Pemandangan Langka di Tengah Sterilnya Stasiun
Tibalah KRL pada perhentian pertama, stasiun Cibinong (CBN). Stasiun di lintas Nambo sangat menarik karena desain bangunan stasiunnya yang seolah-olah menyerupai vila, “bertingkat” dan terasa “sangat Depok”, mengingatkan stasiun Depok Baru. Saat KAORI tiba, hujan gerimis baru saja reda dan ada pemandangan langka di sini: warga sekitar dan anak-anak yang bermain dengan bebas di wilayah peron stasiun. Peron stasiun ini pun cukup pendek dan kereta terakhir (kereta 8) tidak mendapatkan peron, sehingga petugas tidak bisa turun untuk menutup pintu dan hanya menampakkan kepalanya saja.
Meninggalkan stasiun Cibinong, KRL masih berjalan perlahan. Tidak lama, terlihatlah flyover Cibinong yang jaraknya hanya sekitar 350 meter dari stasiun. Sepanjang perjalanan, banyak anak-anak dan orang tuanya yang terpana dan melambaikan tangan saat KRL melintas. Ada pula yang masih asyik bermesraan di dekat tiang sinyal dan baru menyingkir setelah masinis membunyikan klakson cukup keras.
KRL pun melintasi tol Jagorawi, mirip seperti pemandangan di tol Cipularang. Setelah itu, KRL melintas langsung halte Gunung Putri (GPI), Citeureup, yang kemudian berlanjut kembali dengan pemandangan hijau. “Seperti membelah Amazon,” ucap Joe, seorang wota yang ikut dalam perjalanan perdana ke Nambo ini.
Komplek Megah di Tengah Daerah Antah Berantah
Dari daerah antah berantah, tiba-tiba tersibaklah sebuah pemandangan megah! Bayangkan sekolah seperti dalam seri Koi to Senkyo to Chocolate atau kompleks megah dalam anime dan komik, hanya saja ini bukan sekolah. Ya, ini adalah pabrik semen PT Indocement dan tidak lama kemudian, KRL pun tiba di stasiun Nambo.
Jarak dari stasiun Nambo ke Jakarta Kota sepanjang 51 km, tidak jauh beda dari angka 48. Joe menyayangkan saja mengapa PT Kereta Api Indonesia (KAI) harus memberi kode stasiun Nambo dengan huruf NMO. “Kok nggak dikasih kode NMB aja sih,” seraya merujuk grup idola NMB48 di Jepang.
Pada hari pertama, penumpang didominasi warga yang ingin “berwisata” dan naik dari stasiun Cibinong sekadar untuk merasakan bagaimana rasanya naik KRL. Terlihat wajah-wajah sumringah penumpang dan pelajar yang mungkin saja merasakan naik KRL untuk kali pertama setelah selama ini hanya bisa terpaku saja melihat kereta api barang.
Saat tiba di Nambo, kereta terlambat 15 menit dari jadwal kedatangan seharusnya dan tidak berhenti terlalu lama. Pemandangan lain yang tidak biasa di stasiun lain ada di sini: PPKA (pemimpin perjalanan kereta api) keluar untuk memberikan aba-aba pemberangkatan KRL yang normalnya hanya dilakukan untuk kereta api non-KRL.
Menikmati perjalanan kembali ke Citayam, kereta tiba kembali di stasiun Cibinong. Rupa-rupanya karena stasiun ini dekat dengan SD, Joe ternyata menemukan hobi baru bersama Jayeng, railfans yang baru dikenalnya: mencari dedek-dedek lucu yang memakai kaos berwarna biru!
KAORI Newsline | oleh Kevin W
Nambu ‘pedo’ line