Membangkitkan Harapan 58: Blusukan Internal, Menghadapi Masalah Laten

0

Alhamdulillah, satu hal yang tidak terlalu besar namun signifikan telah dilaksanakan minggu lalu. Signifikan karena menyelesaikan dua masalah sekaligus.

Beberapa hari lalu, KAORI akhirnya pindah server setelah lama sekali berada di server yang lama. Server yang lama sesungguhnya sama saja dengan yang sekarang dipakai ini, namanya masih Chisato. Yang signifikan adalah perubahan “arsitektur” dan jumlah yang harus dibayar.

KAORI tahun 2014 berbeda dengan KAORI tahun 2012. Tahun 2012 tidak ada pertimbangan kalau Newsline akan mendapat bagian signifikan dari total akses KAORI, tidak ada pemikiran bahwa KAORI Fansub akan berjaya, dan tidak ada pemikiran kalau ke depan akses server harus mendukung sistem multiuser.

Selain itu, server yang lama mengalami masalah karena saat dahulu dioperasikan, database-nya berada di HDD yang sama dengan sistem. Akibatnya pada jam sibuk (bahkan kadang terjadi pula di jam tidak sibuk), KAORI terbentur dengan I/O wait yang cukup signifikan, bisa memakan 40 persen dari beban sistem.

Dengan rekayasa desain di server yang baru ini, masalah-masalah di atas telah diperbaiki. Selain I/O wait yang berhasil dipotong hanya tersisa 5 persen saja, biaya bulanan server juga berhasil dipangkas 40 persen, dari 450 ribu menjadi 270 ribu per bulan.

Maka dalam dua minggu ini, sepertinya KAORI Fansub yang agak terbengkalai akan kembali memulai harinya yang baru. Bisa berkegiatan lebih bebas karena segregasi berkas yang sudah ditata ulang. Demikian pula mimin seperti Saritem yang nanti akan lebih gembira mengakses server, yang tidak lagi semrawut seperti dahulu – sampai saya menyerah mendokumentasikannya karena terlalu banyak quirk -.

Setelah masalah traksi yang menjadi prasyarat utama diselesaikan, masih ada masalah berikutnya yang harus diselesaikan. Harus pintar membagi waktu dengan kuliah dan kesibukan di Newsline yang cukup menyita waktu.

Ketika kemarin Sabtu saya berkaraoke (di tempat yang milih lagunya seperti nomor togel dan berlirik huruf Hangul), ada dua, atau tiga prioritas utama yang harus segera diselesaikan di forum, yang memang sedikit terbengkalai 3-4 bulan ini.

Salah satunya masalah donasi dan pembukuan. Masalah donasi salah satunya tidak optimal karena masa tunggu yang sangat lama. Harus menunggu kadang sampai 2-3 minggu. Padahal meski uangnya hanya 25 ribu, saya sendiri juga akan kesal kalau disuruh menunggu selama itu.

Saya, AC, dan Gio akhirnya sepakat dalam seminggu ini, pembukuan donasi yang sifatnya offline akan dipindahkan menjadi online. Bisa diakses di internal staf sebagaimana monitoring server. Login internet banking akan diberikan ke mereka berdua. Begitu pula form donasi nanti akan dibuat semi otomatis, tidak lagi masuk ke PM yang tidak jelas bagaimana pertanggungjawabannya.

Selama ini pembukuan dikelola dengan Gnucash. Enaknya, sekali klik maka neraca saldo langsung bisa keluar otomatis, tidak perlu menunggu Adi vvvv menghitung. Sekarang sedang dicari apa aplikasi online yang pas untuk pembukuan ini. Tidak perlu se-imba SAP atau Zahir tentunya, untuk saat ini.

Lalu ada masalah forum baik di internal forum maupun di Daop khususnya Daop 1. Masalah-masalah forum ini rencananya akan dibahas Saritem hari Kamis malam di level internal. Mencari tahu apa yang terlewat, yang terlupakan, yang terlena. Sekaligus melegakan sumbat komunikasi yang ada di intern staf forum.

Sedangkan di Daop 1, saya memikirkan apa perlu dibuat sistem gath terjadwal, misal sebulan sekali yang memang dilakukan untuk gath, bukan jaga stan atau ke acara jejermanan. Tidak mungkin dilakukan saat jaga stan karena sudah pasti sibuk macam-macam pada hari H. Tidak mungkin pula pada acara jejermanan, bahkan sekelas GJ UI, HF, atau AFA. Pasti mencar-mencar sendiri.

Lalu bagaimana mengundang agar orang yang aktif dan tidak aktif bisa ikut gath. Mungkin di-SMS satu-satu kalau ada gath. Tidak mungkin diumumkan via FB KAORI. Tidak mungkin pula via FB saya yang tidak semua orang baca. Mungkin saja via surel, namun apakah tidak mengganggu orang yang tidak tinggal di Daop 1?

Saat tadi malam saya pulang bersama Dody dari acara karaoke berkedok meliput, saya tersadar satu hal: masih banyak yang harus dibereskan dan diselesaikan sebelum bisa “mundur perlahan” dengan tenang.

Jangan sampai seperti Apple yang mulai pincang setelah ditinggal oleh Steve Jobs. Jobs meninggalkan Apple dengan tanda tanya akan gaya kepemimpinannya. Jobs sampai akhir hayatnya “lupa” membuat “dokumentasi bagaimana dia memimpin Apple”.

Untung masih teringat kalau masalah belum selesai!

Shin Muhammad
Administrator KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses