“Apa hal yang membuatmu bahagia?”

Setelah merilis Kimi no Suizou wo Tabetai atau I Want to Eat Your Pancreas pada tahun 2015 yang lalu, Yoru Sumino kembali merilis novel yang berjudul Mata Onaji Yume wo Miteita atau yang disingkat Matayume. Novel ini dirilis oleh Futabasha pada Februari 2016, dengan loundraw yang menangani illustrasinya. Novel ini kemudian diadpatasi menjadi manga oleh Izumi Kirihara yang terbit di majalah komik bulanan Action di bawah penerbit Futabasha sebanyak 3 volume. Novel ini juga telah diirilis secara resmi di Indonesia oleh Penerbit Haru dengan judul I Saw The Same Dream Again.

Sinopsis

Novel Matayume ini menceritakan seorang gadis cerdik bernama Nanoka Koyanagi. Hidupnya berubah ketika dia menolong seekor kucing hitam yang terluka. Dari sana dia bertemu dengan Abazure-san, Minami-san, dan Obaa-chan yang kini menjadi teman akrab Nanoka, di mana pertemuan mereka dengan Nanoka juga membawa keselamatan bagi Nanoka dan diri mereka sendiri. Mereka bertigalah yang mengajarkan hidup kepada Nanoka.

Ulasan

© Yoru Sumino, loundraw/Penerbit Haru

Matayume ini menjelaskan bagaimana hidup itu sendiri, seperti yang dikatakan Abazure-san bahwa hidup itu seperti pudding. Ada sisi manis yang sangat kita suka, tetapi ada sisi pahit karena kegosongan yang membuat kita tidak suka. Artinya, bahwa hidup itu memiliki fase-fase di mana seseorang akan mengalami manisnya kehidupan dan pahitnya kehidupan.

Penggunaan bahasa yang tidak berat menjadi salah satu poin plus di novel I Saw The Same Dream Again. Karenanya, kita mengerti maksud kehidupan yang dijelaskan oleh Yoru Sumino di dalam tulisannya dengan mengambil sudut pandang dari Nanoka. Dari sudut pandang ini kita bisa melihat bagaimana kehidupan orang dewasa yang dilihat dari posisi anak-anak. Selain itu, perkembangan karakter sampingan yang muncul di novelnya tampil sangat bagus. Minami-san, Abazure-san, dan Obaa-chan menjadi karakter sampingan yang sangat mencolok dalam membantu perkembangan karakter Nanoka.

Kehadiran mereka bertiga mengajarkan bagaimana kehidupan itu dan memberikan arti bahagia untuk setiap orang melalui contoh-contoh yang sederhana, karenanya pola pikir Nanoka bisa dibilang lebih dewasa daripada umur aslinya. Namun di sisi lain, sifat Nanoka sendiri yang sangat meninggikan kecerdikannya menjadi nilai yang lemah dalam novel ini karena ada waktunya seseorang untuk mengetahui suatu hal. Itu adalah pendapat saya mengenai karakter Nanoka sendiri. Walaupun begitu itu semua ditutupi dengan sifat baik dan mudah mengerti apa yang diajarkan oleh orang tua yang terdapat dalam Nanoka.

Karakter

  • Nanoka – Seorang gadis yang cerdik yang duduk di kelas 4 SD, di mana dia berteman akrab dengan orang yang usianya lebih tua dibanding usianya sendiri. Seorang gadis yang ingin tahu, namun dia baik hati dan jujur.
  • Abazure-san – Wanita muda yang senang bermain othello bersama Nanoka. Karakter Abazure-san bagaikan kakak bagi Nanoka, dan dia memanggil dengan sebutan Ojou-chan atau nona.
  • Minami-san – Nama aslinya tidak diketahui, namun Nanoka memanggilnya dengan sebutan Minami-san karena terdapat tulisan “Minami” di seragamnya. Meskipun dia menggunakan nada bicara yang sedikit kasar terhadap Nanoka namun di dalam hatinya dia seorang gadis yang baik.
  • Obaa-chan (Nenek) – Seorang wanita tua yang tinggal di sekitar daerah Nanoka tinggal. Seorang yang bijak yang juga ahli membuat kue yang Nanoka sangat suka. Memanggil Nanoka dengan sebutan “Nacchan”

Kesimpulan

Pesan dari novel I Saw The Same Dream Again atau Matayume yang saya tangkap adalah seperti ini “manis dan pahitnya kehidupan itu semua orang rasakan, apa yang membuat orang itu bahagia pun berbeda setiap individu. Bagaimana pun juga, ambilah hikmah dalam pelajaran hidup agar kelak hidupmu menjadi lebih baik daripada sebelumnya.” 

Bagi Anda yang menyukai novel yang mengandung arti mendalam, novel ini bisa menjadi salah satu saran buku untuk anda. Karena, anda akan mendapatkan pengetahuan akan lika-liku kehidupan itu sendiri.

KAORI Newsline

5 KOMENTAR

    • Kalau gak salah, kalimat “di bawah bunga mawar” pernah di singgung di pertemuan keduanya nanoka dengan minamisan. Dia pernah berbincang informasi menarik dari buku, di antara semua informasi itu, yang paling menarik adalah idiom bhasa inggris “di bawah bunga mawar” dan nanok juga berkeinginan mengatakannya suatu saat nanti.

    • jadi intinya nanoka tuh selalu melihat mimpi yang samalagi terutama masa sdnya, nah trs dimasa ddepan dia jadi penulis dan dilamar oke kiryu

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses