Gelaran acara BIJAC no Tanjoiwai telah digelar pada 26-27 Agustus yang lalu di gedung JWC Binus International, Senayan, Jakarta. Acara yang sudah memasuki gelaran ke-10 tersebut menghadirkan berbagai acara, bintang tamu, dan juga komunitas jejepangan yang berada di sekitar Jabodetabek.
BIJAC no Tanjoiwai 10 juga mengundang deretan cosplayer mancanegara sebagai bintang tamu untuk memeriahkan acara. Salah satu cosplayer tamu tersebut adalah SAIDA yang berasal dari Korea Selatan. Sebelumnya, ia telah dua kali datang ke Indonesia di sebuah acara di Makassar dan Jakarta. Kami berkesempatan untuk mewawancarai Saida di sela-sela acara ini untuk sedikit mengulik perkembangan dunia cosplay profesional di Korea Selatan.
Bagaimana kondisi dunia cosplay di Korea Selatan? Apakah berbeda dengan di Indonesia atau tidak?
Di Korea cosplay itu cukup populer, tapi di sana cosplay profesional dilakukan untuk dua hal, yaitu bisnis dan hobi. Untuk hobi situasinya cukup mirip dengan di Indonesia.
Mengapa SAIDA memutuskan untuk menjadi cosplayer? Apakah ini dilakukan sebagai pekerjaan atau hobi?
Di Korea cosplayer itu benar-benar fresh dan baru. Ketika ibu saya melihat dia bilang “Oh… kalau melakukan ini kayaknya bakal menyenangkan dan bagus banget.” Akhirnya saya pun ikut mencoba. Untuk pekerjaan, saya bekerja di sebuah online shopping mall di bidang aksesoris dan sekarang pekerjaannya sangat sukses. Saya melakukan ini sebagai hobi.
Menurut Anda, apakah berkarir sebagai cosplayer profesional di sana menguntungkan?
Menurut saya bidang cosplayer profesional di Korea masih berkembang dalam waktu yang begitu pendek, jadi belum bisa dibilang terlalu sukses. Ada cosplayer yang sukses, ada yang masih belum.
Di Korea apakah ada kendala ketika menjadi cosplayer profesional dari segi bisnis?
Di sana banyak cosplayer yang bekerja untuk promosi game, padahal game yang akan dipromosikan tidak terlalu banyak. Tim cosplayer yang ada begitu banyak, sehingga akan cukup sulit untuk tim cosplayer baru untuk langsung sukses. Kalau di Indonesia cosplayer itu seperti idol hallyu, bisa bertemu fans untuk menggelar acara meet and greet, sedangkan di sana tidak ada.
Kira-kira menurut SAIDA sendiri adakah kesempatan dan kiat-kiat yang bisa dilakukan agar hobi cosplay ini bisa menghasilkan sesuatu?
Sebagai cosplayer, saya bisa bertemu para fans di luar negeri. Sebagai hobi, saya senang bisa mengekspresikan berbagai ide dan diri sendiri.
Kalau di Korea, event-event seperti ini (BIJAC) frekuensinya bisa diselenggarakan berapa kali? Apakah tiap bulan atau malah hanya ada tiap tahun?
Di Korea hampir tidak ada acara seperti ini. Kalau pun ada biasanya digelar sekali dalam satu-dua bulan, jadi orang-orang tidak terlalu semangat untuk datang ke acaranya.
Apakah di sana acara seperti ini benar-benar digelar seperti acara festival budaya Jepang? Mengingat hubungan antara Korea Selatan dan Jepang, maaf, konon sedikit kurang harmonis.
Kalau di Korea sebenarnya tidak ada masalah tentang itu. Mereka juga suka dengan berbagai acara dengan konten budaya Jepang dan juga menghormati budaya negeri sendiri. Cuma karena popularitas idol hallyu-nya lebih besar, para cosplayer di sana jadi kurang begitu terkenal.
Saya sendiri mengenal SAIDA ketika meng-cosplay-kan Nico Robin (One Piece) dan saya mengapresiasinya karena kostumnya begitu bagus. Apakah Saida memiliki satu cosplay karakter yang menjadi favorit dan alasan mengapa menyukainya?
Saya suka cosplay karakter Pearl dari seri Steven Universe, karena pas mengenakan kostumnya saya terlihat lebih cantik.
Pertanyaan terakhir. Adakah hambatan ketika melakukan cosplay, seperti dari kostum atau cara-cara agar feel dari karakternya dapat keluar? Apakah ada cosplay karakter yang menurut Saida proses persiapannya susah dilakukan?
Karena saya melakukannya sebagai hobi, saya tidak menemukan terlalu kesulitan. Dalam kesempatan sebelumnya saya pernah mencoba bercosplay menjadi Todoroki (My Hero Academia) dan menemui kesulitan karena ternyata tidak cocok karena karakternya sendiri kan cowok ganteng. Saya sendiri ingin mencoba meng-cosplay-kannya karena menyukai karakternya.
KAORI Newsline | Teks dan Foto oleh Irfan Dhafirwan