Seperti yang dilakukan oleh perusahaan animasi DLE. Dalam konferensi pers setelah Tokyo International Film Festival, studio DLE mengumumkan pembentukan dana abadi baru bernama Chinese Japanese Anime Fund (鷹獅影業). Dana sebesar 10 miliar yen (1,3 triliun rupiah) ini akan dikelola oleh perusahaan patungan dengan nama Galaxy DLE.
Dilansir situs berita Sina, program lain yang diumumkan adalah Sino-Japanese Animation Innovation Group (中日動漫創新俱樂部) yang bertujuan menggaet talenta baru dari negeri Tiongkok khususnya dalam bidang animasi.
Dalam usahanya, DLE bekerja sama dengan Shanghai Yingshi Film Investment Co., Ltd (上海鷹獅影業投資有限公司) yang merupakan unit usaha perusahaan Shanghai Film Group Corporation. Shanghai Film melalui anak usahanya Shanghai Animation adalah salah satu pemain aktif dalam bidang animasi di Tiongkok.
Pasar Tiongkok memiliki peluang besar. Komisaris Animation Innovation Group Qian Jinping menyatakan pada 2015, sebanyak 54 film animasi ditayangkan di Tiongkok, 7,9% dari total keseluruhan film bioskop sebanyak 686 film. Sampai bulan September, film animasi menyumbang sebanyak 13,2% jumlah film bioskop dengan kue pendapatan 14,1% dari box office.
Jinping berharap sejarah animasi Tiongkok yang telah dimulai sejak 1941 akan terus berkembang. Saat ini, generasi muda Tiongkok menginginkan gaya baru yang dipengaruhi oleh animasi Jepang dan oleh karenanya, industri animasi Tiongkok harus berkembang.
Tiongkok memegang peranan erat dalam dinamika dunia anime Jepang. Pembajak-pembajak anime dan komik umumnya berkebangsaan Tiongkok, mengunggahnya ke situs berbahasa Tiongkok, dan merilis komik ke internet dalam bahasa Tiongkok terlebih dahulu. Belakangan melalui situs platform online Youku (seperti Youtube), industri anime (动画, donghua) Tiongkok mulai berkembang dengan kualitas yang semakin meningkat.
Baca Juga: Komik Online Asal Tiongkok “Bloodivores” Diangkat Menjadi Seri Anime dan Tayang 2017, The King’s Avatar Jawaban Tiongkok untuk Sword Art Online
