Lama tak dilalui perjalanan kereta api (KA), akhirnya jalur KA lintas Jakarta Kota – Tanjung Priuk via Kampung Bandan kembali dilintasi oleh kereta. Senin (23/11), Satuan kerja (Satker) revitalisasi jalur KA lintas Jakarta Kota – Tanjung Priuk, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia (RI) bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melakukan uji coba jalur KA lintas Jakarta Kota – Tanjung Priuk via Kampung Bandan yang sudah 15 tahun tak dilalui KA, dengan menggunakan rangkaian kereta rel listrik (KRL).
Pengujian dilakukan menyusul rampungnya proses revitalisasi jalur yang memiliki panjang 8,1 km ini dan telah dilakukan switch over sehingga dinyatakan layak operasi. Revitalisasi yang dimulai sejak 2012 lalu meliputi penguatan struktur tanah dan jembatan, penggantian bantalan rel, batang rel, kawat listrik aliran atas (LAA), sistem persinyalan dan lain sebagainya.
Uji coba dilaksanakan dengan rute Jakarta Kota – Tanjung Priok – Jakarta Kota via Kampung Bandan (peron atas), dengan menggunakan KRL INKA-Bombardier yang lebih dikenal dengan sebutan KRL KfW sebagai rangkaian kereta api luar biasa (KLB). Rangkaian yang digunakan adalah trainset 9 (TS9), berformasi 4 kereta dengan susunan rangkaian K3 1 11 33 – K3 1 11 34 – K3 1 11 35 – K3 1 11 36.
Rangkaian berangkat dari stasiun Jakarta Kota pukul 14:15 WIB. Berjalan dengan kecepatan yang bahkan dibawah kecepatan operasional, antara 5 – 30 km/jam, perjalanan KLB KRL perlahan melewati jalur 5 stasiun Kampung Bandan (peron atas). Menjadi unik karena selama 15 tahun terakhir, hanya peron bawah (jalur 1, 2 dan 3) stasiun Kampung Bandan yang digunakan untuk operasional KA.
Lepas dari stasiun Kampung Bandan, KLB KRL kembali berjalan perlahan hingga melintas langsung dengan kecepatan sangat rendah di jalur 2 stasiun Ancol (dari arah Kampung Bandan). Sebelum proses revitalisasi beberapa tahun silam, jalur 1 dan 2 stasiun Ancol dipenuhi dengan rerumputan liar dan bahkan sempat dipagari dengan lembaran seng, karena hanya jalur 3 dan 4 (dari arah Kemayoran) yang digunakan untuk operasional KA.
Melewati stasiun Ancol, KLB KRL kembali berjalan perlahan sepanjang petak Double-Double Track (DDT) Ancol – Tanjung Priuk, hingga akhirnya tiba di stasiun Tanjung Priuk pukul 15:12 WIB. Perjalanan sepanjang 8,1 km yang sedianya ditempuh hanya dalam waktu 20 menit, harus dilalui sepanjang 57 menit karena kerap kali berhenti untuk mengatasi beberapa rintang jalan (rinja) kecil yang masih terdapat di sepanjang jalur tersebut.
Setibanya di stasiun Tanjung Priuk, rombongan Kemenhub, KAI dan KCJ langsung meninjau seluruh sisi stasiun, sekaligus mengamati proses renovasi stasiun Tanjung Priuk yang sedang berlangsung. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub, Ir. Hermanto Dwiatmoko, MSTr meminta KCJ sebagai operator untuk segera mengoperasikan jalur ini sebagai rute KRL Jabodetabek.
“Saya minta PT KCJ, awal Desember (2015), sudah jalan.” Ujar Hermanto.
Ia menambahkan, jalur yang telah 15 tahun mati suri ini bisa segera dioperasikan setelah seluruh persiapan tuntas. Saat ini masih ada beberapa persiapan yang dikerjakan, termasuk renovasi stasiun Tanjung Priuk yang sedang berlangsung dan dikebut pengerjaannya.
Kalau ini (semua persiapan) sudah beres, awal Desember bisa mulai beroperasi,” Ungkapnya.
Selain itu, Hermanto juga meminta KAI dan KCJ untuk segera membersihkan jalur dari hal-hal yang dapat mengganggu operasional seperti rumah dan bangunan liar dan semacamnya. Hal ini diungkapkan karena pada saat perjalanan, KLB KRL harus berulang kali berhenti untuk menyingkirkan aneka rinja yang menghadang.
“PT KAI nanti akan membereskan, sudah bisa dilihat mana saja yang mesti dibereskan. Rumah-rumah liar, pohon, maupun pintu perlintasan.” Ujarnya lagi.