
Setelah memutuskan untuk melakukan pemotongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar 50 Triliun, seluruh kementerian dan lembaga negara terpaksa harus mengatur kembali proyek-proyek pentingnya. Salah satunya lembaga Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Anggaran untuk instansi yang menjadi regulator sektor perkeretaapian tersebut harus dipangkas sebesar 1 Triliun.
Akibat ada pemangkasan anggaran, Dirjen Perkeretaapian memutuskan untuk menunda beberapa proyek perkeretaapian. Beberapa proyek perkeretaapian di Jawa mendapat penundaan dan proyek luar Jawa mendapat prioritas pembangunan.
Diantaranya ialah proyek jalur ganda lintas selatan Jawa, yang membentang dari Kroya hingga Kutoarjo dan Kedungbanteng hingga Madiun. Selain itu, proyek elektrifikasi jalur perkotaan Solo – Yogya yang akan menggantikan KRD Prameks juga akan ditunda hingga setidaknya tahun depan.
Meski demikian, proyek perkeretaapian di Jawa yang sudah sangat mendesak seperti jalur dwiganda Manggarai hingga Bekasi akan tetap diteruskan mengingat padatnya lintas tersebut.
Beberapa proyek perkeretaapian luar Jawa yang mendapat prioritas Dirjen Perkeretaapian ialah pengerjaan jalur KA Medan – Binjai – Besitang. Jalur tersebut sudah tersambung sepanjang 20 km. Lalu ada pula proyek di Provinsi Sumatera Selatan, yakni jalur ganda Kertapati Palembang – Prabumulih yang dijadwalkan akan rampung tahun ini dan juga Martapura – Baturaja yang direncanakan rampung dua tahun mendatang.
Termasuk juga jalur KA Trans Sulawesi dari Makassar hingga Pare-Pare yang sudah digarap tahun lalu. Untuk jalur KA Trans Papua Sorong-Manokwari tengah dalam tahap studi teknis dan dijadwalkan bisa mulai dikerjakan akhir 2016 atau awal 2017.
Cemplus Newsline by KAORI