KAI Gelar Rekrutmen Masinis Untuk KA Trans Sulawesi

0
Stasiun Brebes (ilutrasi)

Setelah mulai digarap oleh Direktorat Jenderal Perkeretapian Kementrian Perhubungan pada 2015 lalu, proyek jalur KA Trans Sulawesi terus memperlihatkan tren positif. Setelah sebelumnya mengadakan rekrutmen masinis di Universitas Hassanudin pada Maret 2016, PT KAI kembali gelar rekrutmen masinis untuk KA Trans Sulawesi pada Agustus 2016.

Untuk posisi masinis, KAI membuka lowongan untuk lulusan jenjang pendidikan Diploma Tiga (D3),Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknik jurusan Mesin, Listrik dan Otomotif. Namun, rekrutmen ini hanya dibuka untuk masyarakat yang memiliki KTP daerah Sulawesi. Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo untuk mengutamakan putra-putri Sulawesi pada rekrutmen KA Trans Sulawesi ini.

Jalur KA Trans Sulawesi tahap pertama ini membentang sepanjang 154 km dari Makassar menuju Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Mulai dibangun tahun 2015, rencana jalur ini akan selesai tahun 2018. Proyek ini akan menelan anggaran Rp9,65 Triliun, yang bersumber dari APBD dan APBN. Anggaran tersebut nantinya dialokasikan untuk pembebasan lahan, prasarana KA, fasilitas penunjang, serta pengadaan sarana berupa lokomotif, kereta dan gerbong.

Rekrutmen Masinis Untuk KA Trans Sulawesi

Untuk spesifikasi jalur, Trans Sulawesi memiliki perbedaan dibandingkan jalur KA di Jawa dan Sumatera. Jika di Jawa dan Sumatera menggunakan jalur dengan lebar rel 1067 mm atau biasa disebut Cape Gauge maka untuk KA Trans Sulawesi akan menggunakan Standard Gauge atau lebar rel 1435 mm dan menggunakan rel tipe R60. Dengan rel yang lebih lebar, maka tekanan gandarnya mencapai 25 ton, atau lebih besar dibandingkan dengan di Jawa dan Sumatera, sehingga mampu mengakomodir kereta dengan kecepatan lebih tinggi.

Tak hanya tenaga kerjanya yang mengutamakan putra-putri daerah, jalur Trans Sulawesi ini hampir seluruhnya menggunakan komponen lokal. Diantaranya menggunakan bantalan beton buatan PT WIKA, sistem persinyalan buatan PT LEN, dan penambat rel atau pandrol buatan PT PINDAD. Hanya batang rel saja komponen yang masih diimpor dari Jepang karena industri dalam negeri masih belum bisa memproduksi baja untuk bahan batang rel.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kriteria dan persyaratan, PT KAI telah mengumumkan informasi rekruitmen melalui situs resminya.

Cemplus Newsline by KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses