Intip Serunya Para Fighter ICGP Malang di Daisuki Japan Festival 2019!

0
Daisuki Japan Festival 2019

Hujan yang mengguyur malang pada event jejepangan Daisuki Japan Festival 2019 pada tanggal 3 Maret 2019 kemarin di UMM Dome tidak menyurutkan pada Fighter, sebutan untuk para peserta lomba Indonesia Cosplay Grand Prix (ICGP) 2019, yang turut diselenggarakan di sana, untuk bertarung memperebutkan tiket babak grand final kompetisi cosplay Indonesia Cosplay Grand Prix (ICGP) 2019 di Jakarta. Tercatat ada 22 Fighter yang bertarung dalam 11 tim selama 1 jam. Armor semirealistis, kostum yang terlihat sangat rumit, dan juga pertarungan penuh nuansa chunibyou ikut memeriahkan babak penyisihan ini. Sorakan penonton menambah semangat para peserta untuk saling bertarung memerebutkan kursi. Kami, Icha dan Kiki, Reporter serta fotografer dari KAORI Nusantara duduk persis di depan juri untuk bisa melaporkan secara langsung pertandingan babak penyisihan ICGP Malang pada tanggal 3 Maret 2019 kemarin.

Pukul 16.00 WIB, setelah mengecek keaslian properti oleh para panitia dan para juri sudah bersiap di bangku penilaian, babak penyisihan ICGP untuk domisili Malang dimulai.

Nomor urut pertama diisi oleh tim Firdaus Brother, Fighter dari Banyuwangi. Mereka membawakan pertarungan mecha berdarah dari anime Evangelion.

Sosok mecha EVA-01 dan EVA-03 bertarung sampai mati di atas panggung. Panggung disetel dengan latar gedung dan layar menggunakan efek gore yang tidak memberikan kesan jijik saat dilihat. Suasana panggung menjadi mencekam saat video latar berubah menjadi percikan darah, dan usus monster EVA-03 dikeluarkan dari perutnya. Pertarungan ini diakhiri oleh kemenangan EVA-01. Penampilan yang indah untuk waktu 2 menit, dan penonton langsung bertepuk tangan saat penampilan tim Firdaus Brother usai.

Penampilan kedua dilanjutkan oleh tim The Unseen Horizon, yang membawakan anime Chunibyou Demo Koi ga Shitai.

Dark Flame Master, Rikka, dan Mei Misaki bertarung di atas panggung menggunakan kostum kebesaran mereka. Efek latar belakang berupa efek lighting serta sound efek khas anime Chuunibyou membuat penonton berteriak melihat keseruan mereka. Namun sayang pada tengah pertarungan payung dari Rikka sulit terbuka, hingga membuat mereka beberapa detik terlambat untuk mengikuti efek video di layar. Namun dengan eksekusi yang baik, The Unseen Horizon bisa menyelesaikan penampilan mereka dengan baik.

Penampilan ketiga, dilanjutkan dengan penampilan tim F Ninety’s dengan anime Goblin Slayer.

Penampilan mereka dilengkapi dengan efek video yang benar-benar keren khas anime Goblin Slayer yang berdarah-darah dan gore. Namun sayang sekali, videonya tidak ditunjang dengan penampilan yang mumpuni. Penampilan panggung dan video yang ditampilkan pada layar belakang tidak menyatu sama sekali sehingga mengurangi penampilan secara keseluruhan. Namun kostum sang Goblin Slayer beserta make-up sosok sang Goblin Champion perlu diapresiasi, benar-benar terlihat nyata dan seperti keluar dari animenya. Semoga tahun depan penampilannya bisa diperbaiki lagi!

Penampilan keempat dilanjutkan oleh tim The Fairytale dengan pertarungan dari game Sinoalice.

Game ini menceritakan tentang pertarungan para Princess yang kini tampil lebih badass di game-nya. Tim Fairytale mengusung pertarungan antara Alice yang memiliki rank SS Rare dengan Cinderella yang memiliki rank S Rare. Pertarungan diawali dengan video gacha pemain yang langsung dapat karakter Sinoalice dan Cinderella, meskipun tidak mungkin juga kalau kita bisa langsung mendapatkan gacha karakter  SS rare dan S rare di dunia nyata. Namun yang sangat disayangkan, efek dari videonya ada beberapa yang tidak tercover dengan baik, seperti pada adegan pertarungan (terlambat hingga tidak terselesaikan). Hal ini mungkin disebabkan karena properti weapon yang terlalu berat untuk diayunkan. Di akhir cerita, kemenangan diraih oleh Cinderella, di mana berarti karakter SS Rare bukan penentu kemenangan d isini.

Penampilan Kelima, ditampilkan oleh tim Maso Pro Magic dengan Magi Labirynth of magic.

Efek magic dan pedang dari video latarnya dieksekusi dengan baik. Sinbad dan Alibaba bertarung dengan keren di bawah efek video yang mumpuni. Semua ditampilkan dengan baik, di mana timing adegan yang miss dengan video nyaris tidak terlihat di sini. Efek kostum dan make up semua dikuasai dengan baik. Pertarungan akhirnya dimenangkan oleh Alibaba karena mampu menghentikan waktu. Kekuatan menghentikan waktu tampaknya merupakan hal yang over power sekali di berbagai anime atau komik-komik selama ini.

Penampilan keenam, ditampilkan oleh tim Okami dengan anime Inuyasha. Pertarungan antara Inyasha dengan Sesshomaru pada makam ayahnya untuk memperebutkan Tesaiga. Pada pertarungan ini, efek video di layar dieksekusi dengan baik. Saat seshomaru berubah menjadi wujud aslinya yang berupa serigala dan lengannya terpotong saat menjadi serigala juga dieksekusi dengan baik di panggung.

Hasil akhir dari pertarungan, Sesshomaru kabur karena luka potong di tangannya sudah tidak memungkinkan Sesshomaru untuk melanjutkan pertarungan. Pedang Tesaiga juga telah memilih Inuyasha sebagai tuannya. Lagu latar yang dimainkan juga cocok dengan pertarungan. Namun sayang akting dari Inuyasha sedikit kurang menghayati sehingga terlihat dramanya, kurang real. Namun semua sudah dieksekusi dengan baik.

Penampilan ketujuh ditampilkan oleh Oniichan dame, dengan membawakan anime Saint Seiya.

Penonton disuguhi penampilan pertarungan antara Camus Aquarius dengan Hyouga Cygnus. Penampilan memukau dengan aksi pertarungan yang tidak tanggung-tanggung disertai sound effect yang sangat pas menambah keseruan dari penampilan ini sampai membuat penonton bersorak-sorai. Pertempuran ini dimenangkan oleh Hyouga Cygnus yang tidak lain adalah murid dari Camus Aquarius.

Penampilan kedelapan ditampilkan oleh One More Cig membawakan Monster Hunter World.

Pertunjukan kali ini adalah tentang 2 karakter petualang yang sedang menjelajahi Ancient Forest dan harus bertemu serta bertarung dengan suatu monster bernama Great Jagras. Kostum yang sangat terlihat nyata, para pemain yang sangat menjiwai karakter yang diperankan dengan mimic wajah serta ekspresinya, aksi pertarungan yang memukau dan tidak lupa diselingi adegan komedi, mengundang decak kagum penonton. Monster pun mati dibunuh bergantian antara satu karakter dan karakter lain.

Penampilan kesembilan ditampilkan oleh Eris Project membawakan Vocaloid.

Kali ini pertunjukan yang diambil dari sebuah music series, PV Vocaloid yang dinamai Mistletoe Series. Karakter yang diperankan adalah Rin dan Len versi Mistletoe. Pertunjukan ini menceritakan tentang dua kerajaan yaitu Gui Vermillion yang dipimpin oleh Phoenix Scarlet dan Blue Oak yang dipimpin oleh Bluebird yang terlibat perselisihan tak berujung. Sepanjang pertunjukan, aksi mereka lebih terlihat seperti kebolehan untuk berganti baju secara cepat di atas panggung.

Penampilan kesepuluh ditampilkan oleh  ARC  Project membawakan Ninja Gaiden Z.

Cerita dari pertunjukan kali ini diambil dari sebuah game yaitu Yaiba Ninja Gaiden Z dengan membawakan pertarungan antara Ryu Hayabusa melawan Yaiba Kamikaze. Pertarungan ini menceritakan pertarungan antara Ryu melawan Yaiba di sebuah tempat bernama Compound 72. Pada awalnya pertarungan dimenangkan oleh Yaiba tetapi setelah Ryu menyerahkan sebuah lembaran yang berisi rencana membuat sebuah zombie outbreak oleh Del Gonzo, Yaiba pun tersadar dia diperalat oleh Del Gonzo, Yaiba akhirnya mencabut core dari tubuhnya sehingga Del Gonzo tidak bias mengontrol dia lagi. Akhirnya Yaiba pun meninggal dengan tragis, di tangannya sendiri. Pertarungan yang disajikan dengan aksi yang sangat totalitas membuat pertunjukan ini menjadi seru untuk ditonton.

Penampilan kesebelas ditampilkan oleh J&CK membawakan Maximo vs Army of Zin.

Pertunjukan terakhir ini mengambil cerita dari sebuah game Playstation 2 yaitu Maximo vs Army of Zin. Menceritakan Maximo, karakter utama game ini melawan ultimate boss yaitu Lord Bane. Kreatifitas yang ditunjukan pada pertunjukan ini benar-benar membuat kagum. Mulai dari menggunakan property sebagai prajurit dari Lord Bane dan penacapan pedang di badan Lord Bane leh Maximo di akhir laga petarungan. Lord Bane juga menghajar Maximo hingga terlepas semua armornya, sampai pemeran Maximo  hanya tinggal menggunakan celana pendek saja yang mengundang tawa penonton.

Dan pada pukul 18.30 WIB, saatnya pengumuman pemenang. Pemenang yang diumumkan antara lain yaitu, Best Performance, Best Costume, Best Storyline serta 2 pemenang utama yang kirim ke Jakarta dalam rangka Final ICGP pada event Ennichisai 2019.

Pemenang Best Costume adalah dari Tim One More Cig yang membawakan Monster Hunter World.

Pemenang Best Performance adalah dari Tim J&CK yang membawakan Maximo vs Army of Zin.

Pemenang Best Storyline adalah dari Tim Okami yang membawakan Inuyasha.

Pemenang Utama diraih oleh 2 tim, yaitu Tim Firdaus Brother yang membawakan Evangelion dan Tim Maso Pro yang membawakan Magi.

Selamat kepada semua para pemenang dan selamat berjuang untuk perwakilan #JatimIso ke Jakarta di acara Final ICGP 2019.

KAORI Newsline | Peliput: Icha | Foto oleh: Kiki, Icha & Anselmus Aprilino

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.