Pada Senin (28/1), Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mulai mengoperasikan jalur ganda yang berada di Jalur lintas selatan. Jalur yang dioperasikan berada di antara stasiun Randegan dan stasiun Kemranjen, Daop 5 Purwokerto. Pada saat switch over ini, terjadi penurunan kecepatan lintas yang menyebabkan keterlambatan perjalanan KA.
Pembatasan kecepatan dimulai antara petak stasiun Kebasen dan stasiun Randegan dengan kecepatan maksimum di 60km/jam. Lalu antara stasiun Randegan dan stasiun Kroya, kecepatan maksimum 60 km/jam di KM 369+700 – KM 375+700 dan 40 km/jam di KM 375+400 – KM 376+650 untuk persiapan penggantian jalur lama ke jalur baru.

Di petak antara Stasiun Kroya dan Stasiun Kemranjen sendiri, kecepatannya dibatasi antara 40 km/jam di KM 403+8/9 dan KM 409+000 – KM 410+550 di antara stasiun Kemranjen dan stasiun Sumpiuh untuk penyambungan jalur baru ke jalur sebelumnya.

Akibatnya, banyaknya perjalanan kereta api lintas selatan yang mengalami antrian dan keterlambatan di antara stasiun Kemranjen sampai stasiun Randegan, karena harus menunggu pergantian jalur serta lambatnya kecepatan antara stasiun tersebut.
Proyek yang dikerjakan secara bertahap ini akan menghubungkan lintas KA antara Cirebon dan Surabaya. Dengan total panjang 620 km, pembangunan sendiri dibagi menjadi beberapa segmen. yaitu, Cirebon – Kroya, Kroya – Kutoarjo, Kutoarjo – Solo, Solo-Kedung Banteng, Kedung Banteng – Madiun, Madiun – Jombang, dan Jombang – Wonokromo.
Pembangunan jalur lintas Purwokerto – Kutoarjo memakan waktu yang cukup lama karena memiliki geografis tanah yang berada di dataran tinggi dan sungai. Jalur ini juga memiliki beberapa terowongan yang perlu dibangun ulang. Ditargetkan pada tahun ini jalur ganda selatan sudah dapat diselesaikan dan diharapkan pada 2020, jalur ini dapat dioperasikan secara penuh untuk menunjang perjalanan kereta api antara Jakarta dan Surabaya.