Sabtu (6/5), kejadian unik nan misterius muncul di sepanjang jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, tepat di depan pusat perbelanjaan lawas Ratu Plaza pada pukul 17.00 WIB. Jalan yang biasanya selalu ditutupi dengan hitamnya aspal, mendadak ditutupi oleh putihnya busa yang mirip dengan salju. Kontan saja, masyarakat Jakarta yang melintasi salah satu jalan protokol Ibukota tersebut terheran-heran dengan peristiwa unik bin ajaib ini yang seolah-olah mengingatkan mereka pada beberapa judul anime atau drama korea terkenal, yang menggunakan hujan salju sebagai salah satu “exciting scene”-nya.

Namun, setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian, terkuak fakta bahwa “salju” tersebut ternyata berasal dari lokasi proyek kereta api (KA) bawah tanah, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. “Salju” tersebut bersumber dari zat kimia Kankyou-8, zat khusus yang digunakan untuk melunakkan struktur tanah dan batuan dalam pembuatan terowongan MRT di area Patung Pemuda, Bundaran Senayan. Berdasarkan keterangan pers dari Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (MRTJ), Tubagus Hikmatullah, zat ini bersifat tidak beracun (non-toxic), ramah lingkungan, dan dapat dengan mudah larut dalam air. Penyebab tumpahnya cairan ini karena ketidaksengajaan salah satu pekerja MRT yang lupa menutup keran penyimpanan zat kimia tersebut saat sedang membersihkan peralatan kerja. Cairan tersebut kemudian naik dan menutupi permukaan jalan, dan karena sifatnya yang mirip sabun, zat tersebut berubah menjadi busa saat tersiram hujan yang mengguyur Jakarta kala itu.
Sontak saja, sebelum diketahui bahwa kejadian ini hanyalah akibat cairan kimia yang tumpah, peristiwa ini sempat memancing kehebohan warga Jakarta, terutama di jejaring sosial karena banyak yang menganggap kejadian ini merupakan “hujan salju”. Terlebih karena ini adalah hal yang mustahil terjadi di negara beriklim tropis seperti Indonesia, berita “hujan salju” ini cepat tersebar melalui linimasa Twitter. Menyadari ada yang salah dengan anggapan masyarakat kejadian ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengklarifikasi pemberitaan tersebut, dan menyebut bahwa itu bukan merupakan fenomena salju.
Semoga dengan kejadian ini, kita tidak mudah berdelusi mengenai salju yang ada di negara bermusim empat, dan bisa dengan cepat melupakan kenangan NTR-mu bersamanya.
Cemplus Newsline by KAORI | Rizky Apriyanto