Multi Tie Tamper (MTT) merupakan salah satu jenis Mesin Perawatan Jalan Rel (MPJR) yang digunakan untuk merawat serta memelihara kondisi dari jalur rel agar tetap layak dilintasi oleh kereta api (KA). Sejatinya, MPJR merupakan salah satu frontliner yang memiliki peran sangat penting dalam dunia perkeretaapian. Namun, karena lebih sering bekerja pada waktu malam saat lalu lintas KA sedang sepi, pekerjaan yang dilakukan oleh MTT ini jarang terekspos kepada publik.

Di Indonesia sendiri brand MTT yang paling umum dijumpai adalah Plasser & Theurer, pabrikan MPJR dunia asal Austria. Hingga kini, hampir 95% armada MPJR di Indonesia disuplai oleh pabrikan yang bermarkas di Linz, Austria ini. Selain Plasser & Theurer, ada pula brand MATISA dengan armadanya yang berwarna biru dan berbadan bongsor alias besar. MTT buatan Swiss ini mulai merambah Indonesia pada pertengahan tahun 2012 saat PT Kereta Api Indonesia (KAI) memutuskan untuk mendatangkan 2 unit MTT yang sebelumnya beroperasi di Jepang ini ke Pulau Jawa.

Tahun ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DitjenKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memesan 1 unit armada MPJR yang akan ditempatkan di Divisi Regional 1 (Divre) 1 Sumatera Utara (SU). Uniknya, DitjenKA memesan armada baru ini bukan kepada 2 pabrikan yang disebutkan sebelumnya. Kali ini DitjenKA membelinya dari Harsco, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur sarana perawatan serta konstrusksi jalan rel asal Amerika Serikat. Perusahaan ini telah berpengalaman dalam memproduksi beragam jenis armada perawatan jalan rel dan produknya sudah tersebar luas di Amerika dan Eropa.

MTT dengan tipe Mark VI yang dipesan oleh DitjenKA kepada Harsco ini diangkut menggunakan kapal Bintang Samudera 8 dan telah tiba di perairan Sumatera Utara pada Selasa Malam (30/5). Namun, kapal tersebut baru bisa merapat pada dermaga 103 pelabuhan Belawan, Sumatera Utara pada Kamis (1/6) pagi.

Kedatangan MTT asal negeri Paman Sam ini ke Divre 1 SU diharapkan dapat menunjang perawatan jalan rel di sana.

Cemplus Newsline by KAORI | Muhammad Dhafin Khomsah

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.