Selamat datang dalam ulasan mingguan untuk seri anime Yu-Gi-Oh! VRAINS. Ini adalah rubrik uji coba. Silakan sampaikan saran dan kritik Anda melalui Halo Kaori ([email protected]) maupun grup #Kaoreaders di Facebook.
Setelah berhasil merebut Ignis dari kejaran Hanoi Knights dan SOL Technologies, Yuusaku Fujiki, sosok dibalik vigilante bernama Playmaker masuk ke dunia virtual Link VRAINS untuk menyelamatkan dunia virtual dari serangan Hanoi Knights. Di saat Playmaker tengah berhadapan dengan Hanoi Knights, muncul Data Storm yang menghembuskan angin dengan sangat kencang di dalam Link VRAINS. Seketika Ignis menyuruh Playmaker untuk naik ke atas sebuah hoverboard untuk melakukan Speed Duel melawan Hanoi Knights.
Speed Duel antara Playmaker melawan Hanoi Knights pun segera dimulai. Disaksikan oleh penduduk Den City yang masih tercengang akibat serangan Hanoi Knights yang memporak-porandakkan kota, Playmaker menjalani pertarungan Speed Duel untuk pertama kalinya. Perlahan rahasia di balik serangan Hanoi Knights 5 tahun lalu mulai terkuak seiring hembusan angin yang berhembus di tengah pertarungan Playmaker melawan Hanoi Knights.
Perkenalan Format Baru Speed Duel

Setelah episode pertama yang sangat fokus kepada konflik cerita, akhirnya episode ke-2 ini menjadi episode perkenalan, sebuah episode tutorial. Dalam beberapa seri anime yang diangkat dari Trading Card Game (selain seri Wixoss tentunya), beberapa episode awal biasanya berfokus untuk memberikan perkenalan dan tutorial bagaimana cara memainkan permainan kartu tersebut. Tidak hanya cara bermain saja, berbagai peraturan yang ada dalam permainan juga biasanya diperkenalkan dalam episode-episode di awal.
Tidak dapat dipungkiri lagi seri Yu-Gi-Oh! VRAINS membawa perubahan yang cukup radikal terhadap gameplay permainan Yu-Gi-Oh! sendiri dengan diperkenalkannya berbagai peraturan baru. Beberapa waktu sebelum seri ini tayang saya sempat membaca berbagai diskusi dan tulisan bahwa seri anime ini menghadirkan peraturan Speed Duel, dan benar saja episode 2 Yu-Gi-Oh! VRAINS ternyata menghadirkan pertarungan antara Playmaker melawan Hanoi Knights dengan format Speed Duel.

Speed Duel sendiri sebenarnya bukanlah hal baru dalam permainan Yu-Gi-Oh!. Konsep format ini sudah diperkenalkan sejak adanya sistem Duel Terminal dan kemudian menjadi gameplay utama dari game Yu-Gi-Oh! Duel Monsters Saikyo Card Battle. Bagi para pemain Yu-Gi-Oh! Duel Links di perangkat ponsel pintar mungkin sudah sangat akrab dengan format duel ini karena dalam game tersebut format yang dibawakan adalah Speed Duel. Dalam format ini, masing-masing duelist memulai pertarungan dengan 4000 LP (Life Points) dengan deck yang berisi 20 kartu. Pemain pun memiliki 4 kartu tangan di awal sebagai first hand dan pemain pada giliran pertama tidak melakukan draw phase dan battle phase. Perbedaan lain antara Speed Duel dengan Master Duel adalah jumlah field di mana pemain hanya memiliki 3 Main Monster Zone dan Spell/Trap Card Zone bukan 5 seperti pada format biasa. Selain itu dalam Speed Duel ini tidak ada Main Phase 2 sehingga alur dalam setiap giliran adalah Draw Phase – Standby Phase – Main Phase – Battle Phase – End Phase. Selain berbagai hal tersebut semua peraturan dalam pertarungan masih sama seperti biasanya.

Penjelasan mengenai Speed Duel ini disampaikan dengan sangat jelas oleh Ignis. Selain itu, bukanlah sebuah kebetulan mengapa seri anime terbaru ini mengangkat format Speed Duel yang juga digunakan dalam permainan Yu-Gi-Oh! Duel Links, bisa jadi ini dimaksudkan untuk menarik khalayak baru dari kalangan para pemain Duel Links yang akrab dengan format tersebut.
Memperkenalkan Link Summonning

Tidak hanya Speed Duel saja yang menjadi hal baru dalam seri Yu-Gi-Oh! VRAINS, seri ini juga memperkenalkan peraturan baru yang bernama Link Summonning serta kartu baru bernama Link Monsters. Dalam episode ke-2 ini, Playmaker akhirnya melakukan Link Summonning memanggil kartu yang sepertinya menjadi ace card miliknya, yaitu Decode Talker.
Biasanya dalam setiap seri Yu-Gi-Oh!, jenis kartu baru diperkenalkan sebagai sesuatu yang istimewa dalam seri animenya. Pada seri Yu-Gi-Oh! VRAINS ini, bagaimana Playmaker mendapatkan Link Monster mengingatkan saya akan bagaimana Yuya mendapatkan Odd-Eyes Pendulum Dragon di episode pertama Yu-Gi-Oh! ARC-V. Ada saja kejadian ajaib dan aneh yang menimpa karakter utama dan nantinya memberinya sebuah jenis kartu baru, yang membuat orang lain takjub dan bertanya-tanya kartu apakah itu. Dalam seri Yu-Gi-Oh! ARC-V, Yuya mendapatkan kartu Pendulum Monster secara tiba-tiba saat kartu ditangannya seketika berubah bentuk. Dalam seri kali ini, Playmaker mendapatkan Link Monster karena terjebak masuk di dalam Data Storm, yang menjadikan ia orang pertama yang memiliki Link Monster, dan orang-orang lain pun takjub dan terkesima akan hal tersebut. Suatu cara untuk membuat karakter utama terlihat spesial dan “terpilih”.
Link Summonning sendiri adalah peraturan baru yang diperkenalkan dalam era Yu-Gi-Oh! VRAINS. Perubahan besar dalam peraturan ini adalah mengenai bagaimana cara memanggil kartu dari Extra Deck ke Field. Sebelumnya untuk memanggil kartu dari Extra Deck baik itu Fusion, Synchro, XYZ, ataupun Pendulum, pemain hanya perlu membayar sejumlah cost atau mengikuti syarat summonning di tiap kartu dan memanggilnya ke dalam Monster Zone. Namun dalam era Yu-Gi-Oh! VRAINS ini, ada perubahan dalam Monster Zone yang terbagi menjadi Main Monster Zone, dan Extra Monster Zone. Pemain hanya boleh memanggil kartu dari Extra Deck ke dalam Extra Monster Zone yang hanya berjumlah 1 zone yang dimiliki oleh tiap pemain. Lalu bagaimana cara untuk memanggil kartu dari Extra Deck lainnya? Di sinilah Link Monster beraksi.
Link Monster adalah jenis kartu monster baru yang masuk dalam Extra Deck. Link Monster tidak mempunyai level ataupun rank, serta tidak memiliki defense. Setiap Link Monster memiliki Link Marker (arah panah) yang menunjukkan arah Link. Pemain bisa memanggil kartu dari Extra Deck ke kolom Main Monster Zone yang ditunjukkan oleh Link Monster, sehingga kini memanggil kartu tidak bisa ditaruh secara sembarangan, harus sesuai arah. Link Monster ini bisa dipanggil dengan menaruh sejumlah kartu dari field ataupun tangan sesuai dengan syarat yang tertera dalam kartunya. Dalam episode ini Playmaker mengorbankan 3 monster di field untuk memanggil Decode Talker dengan Link 3 dan ATK 2300. Biasanya ace card dari karakter utama Yu-Gi-Oh! memiliki ATK 2500, tapi dengan efeknya, Decode Talker mendapatkan tambahan 500 ATK setiap monster yang terhubung sesuai dengan arah Link, 3 Link Decode Talker membuat kartu ini bisa memiliki total 3800 ATK.
Dunia Virtual itu Berbahaya!

Pertama kali mendengar bahwa Yu-Gi-Oh! VRAINS mengangkat tema dunia virtual, pikiran saya langsung membayangkan Sword Art Online, .hack, dan anime dengan kisah sejenis. Selain memperkenalkan mengenai peraturan dan cara bermain yang baru, episode 2 ini juga memperkenalkan berbagai hal lain mengenai Speed Duel dan dunia Link VRAINS. Dalam Speed Duel di dunia Link VRAINS, saat pemain terluka di dunia Link VRAINS, mental pemain tersebut bisa mengalami goncangan saat keluar dari Link VRAINS, yang bisa berakibat pada kematian. Mati di dunia virtual, berarti mati di dunia nyata, sangat mirip sekali seperti apa yang ada di Sword Art Online. Masih episode 2 tapi cerita langsung dibawakan menjadi semakin gelap dan serius.
Duel Perdana dalam Seri Yu-Gi-Oh! VRAINS

Episode ini memang masih berfokus kepada perkenalan sistem dan peraturan baru, namun duel di episode 2 ini berlangsung cukup sengit. Padanan Cyberpunk semakin terasa dalam duel antara Playmaker yang menggunakan deck Cyverse melawan Hanoi Knights yang menggunakan deck Hack. Baik Cyverse maupun Hack masing-masing memiliki monster yang terlihat sangat Cyberpunk.
Meski demikian, menurut saya masih ada beberapa kekurangan dalam adegan duel pertama di Yu-Gi-Oh! VRAINS ini. Satu faktor yang menjadi perhatian saya adalah sosok Playmaker sebagai karakter utama yang langsung melakukan “Destiny Draw” pada giliran pertamanya. Memang para karakter utama Yu-Gi-Oh! seakan memiliki skill tersembunyi berupa “Destiny Draw”, bertaruh pada tarikan kartu yang bisa mengubah arah permainan. Namun melihat bagaimana Playmaker melakukan Destiny Draw di awal permainan meyakinkan saya bahwa sepertinya karakter utama ini memiliki bad hand (kartu tangan yang buruk) sejak awal permainan, saya pun berempati kepada Playmaker. Di sisi lain, Hanoi Knights sebagai musuh terlihat sangat ceroboh, salah perhitungan bahkan dengan kartunya sendiri saat sedang mengaktifkan efek dari Cracking Dragon kepada Stack Reviver.

Secara keseluruhan episode 2 ini mampu memberikan pengenalan berbagai sistem dan peraturan baru dengan cukup jelas. Dengan berbagai kekurangan yang ada, duel melawan Hanoi Knights ini sedikit membuka tabir misteri mengenai tragedi masa lalu Yusaku, serta alasan mengapa ia menjadi Vigilante dengan nama Playmaker. Misteri apa lagi yang akan terkuak di episode berikutnya?
KAORI Newsline | oleh Rafly Nugroho