Fansub Indonesia: Sebuah Kesesatan Berpikir

77

Oleh Shin Muhammad

Masih mengamati lika-liku pergolakan fansub Indonesia, semakin hari fansub Indonesia malah mengalami dekadensi moral. Jika niat awal fansub itu adalah menyajikan anime bagi para penggemar, kini fansub Indonesia menjelma menjadi entitas yang rakus penghargaan, bergengsi tinggi, dan dalam beberapa hal mulai merambah ke upaya melawan hukum. Sebuah hobi menyalurkan minat, bakat, dan kesempatan luang, ataukah sebuah kegiatan untuk menunjukkan eksistensi dan gengsi?

Saya bergabung dalam sebuah grup di Facebook, yang menurut mereka adalah sebuah upaya mewujudkan satu koordinasi dan satu persatuan antara sesama penerjemah anime di Indonesia. Awalnya, saya berharap hal ini akan menjadi hal yang baik, di mana kualitas akan semakin meningkat, penonton semakin dimudahkan, dan suatu saat malah berpotensi membuat anime yang mereka kerjakan dapat hadir secara legal di Indonesia.

Keanehan bermula ketika saya mengecek sedikit saja dari keberagaman yang ada di dalam grup ini. Mulai dari masalah hardsub dan softsub sampai tindakan yang agak "tidak patut" seperti menambahkan watermark di video yang dirilis. Malah ada yang watermarknya bersaing dengan logo stasiun televisi itu. Alasan awal sih, karena pembajakan.

Siapa Membajak Siapa?

Keanehan mengenai masalah pembajakan ini pun menimbulkan sebuah pertanyaan. Bukankah fansub itu sendiri merupakan suatu tindakan pembajakan? Kalau menggunakan logika, kasus ini mirip-mirip seperti maling A yang teriak maling ke maling B, akibat maling B mengambil barang milik maling A.

Untuk menjawab pertanyaan ini, mereka mengemukakan argumen lain. "Kita sudah capek-capek, bung! Encoding capek, translate capek, upload juga capek, masak hasil karya kita dimaling sama orang? Ditarikin duit pula sama mereka!"

Kasus ini mirip sekali dengan fansub internasional dan bootlegger. Bedanya, bootlegger mengklaim kalau anime yang mereka jual adalah anime yang berlisensi resmi. Oleh karena itu, di medio 2004-an banyak grup yang beramai-ramai memasukkan teks "This is free fansub. You've been robbed if you paid for this.". Grup fansub skala internasional menyadarkan bahwa mereka memang membajak, dan berharap barang itu didapatkan orang lain secara gratis pula. "Pembajakan tanpa keuntungan" inilah yang sejak dahulu menjadi perdebatan tiada henti di Amerika dan Eropa mengenai legalkah sebuah karya difansubkan, sementara karya tersebut belum rilis secara resmi di negara tersebut. Ironis, meski sudah ada layanan seperti Crunchyroll, tetap saja hal ini tidak menyurutkan niat membajak anime dengan alasan bla bla dan bla lain (tanyakan saja pada Horriblesubs).

Kembali ke masalah hasil karya dimaling orang. Grup fansub di Indonesia juga menghadapi bootlegger. Namun, hal ini ditambah pula dengan web lain yang mengunggah "hasil karya" mereka, kemudian menarik keuntungan dengan mekanisme semacam adf.ly atau sejenisnya. Kalau menurut bahasa grup Facebook ini, mereka menyebutnya situs lalat.

Kasus situs lalat yang menjamur ini mirip sekali dengan kasus Narutofan, Tazmo, dan situs-situs penipuan lain. Bedanya, situs lalat ini tidak (atau belum) menarik iuran berlangganan laksana Indovision untuk mengakses situsnya. Hanya sedikit klik (yang mungkin sedikit merepotkan bagi para pengunduh), dan mereka pun mendapatkan uang. Tidak ada unsur penipuan di sini.

Lalu, mengapa segelintir orang begitu raeg dengan situs lalat ini?

Mereka akan menjawab hasil karya dimaling orang. Hei, bukankah fansubber itu sendiri membajak hasil karya orang? Kalau Lucky Star, mereka memaling dari Kyoto Animation. Kalau itu NGE, mereka memaling dari Gainax. Kalau Boku no Pico, dari Natural High. Begitulah seterusnya. Bahkan sampai akan dibentuk tim khusus untuk menangani hal ini.

Jadi, maling teriak maling? Minta diberikan penghargaan dan penghormatan karena telah membajak hasil karya orang lain?

Lenin mengganyang Bolshevik atas nama rakyat Rusia, sebelum akhirnya termakan dengan kekuasaannya sendiri. Begitu pula dengan Stalin. Revolusi Bolshevik mengkampanyekan sama rata sama bahagia, namun yang terjadi adalah perampokan berjamaah kepada rakyat Rusia itu sendiri.

Lebih Konyol Lagi?

Mungkin yang lebih konyol dari ini adalah masalah gengsi. Anda kenal Tokyo Tosho, Nyaatorrents, maupun Jishaku? Situs ini dinamakan sebagai situs daftar mencari anime untuk diunduh (tl;dr: listing site). Banyak orang yang mengakses situs ini setiap hari, dan selama ini tidak ada yang mempermasalahkan. Bagaikan iklan baris, situs ini malah memudahkan orang lain menemukan apa yang mereka cari. Memasukkan tautan ke situs ini dilakukan secara mandiri, artinya masukkan sendiri dan iklan Anda akan terpampang di situs ini.

Dalam grup Facebook yang saya ikuti, muncul rasa iri dengan sebuah situs sejenis Tokyo Tosho ini. Sebut saja nama situs ini Mahorinusantara, segelintir orang dalam grup ini mengeluhkan mengenai masalah situs Mahorinusantara yang menurunkan kunjungan ke blog pribadi mereka. Mereka mengeluhkan kalau menaruh berkas ke Mahorinusantara, itu memperbesar kemungkinan "hasil karya" mereka dibajak oleh orang lain.

Namun, ada yang lebih konyol. Mereka mencerca Mahorinusantara, namun mengusulkan situs lain (yang sebenarnya juga situs listing) untuk membagi karya mereka. Sebut saja situs ini Bunga. Padahal, situs Bunga ini sendiri juga menarik uang dari hasil klik unduh setiap berkas yang diunduh dari situs mereka.

Saat saya bertanya "kok situs Bunga yang menarik uang seperti itu diperbolehkan? ke mana uangnya?", salah seorang anggota grup itu menjawab "keuntungannya dipakai untuk membeli akun file-hosting, dll.

Bila saya tidak mengalami kesesatan berpikir, saya akan menarik logika seperti ini. Maling-maling (a,b,c) tidak suka kalau barang-barang mereka dimuat di dalam iklan baris koran Mahori (yang ironisnya dulu mereka sendiri yang memasang iklan di situs Mahori). Sebagai gantinya, maling-maling ini bermufakat membuka situs penadah untuk menjual barang yang mereka malingi. Kemudian hasil keuntungan dari penjualan via situs penadah ini dibagi bersama maling-maling ini. Kasarnya, "kalo gue ga dapet untung, gue ga sudi".

Kalau melihat dari sisi pemilik situs Mahorinusantara, hal ini bisa disamakan dengan iklan "Kok Poni" yang ada di televisi. Mereka memasukkan sendiri berkas mereka ke situs Mahori, kemudian menghujat situs Mahori karena berkas yang mereka masukkan dibajak oleh orang lain.

Tidak Tahu Terima Kasih

Ketika anime Fairy Tail diputar di Indosiar, sempat terjadi kesalahan teknis dalam penulisan judul "Fairy Tale" oleh lembaga sensor. Hal ini ditanggapi oleh seseorang di situs itu yang menyatakan, "Kami tidak akan berhenti mengerjakan Fairy Tail, karena yang dikerjakan di Indosiar adalah Fairy Tale!". Meski sudah ditayangkan legal di Indonesia, tidak ada niat untuk mendukungnya. Walau saya masih dapat mengapresiasi beberapa hal positif, seperti ada orang yang menolak mengerjakan Death Note karena anime ini sudah tayang di televisi Indonesia.

Satu hal lain yang lebih ironis, ada usulan dari salah satu anggota grup Facebook itu, "gimana kalau kita cari sponsor ya?". Mencari sponsor untuk mendukung aksi perampokan berjamaah? Astaghfirullahaladzim!

Mengakui Kenyataan

Jadi, apa solusi untuk hal-hal tadi? Mengakui dengan sejujur-jujurnya jauh lebih baik.

Tindakan fansub adalah pembajakan. Tidak sepantasnya seorang pembajak marah jika karyanya dibajak orang lain. Kecuali bila yang dirampok memang benar-benar barang yang dibuat dan dimiliki sendiri secara sah, menegur pembajak yang membajak sesama pembajak hanya merupakan omong kosong belaka.

Ini berarti, kalau memang niat mengerjakan fansub itu murni "dari penggemar, oleh penggemar, untuk penggemar", tidak perlu ada gengsi dan keinginan untuk diakui dalam grup fansub itu sendiri.

Kalaupun ada argumentasi kerja keras, maka itu adalah sebuah kerja keras untuk membajak karya orang lain.

Kesimpulan

Ada kesesatan berpikir yang sangat kronis dalam grup yang (menurut mereka) mencoba mewakili fansub Indonesia. Bila hal ini terus berlanjut, anime di Indonesia suatu saat tidak akan lagi tersedia secara legal. Tidak masalah, wong sama-sama membajak, kan?

Selamat datang di distopia dunia anime legal di Indonesia.

77 KOMENTAR

  1. kritis mas, memang akhir2 ini ada sedikit kegaduhan didalam komunitas fansub soal masalah “lalat” dan pencurian “karya” mereka.
    saya pikir masalah diatas tidak perlu dipermasalahkan, toh mreka melakukannya untuk kesenangan dan hobi. seperti yang mas bilang, dari penggemar dan untuk penggemar.

  2. karya yg asal mulanya dari hobi disebar luaskan sama orang lain, ngga perlu repot2 promosi, pengunjung pun berdatangan 😆

  3. wah kritis yang sangat bagus..

    Jujur saja pada awalnya saya pribadi ga tau yang namanya FANSUB yang dinamakan dari fans untuk fans dstlah…
    Saya hanya tau saya translete anime NARUTO yang notabene merupakan anime illegal jika di fansubkan tapi saya tidak tahu fansub waktu itu.

    Terus masalah iklan memang kita NBL pertama kali berdiri karena saya mengetahui situs yang bernama adsensecamp yang jika ada orang yang klik iklan kita akan dibayar Rp300,00 perak per klik UV nya. Karena itulah saya terdorong untuk belajar membuat blog untuk coba2 mencari Rp,300perak tersebut lewat blog baru saya yang kemudian saya beri nama Narutobleachlover.blogspot.com. Sehingga menjadi sekarang inilah NBL dikelola banyak orang dan juga teman2 fansub yang lainnya.

    dari paparan diatas pasti anda bisa meyimpulkan apa tujuan awal saya mendirikan NBL.

    We are Kaizoku!!

  4. hmm memang mungkin niat awal dari fansub [ FS kedepannya ] sudah mulai bergeser. diawali karena rasa cinta akan anime menjadi sebuah ladang mencari popularitas. . .
    mencari nama dan menjelekan FS lain nya [ terutama FS internalsional seperti Horrible subs ataupun GG [ yang saya tau] ] dengan berkata ” jangan download FS A karena subs nya ngeTroll. harus nya mereka bersikap lebih arif coba pikir kembali tujuan awal mereka melakukan FS-ing.
    untuk hobby dan rasa cinta kah? ato cuma pamer kemampuan?
    well, soal maling teriak maling saya rasa di dunia maya itu wajar, dalam artian selama ada file yang di unggah pasti ada yang download dan pasti ada yang share di site mereka. soal watermark itu juga sebenernya boleh” aja kok cuma yang manusiawi lah dikit. . taro di depan sebelum mulai suatu eps saya rasa udah cukup buat memperkenalkan siapa yang bekerja keras [ ato di tengah” acara dalam artian biasa tiap anime ada jeda kan? nah kenapa gak taro di sana saja? ] gak perlu sampe watermark mengalahkan logo. . .
    para team translate VN atau LN aja gak segitunya [ padahal kalo mau di hitung kerja mereka lebih keras].
    oleh karena itu mendingan kalo niat ngesubs cuma demi pamer mending gak usah lah. . . masih banyak subber lain yang bekerja demi kecintaan mereka dan harga diri [ kebanggan ] mereka bisa mensubs anime kesayangan mereka. . .
    IMHO and no offense

    • Komentar yang sangat bagus. Saya sepakat bahwa memang “borok” fansub luar ikut menular di sini.
      Bagaimana jika fansub itu sendiri kembali ke fitrah? Fitrahnya sebagai perkumpulan yang bersifat nonprofit. Contohlah grup seperti Eclipse yang tidak menerima donasi. Bahkan Horriblesubs itu sendiri pun menolak donasi (malah menyuruh penggemarnya untuk membeli asli di Play-Asia).

      • bentar2,
        sejujurnya, emank di grup itu ada fansub yang minta donasi?
        ada namun gk semua kan?
        jujur saja saya gk menerima donasi karena ngapain donasi sementara semua kerjaan saya tanpa modal?

  5. Hampir sependapat dgn editorial yg anda beri. :thumbsup

    sejujurnya sy juga heran dgn org” di sana yg terlalu mempermasalahkan hal tentang pembajakan, mekanisme memojokan website org lain dsb.
    bukan berarti saya memeperbolehkan membajak atau membiarkan mreka, tp sebenarnya hal bajak dan dibajak merupakan hal lumrah di internet, selama masih berkutik di DUNIA IT, bagaimanapun seseorang melindungi sesuatu, pada akhirnya ada yg selalu lebih pintar dan bisa membajaknya, contoh liatlah perusahaan besar sperti microsoft, adobe dll, hasil karya mereka dibajak, dan anda sendiri sy yakin hampir semuanya menggunakan OS atau aplikasi mereka secara ilegal bukan?
    jk anda sndri begitu apa kata dunia? wong jeruk ko makan jeruk?

    sy sendiripun org fansub, dan suatu saat akan merilis hasil script saya dlm suatu menu di blog, dan sya akan membuat label, “for educational only not for sale” tidak peduli apakah nanti hasil karya itu mau disub ulang, bajak, dijual dsb..
    Harga diri? sy tdk mempermasalahkan hal itu, toh sy melakukan hanya demi hobi, tidak perlu tersakiti hanya karena hal itu.

    Welcome at IT world, you’ll never know how rude this world until you feel it!

    sbg saran lainnya, no offense and piece!

    • gitu orang yang memakai program asli/freeware kena juga gitu?

      karena saya pemakai linux saat ngesub, sedangkan windows ini program saya open-source/freeware. windows xp saya sepaket saat beli laptop.

      apa itu salah?

      lagipula anda yang nulis juga yakin gk pke program crackware?

  6. sepakat mas….lagian klo dilalatin toh di video yg notabene hardsub itu dah dikasih watermark atau back link ke encoder asli. justru itu artinya mereka beriklan gratis….kenapa harus marah..??

  7. Bukannya FANSUB juga ikut berperan dalam mempromosikan anime menjadi populer.
    soalnya jujur saja jika tidak ada SUB anime yg kayak Naruto, Bleach, OP mungkin saya gk bakalan suka yg nama anime tsb.

    • Masalah apakah fansub ikut mempopulerkan anime itu sebenarnya adalah kontroversi sendiri yang harus disadari oleh semua orang. Oke dengan fansub banyak orang mendapat akses ke anime. Namun ironisnya hal itu justru merusak nasib pasar anime itu sendiri bagaimana anime yang sebenarnya dibuat untuk tujuan komersil ternyata malah disebar secara gratisan tanpa ada pembayaran sama sekali kepada pihak yang seharusnya. Apalagi kalau cuma anime trio Shonen Jump itu juga aslinya juga sudah beredar secara luas dan legal di Indonesia. Naruto dipopulerkan oleh TRANSTV (yang kemudian berpindah ke GlobalTV), Bleach dipopulerkan oleh Indosiar, One Piece dipopulerkan oleh RCTI (yang kemudian berpindah ke GlobalTV).

  8. kalau dasarnya ngesub ingin berbagi & suka, masalah “kesesatan” ini pasti tak akan terjadi. malah yang terjadi adalah rasa ingin dihargai sebagai subber dan meminta lebih. lagi pula ini grub Facebook itu kebanyakan anak SMU, jadi jelas pikirannya masih belum dewasa dan masih cepat “raeg” kalo disinggung api.

    Lo, gua, END.

    • tau darimana klo itu isinya kebanyakan anak SMU?

      dah bikin kuisionernya????

      anda jika tidak tau fakta lebih baik jangan aneh2 supaya tidak menimbulkan suatu salah sangka

  9. Ya begitulah orang2 yg mau ngesub cuman untuk alasan biar keren, bukan karena peduli.

    Kebanyakan yang mau dipelajari adalah bagaimana cara buat efek karaoke, bukan bgaimana cara mentranslate J->I
    Sebgaian besar (bukan semua) masih juga ngerampok sub Eng dari fansub laen untuk diterjemahkan E->I

    Kalau tujuannya adalah hobi, maka yg namanya biaya dan capek itu ngga masalah, karena kalau udah hobi, yang penting itu prosesnya, bukan hasil akhirnya.

  10. kalau menurut saya,
    pada intinya tujuan para fansub itu ‘kan untuk membagi kecintaan mereka terhadap anime kepada seluruh orang yang menontonnya ‘kan?
    karena ada beberapa orang indonesia yang gak mudeng sama bahasa inggris maka dibuatlah subtitle indonesia itu oleh para fansub indonesia..

    nah, kalau sudah begitu.. para fansub kan tidak perlu lagi memikirkan apakah fansubnya dibajak, dilalerin, dsb. asalkan orang yang menonton merasa senang dan puas sehingga menibulkan rasa cinta terhadap anime, bukankah itu sudah cukup??

    mereka terkadang lupa akan apa untuk apa sebenarnya eksistensi mereka..
    dan saya harap artikel saudara ini bisa membuka mata mereka…
    mereka tidak salah, hanya saja kecintaan mereka terhadap anime kurang…

    maaf kalau komentar saya ini terdengar memprovokasi di telinga para fansub. sesungguhnya itu bukanlah suatu kesengajaan..
    terima kasih.

  11. yang penting itu dapet pengalaman….

    hobi main duit kan gk masalah….

    liat aj fansub luar dikira semua full free semua??

    nah truz hosting server itu gratis???

    pastilah yang namanya hobi itu main uang….. -_-

    • nah loh, jadi mbikin fansub ini murni hobi apa nyari profit? kalo udah sampai mikir untung-rugi namanya udah ada motivasi bisnis, kan?

      Kalau memang murni hobi, keluar ratusan juta sampai miliaran pun gak akan jadi masalah bagi orang itu. Hanya dibatasi oleh kemampuan dan pendapatannya saja.

      • memang saya dengan main duit itu ada pikiran untuk minta donasi?

        GK kan?

        kemarin rapat juga saya gk bicara tentang donasi dari leecher -_-

        dan juga rencana itu klo tidak jalan kan gk rugi juga, jalan juga gk rugi

        itung2 sekalian buat simpan file sub indo disana kan?

  12. 🙂
    ngesub..
    cuman buat hobi ajaa buat’q,,,
    n blog pun q juga ga punyaa..
    hasil sub cuman q share ajaa…
    jd q ga begitu masaalaah ama tu pembajakan,,,
    aq cuman menuangkan hobi’q ..
    yaap..
    fansub kn mmg untuk kesenangan n hobii..
    jd mari berseneng2 ae..

    🙂

  13. aku juga fansubber Indonesia walaupun jarang aktif

    program yang kugunakan untuk fansubber memang semua free source
    tapi source anime yang kugunakan memang kemungkinan bajakan

    satu hal yang pasti
    seperti halnya fansub internasional
    aku rage kalau sub yang kushare secara free
    digunakan oleh beberapa site yang murni commerce
    hendaknya setia pada tujuan awal yang murni bersifat free

    secara jujur
    sama seperti fansub internasional
    aku tidak mempermasalahkan donate money
    untuk adf.ly selama hanya bersifat beberapa klik
    sepertinya juga tidak terlalu bermasalah bagi kebanyakan fasnsubber
    tapi bagi yang jelas2 mengambil keuntungan dari karya free orang lain
    aku menentang dengan tegas tindakan dan perilaku yang seperti itu

    dan hal ini juga termasuk
    kepada pencurian fansub free oleh TV Indonesia
    karena mereka memiliki juga budget untuk biaya translate

    • Famsub free dicuri oleh TV Indonesia???

      Sorry guys, tapi TV memang lebih berhak untuk menayangkan anime karena mereka memiliki izinnya. Jadi sori sori aja ya.

      Siapa suruh bikin gratisan???

  14. tapi tetap aja lebih enak download di banding nonton tv yg pake iklan sampo dan pembaluuuuut 24menit jadi 1 jam kalo tv lokal ,

  15. kasih komen ah……
    kalo menurut saya sih biarin aja
    – soal lalat, fansub ngesub katanya ikhlas karena hobi. jadi seharusnya gak dirugikan.
    – soal watermark. gak jauh beda ama hardsub. jadi biarin aja. toh namanya udh bajakan juga
    – ngesub anime yang udah ditayangin di TV Lokal, yang ini biarin aja juga. yang berhak mengajukan keberatan adalah pihak yang menayangkan anime tersebut.

    Mengenai iklan lalat, watermark, ngesub anime ilegal, serahin aja ke Leecher. Kalo leecher mau download dari situs beriklan, yah biarin aja. Leecher juga jarang mempersoalkan yang namanya watermark. apalagi soal legal atau ilegal.

    Memberikan watermark yang berisi informasi “ini adalah fansub gratis” bisa dibilang adalah upaya peringatan bagi yang mendownload (Leecher) bahwa file itu seharusnya didapatkan secara gratis.

    Merusak hasil karya orang laen dengan watermark? Kalo gitu saya mau balik nanya, emang dalam pembajakan ada aturan soal hal seperti itu ya? Nih kasusnya sama aja ama yang namanya hardsub (karaoke maupun dialog) yang konon katanya merusak hasil karya orang laen.

    Soal katanya menghujat situs “mahorinusantara” dan mendukung situs “bunga”, saya gk mau kasih komentar. Karena menurutku adalah termasuk urusan pribadi para fansub dengan situs “mahorinusantara” tersebut. Anggaplah seperti pihak A mentroll pihak B. Tidak ada hubungannya dengan pihak C.

    • Untuk poin terakhir (anime di TV lokal), berarti tidak mendukung cara-cara memeroleh anime yang legal, dong?

      • ngikut etika fansub ya? yang kalo udah ditayangin maka tidak boleh lagi disub. Sepertinya ini kembali pada individu. Soalnya tidak ada tindakan lebih lanjut jika ada yang tidak mengikuti etika tersebut.

        Saya ngesub Fairy Tail. Sementara tayang di TV Lokal juga sih. Tapi tetap disub. File saya juga sudah pernah kena delete yang di Mediafire (Fairy Tail OVA 1), lupa nama perusahaannya. Katanya pelanggaran hak cipta. Tulisannya panjang banget dan saya malas baca.

        Saya lebih suka yang dub jepang soalnya. Jadi yah gitu deh, tetap di sub. Jadi bingung nih 😀

        • Nah, sekarang ditegaskan saja. Kalau sudah dilisensi, mengapa jalan terus? Tidak mudah membawa anime secara resmi ke Indonesia, dan ini diabaikan bagai angin lalu. Apa tidak tahu terima kasih?

        • Anda lebih senang dub Jepang???? Kalau begitu silahkan impor filmnya dari Jepang langsung. Mudah, cepat, dan beretika.

  16. Topiknya mengenai maling teriak maling ya?

    Haha lucu 😀
    Sama-sama maling…………
    mengenai hal ini saya gk mau ikut campur. Saya adalah maling dan tidak perduli dengan maling yang lainnya.

  17. Quote: Untuk poin terakhir (anime di TV lokal), berarti tidak mendukung cara-cara memeroleh anime yang legal, dong?

    hum…. saya udah lama gak nonton TV. Jadi agak bingung juga mau dukung atau tidak. Karena saya kurang suka anime yang ditayangin di TV Lokal. Mungkin krn udh terbiasa download yang bajakan 😀

    Mungkin gini: Karena saya gk nonton anime yang disiarin TV Lokal, jadinya gak mau tahu. (Pendapat yang cukup egois)

    • Sikap seperti ini yang sebaiknya segera disadari. Atau, suatu saat anime akan benar-benar lenyap dari Indonesia.

    • Dan sekarang kita tahu penyebab berkurangnya anime di Indonesia ternyata lebih karena keegoisan mereka sendiri yang ngakunya seneng anime. Bukan salah KPI, LSI, MUI, dan apalagi sinetron yang selalu saja dituduh-tuduh itu.

  18. Aya aya ae~
    Dari mata hukum, namanya donlot anime itu aja udah salah, kl mo ga muna.
    Merasa fans berat, beli saja yg asli jepang, dan jujur sy ngomong gini karena udah pusing liat masalah classic ini.

    Soal FS, pendapat pribadi saya :
    Kl sudah ada sub yg anda mengerti (entah itu ENG/IND) kenapa masih donlot anime di web yg logikanya nyolong (hayo~).
    Kl mo dilihat para moyang nya FS-er, mereka mlakukan FS karen anime yg mereka inginkan beredar di negerinya itu tidak kunjung muncul.
    Jadilah mereka melakukan rip sub, karena sking cintanya pada anime tsb dan untuk memudahkan fans anime itu untuk lebih mengerti jalan cerita nya (g ada niat cari untung)

    Tolong koreksi kata2 saya kl salah~
    Kl ada salah kata (yg menyinggung) saya mohon maaf sebesar-besarnya
    Dan asal ada2 tau saya ini jg sukanya donlot anime (ga selalu beli yg orsi).
    Tapi bukan berarti saya ga pernah beli yg asli lho~

  19. Artikel yang bagus, seharusnya dibaca oleh fansubers indonesia
    sadarlah bahwa kegiatan fansubing adalah kegiatan pembajakan. hasil dari pembajakan adalah pembajakan juga. tidak peduli seberapa keras mereka mengklaim bahwa itu hasil Subing mereka, hasil upload, hasil translate dan sebagainya, tetap saja itu hasil rampokan.Aku berharap fansuber indonesia sadar hal itu.
    Aku setuju dengan mas Shin Muhammad tadi. kita sering memprmasalahkan bootlegger, tapi taukah kita bootlegger di fansubs juga ada. siapakah mereka? mereka adalah orang yang mengambil keuntungan dari hasil subing, misalnya lalat. secara tidak langsung mereka menarik biaya dari fans, meskipun fans biasanya tidak keberatan.
    Mudah-mudahan kita sadar akan hal itu, dan tidak tersesat.
    Aku juga menjalankan sebuah blog anime, tapi yang dikerjakan adalah subtitle saja. Meskipun ada ziddu, itu hanyalah alternatif saja, mohon dibaca FAQ.

  20. perdebatan ga penting…

    90% leecher ga peduli dan lebih milih bergaya

    (baca : leecher banyak gaya)

    deal with it…

  21. kalo soal watermark kenapa gak cantumin di pojok saja seperti film barat, itupun gak selalu tampil cuman beberapa detik setelah sampe bagian tertentu

    Tujuan sebenarnya FS indo kan supaya orang yang suka nonton anime tapi tidak mengerti bahasa inggris n jepang dapat mengikuti perkembangan anime yang terbaru, kalo yang sudah mengerti bahasa inggris/jepang bakal jarang download versi indo karena yaaa…. bahasa indonesia itu gampang-gampang susah. Kalo terlau gaul jadi norak, kalo formal malah gak bisa dinikmati

  22. makanya saya cuman dukung translation doujin, dimana tidak ada rasa persaingan disana, yang ada adalah rasa senasib seperjuangan, siapa yang tidak kenal LWB?Soba-scan? Imari ( pemilik LWB) bereman dengan ziggy(pemilik soba-scan) dan YQII?dia kawan lama…. Jacob? dia adalah nabi dan Kizlan adalah salah satu pendatang baru yang sangat potensial. Bahkan jika ada translation lain yang sudah mengerjakan sebuah doujin,yang dilakukan mereka adalah menghentikan pekerjaan dan menyarankan untuk mengambil dari translation yg sudah selese itu. Dan beberapa scanlation tidak asal comot doujinnya,mereka membeli doujin itu, dan pembajakan tidka akan mengurangi pasar disini,secara pasar dari mereka adalah orang luar jepun yg notabene gak bhakal masuk ke negara mereka. Faktanya pembajakan tidak merusak pasar separah yang orang orang kira, karena disini tipenya klo murah beli klo mahal ya ga usah beli walopun berarti ga isa menikmati sama sekali juga

  23. ya,itu emang urursan mereka para fansub. Kalau bagi para pendownload, hanya ingin mendownload saja tanpa ingin tahu apa yang terjadi, tetapi setelah mengetahui masalah ini, sangat memperihatinkan.

  24. Wah menarik sekali artikelnya mas. Tergantung semangatnya mau sharing, atau mencari nama saja. Atau malah mencari uang. Saya rasa, tiap fansub boleh protes saat hasil subnya dicuri orang. tapi cukup sampai disitu saja. tidak ada perlindungan hukum dsb.
    saya bukan fansubber. hanya penikmat fansub (internasional) saja. Saya juga tahu kalau fansub itu ilegal. tapi fansubber atau penikmat fansub biasanya punya kebijakan sendiri. misalnya dengan tidak mencharge apapun untuk hasil subnya. mencantumkan permintaan supaya membeli ketika tersedia di negara asal. sebagai penikmat, tidak memanfaatkan hasil fansub sebagai barang jual beli/sewa. kebijaksanaan itulah yang menjadi “alat peringan dosa”. ya, semua pelaku di sini (seharusnya) sudah sadar kalau perbuatan ini salah.

    tentu saja saat saya sudah punya uang sendiri (saya masih mahasiswa), saya ingin mengoleksi secara legal. itu cita2 saya sih. dengan demikian, tidak perlu lagi ada rasa bersalah karena pernah membajak, toh pada akhirnya saya beli juga. ^^
    karena menurut saya, pembeli legal lah yang pantas disebut sebagai fans sejati.

  25. gw suka tuh kata2nya
    Skeith : “Kl mo dilihat para moyang nya FS-er, mereka mlakukan FS karen anime yg mereka inginkan beredar di negerinya itu tidak kunjung muncul.
    Jadilah mereka melakukan rip sub, karena sking cintanya pada anime tsb dan untuk memudahkan fans anime itu untuk lebih mengerti jalan cerita nya (g ada niat cari untung)” dan kata2nya
    shin muhammad : “Bagaimana jika fansub itu sendiri kembali ke fitrah? Fitrahnya sebagai perkumpulan yang bersifat nonprofit.”

  26. aku mw ikut,..
    anak Newbie,..

    sebenernya yang salah disini sapa ya,…
    cos ini ter lalu dianggap tidak penting
    tapi aku mengagap hal ini penting

    bukan dalam arti kode etik fansub,..
    tapi kode etik diri ku sendiri,..

    kalo memang bener,.
    indo udah melisensi animeinya,…

    aku pribadi minta list yang udah di lisensi

    biar animeku yang ilegal ini
    tidak membuat masalah di indonesia

    • KAORI tidak pernah memungut biaya maupun meminta uang untuk operasional fansub secara langsung. KAORI bukan cuma grup fansub dan kami melakukan berbagai hal di luar fansub, seperti forum, berita (web ini), dan kegiatan outdoor seperti membuat stand yang tentu saja memerlukan uang. Fansub hanya sebagian kecil saja dan biayanya marginal jika dibandingkan dengan biaya operasional forum (tempat ke mana 75% uang donasi dipergunakan).

      Selain itu, di stand KAORI, KAORI membagikan DVD anime fansub rilisan KAORI, gratis!

  27. komentar sya sebnearnya dgn menggunakan format mkv memudahkan pihak lain buat menambah watrermark mereka di video yg di bajak dari FS lain. liat saja banyak subber yg blog memberikan link lalat ke video yg saya yakin bukan dia yg buat. karena filenya menggunakan mkv maka file sub masih bisa di akali (entah srt atau ass) mereka akan memasukkan link alamat blog mereka berkali2 sepanjang film di salam subtitle. selain itu kadang dengan sablengnya ada yg bikin watermark alamat blog mereka sepajang film dgn font dan ukuran yg annoying.

  28. Mmm…!!! Klo gue Bukan untuk kritik, atau Mendukung.
    Apapun tujuan mereka, itu gk masalah, asalkan Anime itu terus bisa ada di indonesia.
    walaupun mereka Meminta sejumlah uang untuk kerja keras mereka, itu pun tak masalah. (Anggap saja itu sebagai upah, keringat mereka atau keringat orang lain)

  29. Tapi di Indonesia sekarang, kebanyakan TV lokal hanya
    menayangkan anime jadul yang udah ga ada lagi link download-nya di
    internet. Apakah ini akibat dari menjamurnya Fansub di Indonesia?
    Mungkin itu juga termasuk, tetapi faktor yang paling masuk akal
    adalah kalahnya pasar penayangan anime dengan penayangan
    drama-drama/ sinetron-sinetron yang lebih menjual daripada anime.
    Anime itu sendiri juga masuk ke Indonesia melalui pembelian lisensi
    dari Jepang ke Indonesia, setelah di lisensi anime-anime tersebut
    melalui proses sensor atau pengeditan. Kalo ga lulus sensor, ya ga
    ditayangin. Biaya lisensi anime terhitung mahal, sedangkan sekarang
    anime-anime sudah mulai ditinggalkan, maka tidak ada cara lain
    selain mengganti anime (yang berjaya di jaman ’90an) ke trend baru
    yang sedang “booming” atau laris di pasaran. Maka dari itu
    terbentuklah fansub di Indonesia yang membantu saya dan mungkin
    teman-teman penggemar anime untuk melihat anime yang tidak tayang
    di Indonesia. Jujur, sampai sekarang saya merindukan menonton anime
    dari TV lokal dan mungkin anda juga berpikiran seperti itu… Yahh~
    Beginilah, saya hanya bisa berkomentar dan tidak bisa berbuat
    apa-apa… Saya hanya bisa menjadi pendownload yang baik yang
    merindukan era anime kembali lagi ke Indonesia…

  30. ia bener juga ya baru nyadar kalo banyak maling teriak maling terus banyak fansub yang melarang mengupload anime yang mereka curi ya

  31. Setuju banget sama artikel ini…

    Banyak banget orang yang pengen beken dari fansubbing dan malahan banyak juga yang pengen nyari duit dari sini, soal salah atau benernya saya gk tau sih…

    Tapi paling cringe dan ngeselin kalau udah ngegedein masalah kecil, ya dikenalnya dengan drama…

  32. 10 tahun lebih jadi penikmat fansub, ga bisa permasalahin juga soal watermark ataupun adsense.
    Sempet terhibur juga soal fansub a kasih peringatan ke Fanshare b karena majang rilisan mereka tanpa ijin fansub a. Haha
    Sekarang ini bisa dipastiin tujuan fansub2 indo sebagian besar bergeser ke profit. Ga bisa nyalahin juga mengingat potensi keuntungan yang bisa mereka dapat. Semangat fansub yang dari fans, oleh fans, & untuk fans hampir udah ga ada.

  33. Wew, hampir satu dekade dan apa yang ditulis di artikel ini malah jadi semakin menjadi.

    Setiap hari, kita semakin jauh dari Haruhi yang Agung.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses