Tahun 2017 telah berjalan selama empat bulan. Ajang balap Super GT akan kembali dibuka setelah libur selama selama musim dingin 2017. Setelah ajang Super Formula dan Super Taikyu menggelar balapan perdananya terlebih dahulu, seri pembuka Super GT akan digelar pada tanggal 8-9 April 2017 di Sirkuit Internasional Okayama.
Seperti pada musim-musim sebelumnya, selalu ada hal baru yang hadir di ajang balap ini, mulai dari regulasi teknis, formasi pembalap, hingga peserta baru yang memulai debutnya pada musim ini. Berikut kami hadirkan panduan ajang Super GT musim 2017.
Sekilas Tentang Super GT
Super GT adalah salah satu ajang balap yang populer di Jepang yang melombakan mobil balap kategori Grand Touring (GT) yang diselenggarakan oleh Japan Automobile Federation (JAF). Diselenggarakan sejak tahun 1993 (dengan nama All-Japan Grand Touring Championship hingga tahun 2004), ajang balap ini menghadirkan berbagai mobil GT yang telah dimodifikasi serta dikembangkan lebih bebas dibandingkan ajang balap GT lainnya.
Super GT mengusung format balap ketahanan dengan durasi dan jarak tempuh yang panjang. Jarak tempuh terpendek sepanjang 250 km dengan durasi lomba sekitar 1,5 – 2 jam, sedangkan jarak tempuh terpanjang adalah 1000 km dengan durasi lomba sekitar 5-6 jam. Setiap mobil peserta harus dikendarai oleh dua pembalap (tiga pembalap untuk lomba dengan jarak tempuh panjang) yang saling bergantian mengendarai mobil tersebut.
Seperti halnya beberapa ajang balap ketahanan lain (seperti FIA World Endurance Championship), Super GT mengusung format balap multi-class yang terbagi ke dalam dua kelas yang berbeda, yaitu GT500 dan GT300. Kedua kelas tersebut dilombakan secara bersamaan, sehingga setiap tim di kedua kelas tersebut juga harus saling waspada terhadap laju mobil di kelas lain yang lebih cepat atau lambat agar dapat menjaga tempo selama balapan berlangsung dan juga terhindar dari insiden.
Dua Kelas Super GT: GT500 & GT300

GT500 merupakan kelas utama di ajang Super GT yang menghadirkan tiga pabrikan otomotif terbesar Jepang, yaitu Honda, Nissan, dan Lexus (merek premium dari Toyota). Sejak tahun 2014, kelas GT500 telah mengadpsi regulasi teknis baru yang dibuat bersama ITR, penyelenggara ajang balap Deutsche Tourenwagen Masters (DTM) di Jerman. Dibuat untuk menekan biaya pengembangan mobil, regulasi ini mengharuskan tiap mobil untuk menggunakan komponen umum (seperti sasis dan paket aerodinamik) yang telah ditentukan oleh penyelenggara. Selain itu, tiap mobil juga harus menggunakan mesin turbo 4 silinder berkapasitas 2.0 liter. Mesin tersebut diklaim dapat menghasilkan tenaga sebesar 550 daya kuda.

GT300 merupakan kelas pendukung di ajang Super GT yang menghadirkan mobil balap dengan kecepatan yang lebih rendah. Kelas ini didominasi oleh tim privateer dengan kemampuan operasional yang lebih kecil. Meskipun begitu, kelas ini menghadirkan varian mobil balap yang lebih beragam dari kelas GT500. Selain pabrikan Jepang, berbagai pabrikan asal Eropa (seperti Lotus, Audi, Porsche, dan Lamborghini) juga turut hadir di kelas ini. Tak hanya itu, kelas GT300 juga memperbolehkan tiga jenis regulasi mobil untuk berlomba di kelas ini, yaitu JAF-GT, FIA-GT3, dan Mother Chassis (JAF-MC), sehingga setiap tim memiliki pilihan yang lebih banyak untuk turun di kelas haini sesuai kemampuan masing-masing.
Penentu Terakhir Kemenangan: Pembalap dan Ban

Berbagai pembalap yang mengikuti ajang balap Super GT datang dari berbagai latar negara, usia, dan pengalaman. Dari pembalap tuan rumah hingga seberang benua, pembalap berusia muda hingga veteran, sampai yang berstatus “amatir” hingga “professional”. Sedikit berbeda dengan ajang balap ketahanan lainnya, di Super GT tidak ada penggolongan rating pembalap berdasarkan jam terbang, kemampuan membalap, serta status komitmen, sehingga tiap pembalap dapat bersaing di kelas yang sama.
Selain mobil dan pembalap, ban merupakan faktor terakhir yang menentukan suatu tim untuk meraih kemenangan. Ajang balap Super GT didukung oleh empat pabrikan ban yang dapat dipilih secara bebas oleh setiap tim peserta, yaitu Michelin, Bridgestone, Yokohama, dan Dunlop. Setiap merek ban memiliki sifat dan karakter masing-masing, sehingga dapat mempengaruhi performa mobil selama balapan.
Jawara Super GT Musim 2016.
Para peserta yang berpartisipasi dalam ajang Super GT musim 2016 di kedua kelas tampil dengan begitu sengit dan kompetitif. Di kelas GT500, tim-tim dari pabrikan Nissan dan Lexus berhasil unjuk gigi dengan menguasai peringkat podium di setiap lomba. Pabrikan Honda yang mencoba “bereksperimen” dengan melepas sistem hybrid dari mobil balap mereka sempat terseok-seok di awal musim dengan berbagai kendala teknis. Penampilan mereka mulai membaik setelah memasuki pertengahan musim dengan raihan dua podium.
Tim Lexus Team SARD (diperkuat oleh Heikki Kovaleinen dan Kohei Hirate) yang baru meraih satu kemenangan di seri ke-8 (Motegi) berhasil merebut gelar juara berkat penampilannya yang konsisten. Sementara itu, tim NISMO sebagai juara bertahan yang berhasil mencuri dua kemenangan pada dua lomba pertama harus puas berada di peringkat ketiga klasemen akhir.
Sementara itu di kelas GT300, setiap tim mampu menghadirkan persaingan yang sulit ditebak. Tim LEON CVSTOS AMG-GT #65 yang finish di zona papan tengah klasemen akhir sempat membuat kejutan dengan menjuarai seri pembuka di Okayama. Begitupun dengan tim SUBARU BRZ R&D SPORT #61 yang berhasil meraih juara seri kembali dengan menjadi pemenang di seri ke-6 di Suzuka.
Gelar jawara kelas GT300 berhasil diraih oleh tim pengguna mobil mother chassis VivaC Team Tsuchiya (diisi oleh Takeshi Tsuchiya dan Takamitsu Matsui) dengan merebut dua kemenangan menjelang akhir musim. Sementara itu, tim GAINER (diperkuat oleh Andre Couto & Ryuichiro Tomita) yang saat itu menjadi juara bertahan harus puas berada di peringkat ke-8 klasemen akhir pembalap.
Berikut adalah para peraih peringkat tiga besar klasemen akhir Super GT musim lalu.
GT500

- Heikki Kovaleinen & Kohei Hirate (Lexus Team SARD/DENSO KOBELCO SARD #39) – 82 poin.
- Kazuya Oshima & Andrea Caldarelli (Lexus Team LeMans WAKO’S/WAKO’S 4CR RC F #6) – 69 poin.
- Tsugio Matsuda & Ronnie Quintarelli (NISMO/MOTUL AUTECH GT-R #12) – 62 poin.
Team Championship

- Lexus Team SARD (DENSO KOBELCO SARD #39) – 103 poin.
- Lexus Team LeMans WAKO’S (WAKO’S 4CR RC F #6) – 92 poin
- NISMO (MOTUL AUTECH GT-R #12) – 76 poin.
GT300
Klasemen Akhir Pembalap

- Takeshi Tsuchiya & Takamitsu Matsui (VivaC Team Tsuchiya/VIVAC 86 MC #25) – 94 poin.
- Koki Saga & Yuichi Nakayama (apr/TOYOTA PRIUS apr GT #31) – 60 poin.
- Richard Lyons & Tomonobu Fujii (Audi Team Hitotsuyama/Hitotsuyama Audi R8 LMS #21) – 69 poin.
Klasemen Akhir Tim

- VivaC Team Tsuchiya (VIVAC 86 MC #25) – 97 poin.
- apr (TOYOTA PRIUS apr GT #31) – 77 poin.
- Audi Team Hitotsuyama (Hitotsuyama Audi R8 LMS #21) – 76 poin.