This review is also available in English
Bila diukur dalam satuan waktu budaya pop, Hatsune Miku punya sejarah panjang. Di Indonesia, puncak ketenarannya telah terlewati dua tahun yang lalu saat Miku Expo yang pertama (dan satu-satunya) digelar. Tetapi secara umum, Miku masih cukup digemari, dan tahun ini konser Miku akan hadir di Meksiko. Bagi orang awam, desain yang sangat anime dengan suaranya yang tinggi membuat mereka bertanya dari anime apa karakter ini diangkat.
Dikembangkan pada tahun 2000 oleh Hideki Kenmochi di Spanyol, program voice synthesiser populer dengan cepat. Vocaloid memungkinkan penggunanya untuk menciptakan lagunya sendiri, hanya dengan berbekal kemampuan berkomputer (dan selera musik yang cukup). Lisensi penggunaannya yang longgar pun ikut turut andil mempopulerkannya; siapapun boleh menciptakan dan mendistribusikan lagu kreasi mereka sendiri sepanjang tidak mengklaim lagunya sebagai lagu ofisial maupun menggunakan Vocaloid dengan lirik yang tidak sopan. Banyak artis dan komposer yang membangun karirnya dengan menggunakan program ini, di antaranya Supercell, Livetune, Exit Tunes, dan di Indonesia, Redshift.
Tetapi tidak setiap orang bisa menggunakan program Vocaloid. Selain harganya yang mahal (program Vocaloid dengan bank suaranya bisa mencapai 20 ribu yen / 2,6 juta rupiah), programnya juga kaya dengan berbagai fitur sehingga pengguna biasa yang hanya ingin membuat lagu Miku sederhana akan merasa kesulitan. Meski program ini mumpuni untuk mereka yang ingin mengatur hasil ciptaannya sekecil mungkin, orang biasa hanya ingin cara yang mudah untuk bisa menciptakan lagu Miku.
Yamaha sebagai pemilik hak kekayaan intelektual pun memberi solusi. Pada April 2014, mereka bekerja sama dengan Gaken dan merilis NSX-39 (39 berasal dari nama Miku, di mana 3 dibaca mi dan 9 dibaca ku dalam bahasa Jepang). Dinamai Pocket Miku, produk ini lebih murah ketimbang program Vocaloid. Dibanderol seharga 5 ribu yen (650 ribu rupiah), Pocket Miku ditujukan bagi mereka yang ingin masuk dengan mudah ke dunia Vocaloid. Selain itu, produk yang dirilis di bawah brand Gakken Otona no Kagaku ini pun menarik bagi para geek karena kemampuannya, yang akan dijelaskan lebih lanjut nanti.
Sederhana, ramah, dan bertenaga
Gakken Indonesia meminjamkan satu set Pocket Miku ke KAORI untuk ulasan ini. Dibuka pada sore hari di bulan Ramadhan, staf KAORI yang sudah haus dan lapar pun penasaran dengan kemampuannya. Halimun, GM situs bahasa Inggris KAORI The Indonesian Anime Times langsung teringat dengan pengalamannya memakai pianika (pelajaran wajib anak SD) dan langsung memainkan Ibu Kita Kartini. Rafly, direktur pemberitaan KAORI langsung memakai alat ini dan mengeluarkan suara-suara aneh sambil menekan dan menggeser stylus yang disediakan. Kesan pertamanya, Pocket Miku bukan mainan sembarangan.

Paket penjualan Pocket Miku berisi barangnya sendiri, panduan pengguna dalam bahasa Inggris dan Jepang, stiker, dan brosur iklan mengenai program Vocaloid. Ditenagai dengan tiga baterai AAA (dijual terpisah), Pocket Miku bisa dimainkan dengan lima lagu yang telah diprogram sebelumnya atau dimainkan dengan komputer. Ukurannya yang sebesar Walkman memudahkannya dibawa dan dimainkan kapanpun dan di manapun.
Saat dinyalakan, perangkat ini mengeluarkan suara do-re-mi dengan nada Miku. Kemudian tekan salah satu dari lima tombol (A-I-U-E-O) untuk mengubahnya menjadi suara vokal. Lalu, tekan Shift bersamaan dengan salah satu huruf untuk memainkan lima preset lagu yang tersedia. Yang membuat alat ini terasa menyenangkan dimainkan adalah penggunanya dapat menekan dan menggeser stylus dan suara Miku pun akan meninggi atau merendah sesuai arah yang diinginkan seperti orang biasa. Tekan tombol Vibrate sembari menggerakkan stylus dan Miku pun akan melolong. Terasa menyenangkan pada menit-menit awal namun segitu saja; perlu menyambungkannya ke komputer untuk memanfaatkannya dengan maksimum.
Pocket Miku ditenagai oleh cip synthesiser Yamaha NSX-1 dan terbaca sebagai perangkat MIDI baik di Windows atau Macintosh. Karenanya, perangkat ini bisa diprogram oleh aplikasi profesional yang mampu memberikan masukan perintah MIDI seperti Steinberg Cubase atau Garage Band. Ada beberapa contoh karya yang mempertunjukkan kemampuan perangkat ini dan jika dikerjakan dengan tepat, pengguna bisa menciptakan lagu yang profesional. Tetapi karena perangkat ini hanya memiliki lubang USB, hanya keyboard MIDI yang mendukung koneksi USB saja yang bisa tersambung dengan perangkat ini. Sejumlah pengguna bahkan berhasil melakukan eksperimen tingkat rendah dan memogramnya seperti synthesiser MIDI biasa yang bisa dibaca lebih lanjut di sini.
Komposisi lagu, dengan cara yang aneh
Tetapi kali ini mari kembali ke tujuan awal perangkat ini, untuk memberi pengguna jalan yang mudah dan menyenangkan. Yamaha menyediakan aplikasi berbasis web yang bisa dibuka dengan peramban Google Chrome untuk mempergunakan Pocket Miku. Walau antarmukanya dalam bahasa Jepang, tidak sulit menggunakannya jika sudah menghafalkan menunya. Saat kali pertama dibuka, Chrome akan meminta izin untuk mengakses perangkat MIDI di komputer Anda. Izinkan, segarkan jendela, dan aplikasi siap dipergunakan.

Baris input menerima sampai 65 karakter Jepang sebagaimana yang didukung perangkat ini. Pengguna tidak bisa mempergunakan lirik dalam huruf latin maupun huruf kanji dan harus mengetiknya dalam hiragana. Untuk mengakalinya, lirik dapat terlebih dahulu ditransliterisasi ke huruf hiragana, namun tidak ada cara lain untuk solusi vokal Miku yang terdengar Engrish. Selain itu, batasan lain Pocket Miku adalah alat ini hanya bisa memetakan satu not ke dalam satu huruf; pengguna perlu menginput dua kali hurufnya jika ada perubahan nada, misalnya dari C ke D.
KAORI mencoba menyusun lirik Mengheningkan Cipta yang biasa dinyanyikan dalam upacara bendera dan umumnya diajarkan pada sekolah dasar. Mengubah lagu ini ke dalam hiragana menghasilkan 67 karakter dengan sejumlah pengubahan tak terelakkan. Misalnya, KAORI terpaksa mengubah teks “angkasa raya memuji” menjadi “akasa raya memuji” karena Pocket Miku tidak mampu menginput “ang”. Selain itu, karena jumlahnya melebihi batas 64 karakter, lagu pun terpaksa dipecah ke dalam dua bagian. Antarmuka webnya pun juga agak membingungkan; jika berganti preset untuk mengubah lirik, lirik yang sudah diinput kembali ke preset awal dan untuk memainkannya, pengguna perlu menekan kolom input sekali lagi, menekan Enter, dan kemudian memainkannya.
Selain dari batasan-batasan tersebut (yang bisa dimaklumi karena perangkat ini diciptakan untuk pasar Jepang), secara umum alat ini mulus dipakai. Suara Miku yang tinggi tidak terdengar begitu jelas, namun suaranya masih bisa diikuti bila pengguna memerhatikan pengucapannya (yang ala Engrish). Pen yang diberikan pun cukup mulus digunakan dan pemakainya bisa mengatur sendiri secepat atau selambat apa output yang diinginkan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, perangkat ini juga berfungsi sebagai synthesiser MIDI generik dan bisa diprogram dengan aplikasi musik profesional (yang harganya berkali-kali lipat Pocket Miku itu sendiri). Bagi geek dengan waktu luang yang banyak untuk dihabiskan (seperti saat libur Lebaran kali ini), Pocket Miku jadi mainan bagus untuk dikulik-kulik sampai ke dalamnya.
Perangkat ini sudah tersedia di Singapura dengan diskon lumayan besar dan bila berminat, dapat mengontak desk KAORI secara langsung. Gakken berminat merilis perangkat ini di Indonesia jika ada respon pengguna yang bagus dan berencana akan memasarkannya dengan harga yang lebih terjangkau. Tetapi bila tidak sabar dan bila kamu penggemar berat Miku yang tidak keberatan menghabiskan ¥4980 untuk bermain, alat ini cocok untukmu.
Kesimpulan
Positif
- Alat yang membantu menciptakan lagu kreasi sendiri secara mudah dan cepat dan sesuai dengan tujuannya
- Panduan yang ramah pengguna baru
- Tidak sulit bagi pengguna baru, namun tetap mumpuni bagi pengguna lanjut
Negatif
- Karena alat ini dibuat untuk pasar Jepang, pembuatan lirik hanya bisa dilakukan dengan huruf hiragana
- Spiker yang tidak terlalu bagus, walau pengguna bisa memasangkan headset sendiri
Yang Disayangkan
- Meski kamu suka alat ini, sementara alat ini belum tersedia di Indonesia.
KAORI Newsline | teks asli dari The Indonesian Anime Times ditulis dan diterjemahkan oleh Kevin W