Dalam rubrik Unik Dunia kali ini, kami menghadirkan terjemahan bincang-bincang bersama sutradara anime THE iDOLM@STER, Atsushi Nishigori, dan desainer visual Tsuyoshi Kusano, mengenai ilustrasi sampul buku Tokyo Pop Guide yang mereka buat bersama. Dalam bincang-bincang ini, kita bisa membaca juga bagaimana pandangan Nishigori dan Kusano mengenai bekerja di industri kreatif dan bagaimana kreator di Jepang memandang persepsi orang asing mengenai budaya populer Jepang.
Bisa ceritakan tentang karir anda?
Nishigori: Aku mengawali karir di studio GAINAX, dan dari situ kemudian menjadi desainer karakter untuk seri Gurren Lagann, Sekitar saat itu aku mulai mendapat pekerjaan ilustrasi dan peran sutradara. Setelah terlibat dalam pembuatan Panty & Stocking with Garterbelt, aku kemudian menjadi sutradara sekaligus desainer karakter untuk anime THE iDOLM@STER. Di situlah aku pertama kali bekerja sama dengan Kusano. Tapi sebelumnya kami sudah saling kenal melalui doujin.
Kusano: Aku suka game dan pekerjaan pertamaku adalah di perusahaan ASCII yang menerbitkan majalah Famitsu. Setelah itu aku bekerja lepas (freelance). Awalnya aku terlibat dalam proyek-proyek yang berhubungan dengan musik dan bekerja untuk agensi. Tapi kemudian dengan bantuan penulis naskah Dai Sato, aku mengikuti kompetisi desain logo untuk film Cowboy Bebop. Setelah karyaku digunakan, aku ikut terlibat dalam proyek-proyek Fullmetal Alchemist dan Eureka Seven.
Bisa ceritakan tentang sampul buku Tokyo Pop Guide yang anda buat?
Nishigori: Karena ini ilustrasi untuk buku panduan, aku sempat terpikir untuk membuat ilustrasi sederhana di mana seorang gadis pergi ke Tokyo dan membeli pernik otaku sampai luber dari tasnya. Tapi kemudian aku mengganti idenya dengan karakter gadis robot karena kupikir lebih baik jika menggabungkan karakter bishoujo dengan robot sebagai representasi budaya anime/Akihabara. Saat mengerjakan seri iDOLM@STER, aku sudah banyak menggambar gadis manis, jadi aku ingin menggambar sesuatu yang berbeda karena aku sudah lama tidak menggambar hal-hal macho atau karakter robot seperti waktu di GAINAX. Aku teringat pada karakter gadis dengan tas sekolah yang diserang oleh robot di animasi lama karya kru GAINAX (animasi pembuka acara DAICON III), dan aku memasukkan inspirasi dari situ pada karakter ini. Aku suka membuat homage pada karya-karya dari perusahaan tempat aku pernah bekerja.
Aku tidak ingin menggambar terlalu banyak komponen mekanik yang akan mengurangi keimutan karakter ini, jadi garis persendiannya hanya kelihatan di belakang lutut. Bahan bakarnya adalah roti. Lalu ada silinder… rambut bob dengan poni yang dipotong rata, dan pakai kacamata seperti Arale-chan, salah satu karakter yang kusukai. Daya tariknya ada di pahanya. Bawahannya adalah semacam celana bloomers (celana olahraga sekolah), karena menurutku ilustrasi perlu memiliki beberapa unsur erotis.
Kusano: Warna-warnanya bersih dan sangat menawan. Layout dari simbol-simbol fetish di dalamnya juga memperkuat kesan gambarnya. Ilustrasi yang berwarna-warni dan ngepop seperti ini memberi energi yang positif, dan menurutku itu penting.

Saat dilihat sekilas memang terlihat imut, tapi kalau diperhatikan secara seksama ada hal-hal yang baru disadari belakangan.
Kusano: Betul, ilustrasi ini memancing orang untuk menelusuri lebih lanjut. Di sana-sini disertakan konteks yang dibangun dan dirawat di Jepang, dan orang yang melihatnya bisa merasa senang dengan menginterpretasikan hal-hal tersebut.
Nishigori: Burung yang ada di tasnya disebut NEET Bird. NEET berarti seseorang yang sedang tidak mengenyam pendidikan, tidak sedang menjadi pegawai atau mengikuti pelatihan, jadi burung pengangguran. Seperti anak burung yang sudah tumbuh dewasa tapi tidak mau keluar sarang dan bekerja!
Kusano: Begitu rupanya!
Nishigori: Karena mesin, burungnya juga robot.
Kusano: Aku ingin punya stiker seperti ini!
Nishigori: Rekordernya bisa menjadi senjata kalau ditiup.
Apa nama untuk karakter ini?
Nishigori: Dia suka bertarung, tapi dia sangat langsing. Dia pekerja keras, suka kucing, penampilan dan pernik Lolita… Menurut Kusano-san bagaimana?
Kusano: Seandainya dia lebih kurus dan berambut kecoklatan, nama “Kei” pasti cocok dan keren!
Nishigori: Perlu nama yang konsisten untuk lima karakter yang akan dibuat. Bagaimana kalau kita pakai nama anak laki-lakinya Kusano-san?
Kusano: “Yu”? Kedengarannya pas dan imut! Rambutnya juga mirip!
Nishigori: Kalau begitu namanya “Yu” saja!
Bersambung ke halaman 2
DARLING in the FRANKXX: Anime Kolaborasi Trigger dan A-1 Pictures