Acara pameran kreatif terbesar di Indonesia, Comic Frontier kembali hadir untuk yang ke-12 kalinya di awal tahun 2019 ini. Kali ini, Comic Frontier hadir dengan jumlah kreator yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Dalam acara ini pengunjung bisa langsung menemui berbagai kreator komik, illustrasi, musik, hingga animasi yang berkumpul dalam satu tempat.
Pada Comic Frontier 12 ini, turut hadir para komikus berbakat Indonesia yang siap berbagi cerita dan pengalaman seputar industri komik Indonesia. Salah satu komikus senior yang hadir pada acara ini adalah Galang Tirtakusuma. Galang Tirtakusuma sudah malang melintang di dunia Komik Indonesia dengan ciri khas karyanya yang menggelitik.
Salah satu karya Galang yang meraih banyak pembaca setia hingga kini adalah Garuda Boi. Di Bumilangit, saat ini Galang mengerjakan Komik Aquanus (r)evolusi yang diangkat dari karakter karya Wid NS. Selain menggarap komik, Galang juga menjadi salah satu otak cemerlang di divisi Kreatif Bumilangit.
Komikus berbakat Indonesia lainnya yang turut hadir pada acara Comic Frontier 12 ini adalah Is Yuniarto. Is Yuniarto bisa dibilang merupakan salah satu komikus senior di generasi baru komik Indonesia. Sejak awal 2000an sudah aktif berkarya, salah satunya lewat WindRider, yang hingga kini termasuk salah satu komik fantasi terbaik Indonesia. Is konsisten membuat komik indonesia lewat judul-judul seperti Garudayana dan Grand Legend Ramayana.
Setelah banyak bekerjasama dengan berbagai penerbit baik lokal maupun internasional, saat ini Is menjadi Studio Manager di Bumilangit Komik dan menjadi salah satu inisiator munculnya lini (R)evolusi, komik-komik baru yang diangkat dari karakter-karakter karya maestro komik indonesia di masa silam.
Tidak hanya dua komikus senior, dalam acara Comic Frontier 12 ini juga hadir komikus muda berbakat bernama Ikazu yang sangat dikenal dengan karya komiknya yang berjudul Pandaclip. Ikazu adalah salah seorang komikus muda yang membuat komik strip dengan gaya gambar “moe” ala komik Jepang. Melalui gambarnya yang imut dan gaya penceritaannya yang jenaka, komik Pandaclip buatan Ikazu berhasil mendapat tempat tersendiri di hati para pecinta komik Indonesia khususnya dari para penggemar komik bergaya manga (komik Jepang).
Khusus untuk acara Comic Frontier 12 ini, Ikazu juga meluncurkan kolaborasi terbarunya dengan salah seorang cosplayer muda asal Bogor. Dalam kolaborasi ini Ikazu memadukan salah satu tokoh di komik strip Pandaclip yang bernama Chiwa dengan balutan cosplay untuk menghadirkan karakter fiksi buatannya ke dunia nyata. Langkah kreatif yang diambil oleh Ikazu ini menunjukkan bahwa komik Indonesia kini sudah bisa berpadu dengan unsur pop kultur lainnya yaitu cosplay.
Selain komikus, acara Comic Frontier 12 juga dimeriahkan oleh penampilan spektakuler dari berbagai talenta muda yang tak kalah kreatif. Pada hari pertama, Sabtu (23/2) panggung utama Comic Frontier kedatangan grup orkestra Waltzio Edutainment. Grup orkestra ini adalah grup yang cukup dikenal oleh para penggemar film animasi karya Ghibli karena mereka sering memainkan beberapa lagu soundtrack film karya studio animasi Ghibli seperti My Neighbor Totoro. Bakat bermusik mereka bahkan membuat mereka sempat diundang menjadi pengisi acara pada acara ekshibisi khusus film animasi karya studio animasi Ghibli yang berlangsung di Jakarta.
Tidak hanya grup orkestra, pada acara Comic Frontier 12 juga diramaikan oleh grup vokal ensembel bernama Nanairo Symphony. Nanairo Symphony adalah grup vokal yang beranggotakan 7 penyanyi muda yang aktif menyanyikan berbagai lagu anime (anisong) di berbagai event pop kultur Jepang besar yang ada di Indonesia. Selain di event, mereka juga aktif merilis karya terbarunya dalam channel YouTube yang beralamat di youtube.com/nanairosymphony.
Acara Comic Frontier 12 menjadi semakin meriah dengan penampilan grup band akustik bernama IXRE Band. Grup band akustik ini telah malang melintang membawakan berbagai musik anime (anisong) dalam berbagai event pop kultur Jepang besar yang ada di Indonesia. Ini adalah penampilan kedua mereka di Comic Frontier setelah sebelumnya sempat juga tampil dalam Comic Frontier X di tahun 2018.
Setiap penyelenggaraannya acara Comic Frontier selalu dikenal dengan aksi penutup dari DJ yang mengajak para pengunjung untuk mengguncang panggung bersama. Kali ini dalam Comic Frontier 12 para DJ dari Vibetronic turut hadir memeriahkan panggung utama. Vibetronic adalah komunitas DJ asal Surabaya yang beranggotakan berbagai DJ dengan spesialisasi khusus di musik-musik bernuansa pop kultur. Mereka bahkan sempat berkolaborasi dengan beberapa game developer asal Indonesia untuk membuat musik di berbagai game buatan Indonesia.
Comic Frontier 12 diselenggarakan pada tanggal 23-24 Februari 2019 bertempat di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta Selatan. Tiket masuk acara ini dijual dengan harga Rp30.000 untuk tiket biasa serta Rp65.000 untuk tiket edisi khusus dengan bonus tambahan. Acara ini merupakan acara pembuka di tahun ke-7 Comic Frontier didirikan.
Sekilas tentang Comic Frontier
Comic Frontier merupakan acara ekshibisi kreatif yang telah rutin diselenggarakan setiap tahun. Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012. Saat pertama kali diselenggarakan Comic Frontier hanya menampung 35 lingkar kreatif untuk bergabung. Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan industri kreatif di Indonesia, Comic Frontier telah menjadi sebuah gerakan kreatif yang mampu menghimpun ratusan kreator dalam satu event.
Acara ini diselenggarakan dengan harapan agar Comic Frontier bisa menjadi sebuah event yang memberikan ruang baru kebebasan berekspresi dalam industri kreatif tanpa adanya batasan stigma dari masyarakat. Event ini juga diharapkan mampu menjadi penggerak industri kreatif Indonesia dengan menghimpun berbagai kalangan mulai dari kreator independen, komunitas, hingga kreator professional. Memberikan yang terbaik bagi seluruh pihak yang terlibat dalam acara ini tanpa harus meninggalkan siapapun adalah hal yang diperjuangkan dalam event ini.
KAORI Newsline | Informasi yang disampaikan berasal dari pihak pemberi siaran pers dan tidak merepresentasikan kebijakan editorial KAORI.