Lanjutan dari halaman sebelumnya.
Halaman F.A.Q. di website Buta Production menyebutkan kalau salah satu fokus dari studio ini adalah membuat IP baru. Apakah bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut? Apa Buta Production berencana untuk membuat seri anime original di waktu yang akan datang?
Betul, kami rencananya ingin membuat anime original. Saat ini anime original terlalu sedikit, dan orang-orang yang membuat anime original akhir-akhir ini biasanya orang dari luar industri anime yang ingin membuat IP mereka sendiri dalam bentuk anime. Kami ingin kembali ke masa-masa di tahun 2015 ke bawah di mana anime original dibuat oleh orang-orang yang berkerja di inudstri ini, orang-orang yang sangat passionate tentang anime.
Sayangnya, untuk melakukan hal tersebut, kami butuh banyak uang, dan sejujurnya tidak memungkinkan untuk kami sekarang membuat anime original. Hanya studio-studio independen yang sukses seperti GLITCH yang bisa melakukan hal tersebut, sementara kami belum sampai di level mereka. Kami harus membangun reputasi yang bagus terlebih dahulu dan terus menerus membuat produk yang bagus supaya lebih banyak investor yang ingin mendanai kami. Harapan saya, kami bisa menunjukkan kualitas karya-karya kami di akhir tahun depan. Sekarang kami sedang mengerjakan proyek-proyek yang dikomisikan kepada kami, dan kami sedang berusaha untuk membuat proyek ini sebaik mungkin agar kami bisa benar-benar mulai mengerjakan proyek original ke depannya.
Untuk proyek original yang ingin kami buat itu, kami sudah membuat beberapa desain dan ceritanya. Sekarang, ada dua ide yang sedang kami kembangkan. Ide-ide tersebut difokuskan kepada apa yang kami memang ingin buat sebagai tim secara genre, visual, maupun konten. Kami juga sudah mulai menghubungi layanan streaming seperti Netflix dan Amazon Prime. Selain itu, kami juga sudah berbicara dengan beberapa orang yang bekerja di bagian perencanaan di industri anime supaya IP kami bisa berkembang nantinya.
Kami sangat menantikan proyek-proyek Buta Production di masa depan. Sebelumnya, anda punya pengalaman berkerja dengan Shouta Umehara, produser yang menggarap beberapa anime CloverWorks seperti My Dress-Up Darling dan Bocchi the Rock!. Dua judul tersebut cukup terkenal di kalangan penonton Indonesia. Di wawancara sebelumnya dengan ANN, anda berbicara dengan positif tentang pengalaman berkerja anda dengan beliau. Apakah bisa diceritakan lebih lanjut mengenai Umehara? Apa yang anda pelajari dari beliau yang mempengaruhi bagaimana anda berkerja sebagai produser?
Umehara itu orang yang gokil. Kalau jadi karakter anime, mungkin dia mirip dengan Yujiro dari Baki. Dia tipe orang yang bisa tetap bangun tanpa tidur sama sekali selama tiga sampai empat hari tanpa kehilangan semangat. Tingkahnya seperti kecanduan dengan anime. Umehara memperlakukan produksi anime seperti sesuatu yang menyenangkan dan sangat dia minati. Pernah ada suatu saat di mana kami hanya punya tiga hari untuk menyelesaikan deadline, tetapi bukannya kelihatan khawatir, dia malah terlihat seperti sedang bersenang-senang. Dalam aspek ini, kami di Buta Production berusaha untuk mengambil sikapnya yang positif sebagai teladan.
Dulu, ada saat di mana produksi Bocchi the Rock! berada di kondisi yang lumayan buruk dan Umehara berhasil memperbaiki kondisi tersebut. Karena itu, kami di tim produksi anime ini punya lebih banyak waktu senggang. Tetapi setelah menyadari kami punya waktu lebih, alih-alih memilih untuk menyelesaikan animenya agar ada waktu untuk istirahat, Umehara malah mencoba memoles animasinya agar lebih baik lagi. Dia menghubungi orang-orang untuk ikut serta dalam proyeknya dan berusaha untuk membuat produk finalnya lebih baik dari sebelumnya. Jadinya, waktu senggangnya malah habis. Saya ingat dulu saya pikir saya akan ada waktu untuk istirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga saya, tapi saya malah harus mengerjakan episode terakhir Bocchi the Rock! tepat sebelum Hari Natal. Saya rasa itu pengalaman saya yang paling unik dengannya. Tetapi, saya cukup senang juga setelah mengerjakannya karena Umehara menaruh nama saya di credit ending Bocchi the Rock! dekat dengan nama Asian Kung-Fu Generation.

Tetapi menurut saya, akhir-akhir ini cara dia berkerja juga sudah berubah, karena industri anime sekarang juga sudah mulai berubah sedikit. Dulu, mencari animator yang bagus jauh lebih mudah. Mencari animator dan menghubungi mereka di media sosial, lalu merekrut mereka ke suatu proyek dalam waktu beberapa hari sangat mungkin untuk dilakukan. Akhir-akhir ini, dalam produksi anime butuh jauh lebih banyak persiapan; seorang produser harus memastikan kalau jumlah animator yang dikontrak sudah cukup, dan juga memastikan ada studio outsource yang siap membantu dalam produksi. Menurut saya perbedaan dalam metode produksi ini bisa dilihat di credits roll yang ada di The Elusive Samurai (anime terbaru yang diproduksi oleh Shouta Umehara).
Karena itu, saya rasa sifat Umehara tidak terlalu cocok dengan industri anime saat ini. Saat ini, industri anime lebih seperti permainan aliansi; persiapan dan pengaturan jadwal yang baik, dan seberapa banyak sumber daya yang bisa dimasukkan ke dalam suatu proyek. Dulu, industri anime rasanya seperti berlomba-lomba soal tim mana yang punya passion paling banyak pada suatu proyek. Tetapi, menurut saya mengerjakan suatu proyek anime seperti itu juga tidak akan bisa berkelanjutan dalam jangka waktu panjang. Dari pengamatan saya, saat ini Umehara ada di era baru sebagai seorang produser karena dia harus mengganti cara dia memproduksi anime untuk adaptasi dengan industri saat ini. Menurut saya dia harus mulai memastikan bahwa dia paham animator mana saja yang akan berkembang pesat di beberapa tahun ke depan, sehingga dia bisa merekrut mereka sebelum keduluan oleh produser lain. Bukan berarti dia harus membuat para animator tersebut langsung debut di suatu proyek, tetapi untuk memberi kontrak kerja kepada mereka dan membiarkan mereka berkembang di bawah Umehara untuk sementara waktu.
Umehara benar-benar memberikan pengaruh positif kepada kami. Saya tidak akan bilang kalau saya percaya akan kekuatan yang lebih tinggi, tetapi saya rasa takdir mempunyai andil dalam mempertemukan saya dan Umehara. Saya percaya kalau orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam hal-hal yang mereka senangi dalam hidup dapat bertemu dan terus bersama. Sekarang, saya dan Umehara tidak terlalu sering bertemu seperti saat kami masih berkerja di proyek yang sama seperti dulu, tetapi kami terkadang masih berdiskusi bersama.
Selain gaya produksinya yang unik itu, hal lain yang menurut saya membuat berkerja dengan Umehara menyenangkan adalah bagaimana anime-anime yang dia produksi setelah Wonder Egg Priority menjadi anime yang sangat sukses. Setelah Wonder Egg Priority selesai tayang dulu, kami ada di situasi di mana orang-orang yang terlibat dengan proyek itu sadar dengan kemampuan dirinya masing-masing, tetapi karena screenplay dari Wonder Egg Priority yang sangat buruk, mereka jadi ragu akan kemampuan mereka sendiri—dan orang-orang yang ada di luar proyek itu pun memang ragu soal kemampuan mereka.
Meragukan kemampuan diri sendiri dan juga diragukan oleh orang lain merupakan pengalaman yang sangat tidak mengenakkan. Saya rasa banyak orang yang terlibat di produksi Wonder Egg Priority ingin merasa dihargai karena mereka merasa mereka pantas menerimanya. Karena itu, saya sangat lega ketika My Dress-Up Darling dan Bocchi the Rock! yang juga kami kerjakan menjadi sangat populer, dan ditonton oleh banyak orang. Saya ingat ketika ada cosplayer Marin Kitagawa dan Bocchi yang menghampiri saya di suatu event, dan menyampaikan terimakasih kepada saya karena sudah berkerja keras di kedua proyek tersebut. Pengalaman ini mengingatkan saya untuk tidak langsung menyerah ketika ada beberapa hal dalam hidup yang tidak berjalan dengan lancar, karena pada akhirnya, kesempatan-kesempatan baru akan datang untuk berkerja lebih baik dari sebelumnya.
Ada artikel yang ditulis oleh KVin di Sakugablog yang membahas tentang kurangnya keterampilan di animator-animator muda dan bagaimana kurangnya keterampilan tersebut mempengaruhi proses produksi anime saat ini. Buta Production sendiri dari pengamatan saya biasanya merekrut orang-orang yang sudah berpengalaman dalam membuat animasi sebelum menjadi bagian dari studio ini, seperti misalnya orang-orang dari Studio Tonton. Tetapi, apakah dari sudut pandang anda sendiri pelatihan bakat-bakat baru di industri ini adalah hal yang penting untuk dilakukan dalam jangka panjang?
Seperti yang sebelumnya saya bilang, Buta Production bukan Studio Tonton. Jadinya, kami tidak bisa menjadi wadah untuk melatih bakat seseorang dari nol lagi. Kami memiliki banyak koneksi dengan animator-animator yang bisa kami gunakan jika kami membutuhkan bakat mereka, tetapi di saat yang bersamaan kami juga tidak bisa mengikuti perkembangan mereka secara terus-menerus. Menurut saya, itu tidak mungkin.
Tetapi di saat yang bersamaan, kami berusaha untuk memastikan bahwa animator yang berkerja di bawah kami mengerjakan hal-hal yang menarik untuk mereka, dan juga menguatkan kemampuan teknis mereka saat mengerjakan proyek bersama kami. Kalau yang dimaksud ‘pelatihan’ maksudnya memberikan support kepada para animator sebagai seorang produser, itu hal yang selalu saya pikirkan; biasanya saya menempatkan seorang animator di pekerjaan yang dapat membantu mereka mendapatkan skill baru saat mengerjakan suatu proyek. Tapi kalau maksudnya mengajarkan mereka tentang dasar-dasar animasi, saya rasa kami tidak bisa memberikan pelatihan sedalam itu.
Oh iya, soal artikel yang tadi disebut, menurut saya situasinya sekarang tidak separah apa yang ditulis KVin di situ. Karena sekarang menurut saya sudah terlihat ada usaha dari para pelaku industri untuk melatih animator-animator, dan juga akhir-akhir ini ada lebih banyak uang yang diterima oleh studio sehingga mereka dapat lebih fokus ke kualitas daripada kuantitas. Juga, sekarang ada banyak tools yang dapat digunakan untuk latihan sehingga para animator sendiri dapat mengetahui di bagian mana kemampuan mereka kurang dan apa yang harus dilatih.
Masalah yang lebih besar sekarang adalah terlalu banyaknya anime yang dirilis sekarang, sehingga studio harus bergantung kepada orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu berkemampuan tinggi untuk dapat memproduksi anime dengan jumlah yang banyak itu. Juga, menurut saya beberapa orang yang berkerja di industri anime akhir-akhir ini tidak serius mengenai anime, tetapi mereka tidak mendapat imbasnya karena industri masih membutuhkan mereka. Masalah yang lain adalah melatih orang membutuhkan uang dan sumber daya. Biasanya, studio-studio yang bisa melatih animator mereka adalah studio seperti A-1 Pictures, Toei Animation, atau Science Saru. Studio-studio ini memiliki uang untuk memberi pelatihan, tetapi studio-studio kecil yang tidak memiliki sumber daya sebanyak itu tidak mungkin bisa melakukan hal yang sama seperti mereka. Margin keuntungannya terlalu kecil, dan studio kecil seperti itu juga tidak punya investor yang bisa memberikan uang lebih hanya untuk melancarkan proses produksi.
Kalau soal pelatihan, saya agak teringat soal pendekatan yang dilakukan Kyoto Animation dengan KyoAni School-nya. Tetapi saya sendiri juga sadar kalau tidak semua studio bisa melakukan ini.
Benar, setahu saya yang dilakukan Kyoto Animation adalah mereka punya sekolah sendiri yang tidak banyak orang bisa masuk juga. Lalu lulusan dari sana bisa berkerja di Kyoto Animation atau studio-studio besar lain. Selama sekolah, murid-murid di KyoAni School juga diajarkan tentang kemampuan apa saja yang mereka butuhkan, alat-alat yang digunakan, dan juga mentalitas yang perlu diperlukan untuk bertahan di industri ini. Hal ini yang membuat Kyoto Animation spesial. Mereka dapat memproduksi anime mereka dari dalam studio mereka sendiri, dan bahkan jika sesuatu kekacauan terjadi selama produksi, mereka pada akhirnya masih bisa merilis produk dengan kualitas tinggi. Saya rasa banyak studio yang ingin seperti itu, tetapi pada akhirnya studio yang ingin seperti itu harus stabil secara finansial terlebih dahulu.
Apa yang calon animator harus lakukan untuk dapat berpartisipasi di proyek-proyek Buta Production? Apakah ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi?
Pertama, yang penting adalah kamu mempunyai portofolio yang bagus. Tidak usah portofolio sebagai animator professional, asalkan bagus secara teknis. Aspek lain yang penting adalah kecepatan, karena dibutuhkan kecepatan untuk dapat memenuhi demand industri anime. Paling minimal harus bisa menggambar 15 cut dalam sebulan. Bukan berarti tiap bulan pasti harus mengerjakan 15 cut, tapi kalau bisa mengerjakan sebanyak itu dalam sebulan, saya rasa kamu sudah cukup untuk berkerja di Buta Production.
Hal lain yang diperlukan adalah kesediaan untuk berkerja di proyek apapun, dan bukan hanya yang populer saja. Kami sebagai studio fokus kepada pencapaian teknis yang bisa kami dapatkan dalam suatu proyek daripada popularitas proyek tersebut. Kami lebih suka memilih proyek yang kami rasa menarik untuk dilakukan daripada sesuatu yang kami tahu akan menjadi populer.
Secara umum, kami terbuka untuk siapa saja yang ingin berkerja di studio kami. Tidak harus sebagai animator saja, contohnya kami juga perlu orang untuk mengerjakan gambar latar. Saat ini kami tidak memperlukan terlalu banyak animator, tetapi kami butuh pengomposisi dan juga sutradara yang baik. Kedua peran tersebut sangat susah ditemukan sekarang dan kami sangat menghargai orang-orang dengan kemampuan tersebut.
Dari anime-anime yang Buta Production kerjakan, kami lihat ada salah satu animator asal Indonesia, GitsAsh, yang pernah terlibat di proyek Buta Production sebelumnya. Apa opini anda tentang prospek animator asal Indonesia untuk berkerja dengan Buta Production atau industri anime secara umum?
Sebenarnya, ada hal yang menarik soal animator kami di Buta Production: Soal nasionalitas, orang Indonesia itu salah satu nasionalitas yang punya rekam jejak paling bagus. Di studio kami, semua animator asal Indonesia sangat jago dalam animasi. Ini hanya pengalaman pribadi saya saja, jadi mungkin tidak terlalu relevan secara statistik, tetapi animator asal Indonesia biasanya sangat serius dalam memastikan mereka bisa menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu dan juga mencapai target teknis yang kami inginkan.
Tentu saja, saya paham kalau mungkin level kualitas yang dikerjakan oleh animator Indonesia berasal dari fakta bahwa biaya hidup secara umum lebih rendah dari negara-negara lain. Karena bagi orang Indonesia upah normal yang kami tawarkan cukup tinggi, mereka jadi lebih memperhatikan detil saat mengerjakan proyek dibandingkan animator dari negara-negara lain. Karena itu juga mereka mungkin berfikir kalau berkerja bersama kami dalam jangka panjang adalah cara yang bagus untuk menghasilkan uang. Saya pribadi hanya punya hal yang positif untuk dikatakan tentang orang Indonesia.
Menurut saya, GitsAsh itu contoh animator Indonesia yang bagus. Saat saya pertama kali berkerja bersama dia, menurut saya dia animator yang biasa-biasa saja. Kemampuannya cukup untuk menyelesaikan apa yang diminta, tetapi dia bukan animator yang bagus banget dulu. Tapi sedikit demi sedikit, kemampuannya mulai meningkat. Dia lama-lama semakin ahli dan dapat diandalkan sebagai seorang animator, dan juga semakin ahli menggambar. Sekarang, GitsAsh adalah salah satu animator utama kami di Buta Production dan seseorang yang dapat saya andalkan di studio ini. Secara umum, saya sangat tertarik dengan animator dari Indonesia karena saya rasa banyak sekali bakat yang datang dari Indonesia. Misalnya Road Sign, Housein Untoro, atau Guzzu. Bahkan Guzzu sekarang tidak berkerja di industri anime. Dia sekarang berkerja sebagai storyboarder untuk proyek-proyek game, kalau tidak salah.
GitsAsh juga pernah bilang ke saya kalau sejak dulu sudah banyak orang Indonesia yang berkerja di industri anime. Misalnya, saya ingat kalau ada studio animasi di Indonesia bernama BJCF (PT. Bintang Jenaka Cartoon Films, anak perusahaan dari perusahaan produksi anime yang bernama E&G FILMS Co., Ltd. di Jepang.) yang dulu ikut serta mengerjakan douga dan shiage untuk studio seperti Gainax. Menurut saya juga sekarang sepertinya ada perubahan di antara animator Indonesia. Awalnya, mereka memposisikan diri mereka sebagai talent outsourcing untuk mengerjakan in-betweening atau animasi di anime-anime. Sekarang, mereka mulai berkerja di posisi yang lebih tinggi seperti Guzzu sekarang. Saya rasa dengan level bakat yang dimiliki oleh orang Indonesia, orang Indonesia mampu untuk mendirikan studio mereka sendiri, studio fisik di mana orang-orang dapat mengerjakan sesuatu bersama di tempat yang sama.
Kalau ada animator asal Indonesia yang ingin berkerja di Buta Production, apa yang harus mereka lakukan untuk melamar ke Buta Production?
Bisa langsung mengirimkan CV dan portfolio masing-masing ke Buta Production. Secara umum, saya sangat tertarik untuk berkerja dengan orang Indonesia. Oh iya, ini tidak terlalu berhubungan dengan Indonesia, tapi kami selalu berusaha untuk memberi upah di atas apa yang biasanya diberikan oleh produksi anime lain. Kalau tidak salah, dengan nilai tukar mata uang sekarang, animator Indonesia butuh menggambar 10 cut dalam satu bulan untuk menerima upah yang cukup tinggi. Tentu saja, mereka bisa menggambar lebih itu kalau mereka bisa menggambar dengan lebih cepat.
Untuk pertanyaan terakhir, apakah ada tips untuk orang-orang Indonesia atau para #Kaoreaders yang ingin berkerja di industri anime, baik itu sebagai animator, produser, penerjemah, atau posisi apapun secara umum?
Setiap posisi memiliki tips yang berbeda-beda. Posisi yang paling mudah menurut saya adalah sebagai animator. Kalau kalian cukup pede dengan kemampuan kalian, silahkan bergabung dengan studio kami. Kalau belum pede, kalian bisa belajar dari berbagai sumber seperti video-video tutorial maupun buku mengenai animasi, lalu latihan sampai kalian cukup percaya diri dengan kemampuan kalian. Setelah itu, post saja karya-karya kalian di internet sampai ada studio yang menghubungi kalian. Semudah itu sekarang menjadi animator di industri anime. Biasanya, asisten produser akan menghubungi kalian kalau kalian konsisten mengeluarkan karya kalian di media sosial.
Opsi lain yang bisa dilakukan adalah menghubungi studio-studio animasi secara langsung dan menunjukkan karya yang telah kalian buat. Beberapa studio animasi menaruh kontak mereka di media sosialnya, sehingga kalian bisa menghubungi mereka. Pada akhirnya, mereka akan menghubungi kalian kalau mereka sedang butuh animator dan kebetulan kalian juga cocok untuk pekerjaan yang mereka butuhkan. Kalian juga bisa melakukan hal yang sama ke Buta Production.
Kalau kalian punya cukup uang dan niat, kalian bisa datang langsung ke Jepang. Mungkin akan ada masalah dengan visa, tetapi itu bisa diakali dengan mulai sebagai pelajar di Jepang lalu belajar di sana dengan visa pelajar, dan secara perlahan transisi ke visa pekerja. Perlu diingat kalau untuk melakukan itu, kalian perlu merencanakan hidup kalian juga karena pasti akan memakan waktu dan uang yang cukup banyak. Pastikan kalau kalian siap.
Kalau ingin berkerja sebagai produser, satu-satunya cara yang bisa saya pikirkan sekarang adalah melamar ke studio seperti Shinobi Creative yang memang menerima orang-orang yang ingin berkerja secara remote, tetapi posisi produser sendiri jarang terbuka. Posisi sebagai produser jauh lebih rumit daripada animator, sehingga tidak terlalu banyak orang yang ada di posisi ini dibandingkan dengan animator. Kalian juga bisa coba melamar langsung ke studio Jepang juga, tetapi kalian harus belajar bahasa Jepang. Tidak seperti posisi animator, yang tidak memperlukan kemampuan bahasa Jepang, posisi sebagai produser di Jepang sangat membutuhkan kemampuan berbicara bahasa Jepang, dan sangat digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. Kalian tidak perlu banyak kemampuan atau mengikuti kursus untuk posisi ini, tetapi banyak sekali proses yang membutuhkan komunikasi, sehingga kemampuan bahasa Jepang itu wajib.
Untuk posisi penerjemah… mungkin ini menyakitkan, tetapi sejujurnya sekarang penerjemah tidak terlalu diperlukan di industri anime. Dulu, studio-studio Jepang perlu orang untuk membantu menghubungkan mereka dengan pekerja-pekerja asing, tetapi sekarang dengan banyaknya animator asing, studio biasanya sudah menggunakan tim internal mereka sendiri untuk mengatasi masalah komunikasi. Sangat susah saat ini untuk berkeja sebagai penerjemah freelance untuk suatu produksi anime. Memang sangat sayang, tetapi begitulah kenyataannya sekarang.
Terimakasih atas tips-tipsnya dan juga cerita-cerita menarik serta insight yang sudah diberikan selama wawancara ini. Semoga Buta Production sukses selalu dalam mengerjakan proyek-proyek dan membuat anime original ke depannya.
KAORI Newsline | Wawancara oleh Alif Naufal Hakim, Dany Muhammad, dan Halimun Muhammad | Diterjemahkan oleh Alif Naufal Hakim dari artikel The Indonesian Anime Times