Semakin Ramainya Pasar Komik Indonesia (Oleh Caesar E.S)

Semakin beragam, semakin meriah (Kevin W)

Dekade terakhir mulai menunjukkan buah kerja keras industri komik lokal untuk bangkit, setelah sempat “mati suri” di awal millenium. Munculnya pemain-pemain baru seperti reON Comics, LINE Webtoon, dan Ciayo Comics menunjukkan kebangkitan kembali industri komik lokal.

Satu hal baru yang kehadirannya dapat disebut paling berpengaruh bagi industri komik lokal adalah hadirnya format komik daring dan webtoon. Perkembangan akses online seakan membuka jalur baru untuk menikmati komik, dan kemudahan akses ke webtoon dapat menarik banyak pembaca baru yang sebelumnya mungkin sulit tergapai oleh publisher komik cetak seperti Koloni.

Tidak hanya di jalur industri, kemudahan akses internet dan maraknya media sosial juga menarik hadirnya kreator-kreator amatir baru untuk mulai membuat komik di sosmed, baik sebagai media ekspresi diri atau mencoba mengembangkan IP (intellectual propterty) mereka sendiri. Banyak dari mereka kemudian menemukan kesuksesan seperti Ghosty’s Comic atau Mera, Puti, dan Emas yang mulai dikenal sebagai komik web, hingga populer dan melintas ke media cetak dan bentuk-bentuk lainnya.

Tidak dapat dipungkiri, salah satu success story paling terkenal dari generasi baru kreator-kreator yang mencapai kesuksesan di dunia digital ini adalah Si Juki. Dimulai dari komik web, Si Juki menjadi contoh IP lokal yang membangun popularitas dan kesuksesan hingga dapat tampil di media komik cetak, game, film layar lebar, hingga melakukan kolaborasi dengan IP seperti Spongebob Squarepants.

Di satu sisi, industri komik lokal seakan sudah berhasil menggapai impiannya. IP yang berasal dari komik kini dapat besar dan melambung tinggi, seperti Si Juki dan karakter-karakter superhero Bumilangit. Gundala menunjukkan bahwa komik lokal dapat diadaptasi ke film layar lebar dan meraih kesuksesan secara komersil. Semakin banyak orang membaca komik, dan ada semakin banyak komik untuk dibaca.

Tetapi di sisi lain, nampaknya masih ada beberapa rintangan yang perlu dilalui oleh komik Indonesia kedepannya. Salah satunya, hengkangnya beberapa portal seperti Mangamon & comico Indonesia yang menunjukkan bahwa monetisasi komik dan menjadikan komik sebagai lahan penghasilan masih menjadi PR bersama.

Walaupun begitu, satu hal yang bagi saya selalu menjadi harapan bagi saya untuk komik lokal adalah betapa hebatnya semangat dan passion para pegiatnya. Baik dari para pemerhati dan pendukungnya yang ingin melihat komik Indonesia sukses; pembacanya yang selalu percaya bahwa komik Indonesia dapat menjadi lebih baik; kreator-kreator baru yang berkualitas dan tampak tidak pernah habis dan selalu muncul; serta talenta yang berhasil meraih kesukseskan di tingkat nasional dan internasional seperti mereka yang membuat Indonesia menjadi “langganan” pemenang Silent Manga Award, komikus Alex Irzaqi yang berhasil debut di Jepang, atau artist lokal yang bisa menghasilkan karya untuk raksasa komik Amerika Marvel dan DC.

Dengan kerja keras semua pemangku kepentingannya, rasanya apapun halangan yang menerjangnya, “mimpi besar” komik Indonesia untuk jadi tuan rumah di negaranya sendiri dan dikenal luas di seluruh dunia rasanya hanya tinggal menunggu waktu untuk jadi kenyataan.

Menjamurnya Media Online Jejepangan di Indonesia (Oleh Dany Muhammad)

List media Partber CFS 2019

Pada November lalu, salah satu jurnalis Filipina Jay Agonoy mengungkapkan kekagumannya pada jumlah media partner pada acara Creator Super Fest 2019 kemarin. Acara tersebut bermitra dengan lebih dari 70 media di mana ada 50 diantaranya adalah media online. Bandingkan dengan awal dekade ini dimana jumlah media Jejepangan online bisa dihitung jari. 

Besarnya media online ini menunjukkan besarnya pasar Pop Culture Jepang di Indonesia sebenarnya. Meskipun penggemar dari Indonesia sering dikritik karena rendahnya daya beli mereka, antusiasme mereka untuk aktif berkomunikasi dengan penggemar lain di internet  terlihat sangat besar. Tidak heran apabila media mulai ikut berdatangan memanfaatkan besarnya antusiasme mereka. 

Menariknya melalui jajak pendapat yang dilakukan Litbang KAORI, informasi yang beredar di kalangan fans sebenarnya masih berpusat di forum serta grup diskusi internet. Sekitar 50 persen dari mereka mendapatkan informasi melalui forum dan/atau grup. Setelah membaca informasi tersebut pun,  hanya sekitar 4,5 persen dari mereka yang menjadi partisipan dari media sumber informasinya. Di sini terlihat sebenarnya tantangan dari media online di Indonesia adalah bagaimana agar konten mereka mampu dibaca dan disebar oleh para penggemar sebanyak mungkin.

——————————————

Demikian sepuluh tren yang terjadi di dunia Jejepangan lokal dalam satu dekade ini. Menurut Kaoreaders, adakah tren yang terlewatkan oleh Litbang KAORI? Silahkan tulis di kolom komentar!

KAORI Newsline | Oleh Litbang KAORI

1 KOMENTAR

  1. Kalau boleh ane tambahin gan:

    1. Perkembangan anime multimedia: Love Live, Bandori, dkk. Pasca K-On sih ni. Termasuk Linked Horizon yg khusus dibuat utk Attack on Titan, atau band mainstream kayak RADWIMPS juga berperan sangat di Your Name.

    2. Dulu Anisong di Jepang dipandang sebelah mata, sekarang malah selalu ada di Oricon dan jadi industri yang gede, bahkan punya acara-acara sendiri di NHK. Konser2 anisong juga semakin wow tiap tahunnya. Sekarang hampir tiap tahun pasti ada aja yg tampil di Kouhaku Uta Gassen.

    3. Kalau di Indonesia ada ini nih: Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) dari KPI yang terbit tahun 2012 yang literali bikin sulit banget anime tayang di Indonesia.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses