Ulasan Novel KKN di Desa Penari: Lebih Detail dan Mudah Dimengerti dari Sebelumnya

0
desa penari

Catatan: Sebelumnya, ini adalah ulasan mengenai novel KKN di Desa Penari yang sedikit berbeda dari versi threadnya.

Masih ingatkah kalian dengan sebuah thread atau bahasan di media sosial Twitter, tentang kisah KKN berjudul KKN di Desa Penari yang menjadi viral belakangan ini? Ya, kisah KKN tersebut yang dituliskan oleh seseorang dengan username bernama Simpleman ini sudah tersedia dalam wujud fisiknya yang kali ini kita akan bahas dalam artikel ini.

© Bukune/Simpleman/Dok. Pribadi

KKN di Desa Penari ini adalah sebuah thread cerita yang beredar di media sosial Twitter yang pertama kali di-posting pada akhir Juni 2019 lalu. Thread ini menceritakan kisah enam orang mahasiswa yang sedang melakukan KKN demi kelulusannya di sebuah daerah di Jawa Timur. Enam orang tersebut adalah Widya, Ayu, Nur, Bima, Wahyu dan Anton. Pada tahun 2009, mereka berenam melakukan proker KKN ini di sebuah desa terpencil yang berada di tengah hutan, yang di mana desa itu masih menyimpan adat nenek moyang mereka terhadap “dunia lain”. Dari suatu kejadian aneh yang menarik perhatian Widya, kemudian kejadian tersebut mulai menimpa anggota KKN lain dan para warga yang ada di desa tersebut. Sama dengan versi thread di Twitter, buku ini juga menghadirkan dua sudut pandang, yaitu sudut pandang Widya dan Nur yang merupakan narasumber dari cerita yang ditulis oleh Simpleman ini.

Sebelumnya, pengumuman bahwa kisah KKN di Desa Penari akan diangkat menjadi novel sudah diberitahukan sekitar akhir Agustus sampai awal September lalu. Novel ini kemudian dirilis dengan judul yang sama seperti dalam versi thread-nya oleh Penerbit Bukune pada pertengahan September. Versi novel dari cerita KKN di Desa Penari ini pun di-upgrade dan ditambahkan kisah yang belum dibagikan dalam thread Twitternya. Bahkan dalam novel KKN di Desa Penari ini juga disertai dengan dua ilustrasi yang dibuat oleh Ajon Anggara dan Alivion, loh.

© Bukune/Simpleman/Ajon Anggara
© Bukune/Simpleman/Alivion

Seperti yang tadi disebutkan, novel ini terbagi menjadi dua bab, yaitu bab Widya dan bab Nur yang masing-masing menceritakan apa saja hal yang terjadi dari sudut pandang mereka sendiri serta runtutan kejadian aneh yang terjadi di desa tersebut. Setiap kejadian yang diceritakan dalam novel ini diceritakan dengan bahasa lugas, detail, dan tertata rapi hingga pembaca pun akan mudah mengerti apa yang terjadi di dalam novel tersebut, bahkan dapat membayangkan bagaimana kondisi atau suasana yang di dalam novel KKN di Desa Penari ini. Tidak hanya itu, berbeda dengan versi thread-nya yang hampir semua percakapannya menggunakan bahasa Jawa, pengunaan bahasa Indonesia di dalam novel ini terutama di bagian percakapannya sangat ditekankan. Meskipun bahasa daerah sempat disebut, namun keseluruhan percakapan yang ada sudah menggunakan bahasa Indonesia agar para pembaca mengerti maksud dalam setiap interaksi karakter yang ada.

Deskripsi kalimat per kalimat yang ada di dalam novel KKN di Desa Penari ini sangat jelas sehingga membuat saya lebih mudah mengerti watak para karakter yang ada dalam novel ini, seperti karakter Widya yang pendiam dan penakut namun ada bagian di mana dia bisa menjadi tegas alias ngegas. Secara garis besar, cerita di dalam novel KKN di Desa Penari ini sama seperti versi threadnya, namun ada beberapa bagian cerita yang lebih dipertegas di dalam novel ini. Contohnya seperti Pak Prabu meminum suguhan kopi dari Mbah Buyut dengan tampang biasanya, yang seharusnya kopi tersebut akan terasa ‘berbeda’ jika seseorang sedang diincar oleh makhluk dunia lain. Hal ini kembali dipertegas di dalam novelnya bahwa Pak Prabu sudah terbiasa dengan kopi tersebut karena beliau pernah mencoba kopi itu. Atau, proker yang dikerjakan oleh Ayu dan Bima yang ternyata itu adalah inisiatif Ayu.

Ada pun yang membuat saya bertanya atau bahkan berpikir dua kali, ada satu hal yang menjadi misteri mengenai hubungan antara Dawuh dengan Badaruwih. Dawuh di dalam versi novel adalah seseorang yang menurut Bima adalah wanita cantik jelita yang memberikan Kataruwih (gelang yang berada di lengan penari) untuk diberikan kepada Widya. Namun di sisi Ayu, Dawuh merupakan seseorang wanita tua yang memberikan selendang hijau tersebut kepada Ayu. Hal ini terasa menjadi seperti plot hole dalam novel pada umumnya.

Secara keseluruhan, novel KKN di Desa Penari ini atau pun versi threadnya benar-benar menarik perhatian saya karena runtutan hal aneh yang terjadi.  Jika kita bertanya apakah kita memilih antara novel atau versi threadnya, saya akan memilih versi novelnya karena hal berbagai seperti yang telah disebutkan di atas. Tetapi, versi thread pun juga sudah cukup untuk mengetahui garis besar kisah KKN ini meskipun versi threadnya bisa dianggap sebagai draft untuk novel KKN di Desa Penari ini. Dalam segi konklusi, menurut saya versi novelnya memiliki konklusi yang pas terutama, di sudut pandang Nur. Namun, semua itu kembali kepada pembaca masing-masing.

Itulah ulasan yang bisa saya berikan dalam artikel ini, ada pun untuk Anda yang tertarik dengan klasifikasi Simpleman tentang viralnya cerita KKN  dan kebenaran akan cerita ini bisa dilihat di channel Youtube Raditya Dika. Di mana semua sudah dijelaskan oleh pihak narasumber dan Simpleman sendiri. Novel ini cukup lumayan untuk menghibur anda di kala anda bosan atau bagi anda penikmat cerita horror ala twitter, seperti kisah – kisah horror dari @kisahhorror atau pun cerita lain yang dibagikan oleh Simpleman sendiri.

P.S. Di mana pun Anda berada tetaplah jaga tata krama. Sampai jumpa lagi~

KAORI Nusantara

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses