebut.

Jika itu dilakukan, ia optimistis industri kreatif Indonesia dapat menembus pasar internasional hingga bisa seperti Korea Selatan.

Sementara itu, mengenai struktur BEK, Triawan menjelaskan bahwa badan ini akan terdiri dari enam deputi, yakni Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan; Deputi Akses Permodalan; Deputi Infrastruktur; Deputi Pemasaran, Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI); dan Deputi Hubungan dan Pengembangan antar Wilayah. Saat ini, Triawan mengaku tengah menunggu Keppres tentang penunjukkan orang-orang yang akan mengisi jabatan deputi tersebut.

Yang akan menduduki posisi deputi ini, kata Triawan, akan diisi PNS maupun Non-PNS. “Akan banyak sekali non-pns nanti,” ungkap Triawan.

Triawan mengaku sudah menunjuk langsung pihak-pihak yang ditunjuknya sebagai Deputi. Namun, dirinya belum mau mengungkapkan nama-namanya.

“Sudah, sudah (nunjuk deputi). Kami sedang menunggu Keppresnya kan itu melalui keputusan presiden,” ujarnya.

“Akan ada semacam matriks, wall room untuk bekerja bersama, kerjanya sifatnya enggak struktural, kaku, tapi lebih fluid per project per program kita gabung kita kerja sama-sama. Karena dalam setiap subsektor ada subsektor lain yang terlibat. Enggak bisa berdiri sendiri. Kuliner harus dibantu oleh seni pertunjukan, musik, film,” ujarnya.

“Jadi harus saling mendukung semua, karena kalau terpisah-pisah ego sektoral akan menghambat. Sektor-sektor ini harus bersatu mengerjakan prioritas-prioritas program dan harus bisa terasa dalam setahun dua tahun pertama,” pungkasnya.

KAORI Newsline | Courtesy of Tribun News, Republika Online, & Merdeka.com

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses