Kami Mengulas Android 10

1

Desain Tampilan dan Animasi

Pada segi tampilan dan animasi, jika sebelumnya animasi dan tampilan Android Pie  masih agak kaku walau sudah mengusung flat design. Kali ini tampilan yang diberikan dalam Android 10 jauh lebih bersih dan sangat memanjakan mata. Pemilihan palet warna pada Light Mode ataupun Dark Mode jauh lebih elegan dibanding Android Pie, di mana warna cerah dan gelap di sini tidak benar-benar putih maupun gelap. Warna cerahnya itu lebih condong ke White Frost dan gelapnya ke Dark Blue.

Setelah itu ada beberapa improvisasi pada ikonnya, yakni diberi border seperti ikon pada ikon WiFi. Setelah itu ketika mengeskplorasi developer option, terdapat opsi untuk mengganti bentuk ikon dan font. Memang opsi ini sudah banyak dipakai oleh banyak sistem operasi lainnya, tetapi fitur ini akhirnya sudah ditanamkan pada OS Android stock, yang berarti sekarang para vendor tidak perlu susah kembali untuk menciptakan opsi tersebut karena fiturnya sudah tersedia dalam versi stock-nya. Bahkan, penambahan opsi ini akan memungkinkan lebih banyak aplikasi ketiga mengubah personalisasi yang didukung oleh Android 10.

Setelah itu, banyak sekali perubahan tampilan pada sistem, salah satunya di bagian Power Button di mana sekarang terdapat tombol pintas Emergency. Selanjutnya ketika mengatur volume dengan volume rocker, pengguna bisa langsung mengubah volume media, telepon, notifikasi, dan alarm tanpa perlu masuk ke dalam sistem karena di sini telah terdapat sistem menu pop-up. Tidak hanya mengatur volume saja yang bisa langsung dilakukan tanpa memasuki menu sistem, tapi kini pengguna bisa juga mengatur beberapa notifkasi untuk langsung dibisukan, dimatikan, atau mengatur seberapa seringnya notifikasi itu akan muncul. Setelah itu ketika menyetel musik pada aplikasi apapun, pengguna juga bisa langsung mengatur posisi durasi ketika lagu dimainkan tanpa perlu membuka aplikasinya.

Di sini terdapat juga fitur baru, yakni Smart Reply yang tentunya cukup berguna bagi pengguna Android, karena di fitur ini juga pengguna bisa langsung membalas pesan, chat dari Messenger ataupun aplikasi lainnya tanpa membuka aplikasi tersebut. Bukan hanya mengetik manual saja, tapi juga bisa membuka link yang diberikan lawan chatting ketika dia memberikan sebuah link terhadap pengguna.

Setelah menyinggung sistem pop-up, animasi di sini juga mengusung sistem pop ketika menggunakan gesture pada Android 10. Berkat animasi ini, Android kini terasa sedikit lebih mirip dengan iOS yang sudah lama mengusung sistem pop-up ketika membuka ataupun menutup aplikasi.

Tidak Ada Lagi Face Unlock

Adapun dalam ranah privasi di Android 10, sepertinya Google sangat mendukung privasi para penggunanya karena ada beberapa perubahan signifkan, penambahan, ataupun pengurangan dalam fitur privasi. Mula-mula dengan menghilangkan fitur Face Unlock. Hanya dengan selang waktu 1 hari, banyak pengguna yang mulai resah karena dihilangkannya fitur Face Unlock, karena pada Android Pie kita bisa menggunakan Face Unlock untuk membuka layar kunci ataupun membuka aplikasi lain. Tetapi penulis tidak mempermasalahkan kehilangan fitur tersebut, karena penulis lebih sering menggunakan fingerprint dibandingkan Face Unlock. Selain lebih cepat, Fingerprint terbukti jauh lebih akurat dibandingkan Face Unlock yang harus didukung juga oleh kamera utama serta cahaya yang cukup untuk menangkap wajah pengguna ketika menggunakannya. Jadi jika sedang berada dalam ruangan gelap, terkadang fitur Face Unlock tidak akan berfungsi.

Mungkin ada alasan tertentu pihak Google menghilangkan fitur tersebut, seperti untuk menjaga privasi para penggunanya. Mengapa? Karena tidak ada jaminan nanti di masa depan, akan ada virus, malware, hacker, ataupun pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang bisa mengambil wajah Anda untuk digunakan untuk men-scamming Anda dengan menggunakan identitas pengguna ataupun mengambil informasi yang berharga dalam smartphone.

Setelah itu ada juga fitur pengaktifkan ataupun penonaktifkan lokasi secara otomatis pada aplikasi tertentu. Tentu saja fitur ini sangat berguna, karena mungkin ada beberapa aplikasi yang tidak berhubungan dengan lokasi (seperti halnya Google Maps, Gojek, Grab, dan lain-lain) yang memaksa pengguna untuk menyalakan fitur penandaan lokasi di smartphone masing-masing.

Kini pengguna bisa leluasa untuk melihat password Wi-Fi kembali, sehingga tidak perlu menggunakan aplikasi ketiga untuk mengintip password Wi-Fi yang tersimpan di smartphone pengguna. Setelah itu sudah ditanamkan fitur berbagi Wi-Fi lewat QR Code, seperti halnya personalisasi tampilan pada smartphone. Memang sudah banyak sistem operasi lain yang sudah menanamkan fitur berbagi Wi-Fi lewat QR Code, tetapi fitur ini akhirnya sudah ditanamkan secara default pada Android 10. Ketika sistem operasi yang tidak mempunyai fitur tersebut melakukan pembaruan software ke Android 10, ponselnya  juga akan memiliki fitur ini. Penulis sungguh bersyukur Google sudah berbaik hati menanamkan fitur ini, karena ini salah satu fitur yang penulis rindukan di saat memakai smartphone Xiaomi, yang sudah lama memiliki fitur berbagi Wi-Fi lewat QR Code pada sistem operasinya, MIUI.

Kompatibilitas Aplikasi dan Performa

Terakhir, penulis akan membicarakan kompabilitas aplikasi pihak ketiga. Sepertinya ini sudah menjadi hal yang lumrah ketika sistem operasi Android mendapatkan pembaruan secara besar-besaran, di manaakan banyak aplikasi yang belum bisa menyesuaikan dengan sistem operasi Android yang paling baru. Meskipun pada akhirnya lumayan banyak aplikasi yang tidak bisa berjalan di Android 10, penulis tidak menganggap hal itu sebagai kekurangan. Betul, ini bukan kesalahan murni dari Android 10 itu sendiri, melainkan itu tergantung dari pembuat aplikasi ketiga itu sendiri yang seharusnya cepat menyesuaikan aplikasinya, agar penggunanya juga tidak akan terganggu karena aplikasi tersebut tidak berjalan dengan sistem operasi baru.

Selain itu, banyak juga aplikasi launcher dari pihak ketiga yang mengubah tampilan Android yang belum berjalan secara optimal di Android 10  Contohnya pada aplikasi Nova Launcher. Aplikasi ini belum bisa menyesuaikan gesture terbaru dari Android 10. Padahal pada Android Pie, aplikasi launcher ini bisa berjalan dengan lancar tanpa kendala. Sungguh disayangkan juga, karena penulis sangat menyukai beberapa fitur kostumisasinya, seperti kustomisasi ikon aplikasi, kostumisasi warna pada folder, dan di App Drawer Android. Setelah itu di aplikasi ini ada fitur menyembunyikan aplikasi yang memang belum tersedia secara default. Setelah itu ada Kustom Widget yang juga belum bisa menyesuaikan dengan Android 10, di mana fitur ini berfungsi untuk mengkostumisasi Widget.

Setelah beberapa aplikasi yang bersinggungan dengan personalisasi dan kostumisasi tampilan, beberapa aplikasi finansial juga masih belum bisa berjalan optimal di Android 10. Tentu saja hal itu akan sangat mengganggu bagi para penggunanya yang kesehariannya mengandalkan Mobile Banking.

Setelah itu akan ada beberapa gim yang terkena dampak perubahan di Android 10. Di beberapa gim akan terdengar suara noise yang cukup mengganggu pengguna, apalagi ketika bermain game rythym yang suara noise-nya akan terdengar jelas menutupi lagu dalam gim tersebut. Nampaknya, memang belum banyak aplikasi yang belum kompatibel dengan Android 10. Mungkin ke depannya masalah kompatibilitas ini akan diperbaiki di pembaruan selanjutnya.

Salah satu kelebihan dari Android 10 adalah kompabilitas untuk bagian performa dan baterainya juga. Setelah diupdate ke Android 10, banyak aplikasi, gerakan, perpindahan, menjadi lebih smooth dan lancar ketika dipakai. Di sisi lain, dalam segi penggunaan baterai masih jauh lebih awet ketimbang menggunakan Android Pie. Sekiranya mungkin terdapat 10-25% peningkatan performa dan ketahanan baterai di Android 10.

Setelah itu juga untuk meningkatkan performa dalam bermain gim, sekarang kita bisa menggunakan Driver Grafis khusus gim yang terletak di Developer Option. Karena penulis juga sudah merasakan sendiri, ketika bermain gim Princess Connect! Re: Dive dan Shadowverse, gimnya kini berjalan jauh lebih smooth jika dibandingkan dengan pengalaman bermain di Android Pie. Tetapi penulis belum mencoba di gim yang membutuhkan performa grafis mumpuni seperti Call Of Duty Mobile ataupun PUBG Mobile, jadi penulis belum bisa menilai gim yang bisa menggunakan pengaturan grafis Ultra  akan berjalan lebih lancar jika dimainkan di Android 10.

Kesimpulan

Secara keseluruhan perubahan di Android 10 cukup memuaskan. Tetapi ada juga yang sedikit mengecewakan penulis, seperti berubahnya gesture yang agak susah untuk digunakan, dihilangkannya beberapa opsi pada Android 10, bug-bug yang mungkin ke depannya akan diperbaiki di update selanjutnya, dan banyak aplikasi yang belum bisa menyesuaikan di Android 10. Setelah itu bagian yang penulis sukai adalah banyaknya improvisasi dan inovasi yang seperti penulis tulis di atas, terutama dengan performa yang lebih smooth dan penggunaan baterai menjadi lebih awet.

Jadi apakah Android 10 itu cukup sepadan untuk digunakan? Itu semua tergantung preferensi masing-masing. Ada beberapa orang masih nyaman di Android Pie karena fitur dan performa yang sudah terjamin stabil, ada juga yang suka dengan inovasi tanpa memperdulikan stabilitas dari Android 10 karena mereka percaya ke depannya akan selalu ada pembaruan yang membuat performa Android 10 jauh menjadi lebih solid dari yang sekarang. Untuk smartphone yang masih belum kebagian pembaruan ke Android 10, tunggu saja giliran Ada untuk mendapatkan Android 10.

KAORI Newsline | Ulasan ditulis oleh Reza Lamunendo

1 KOMENTAR

  1. Secara umum benar begitulah kesan pertama android 10 di Nokia 61 plus, secara umum memuaskan tpi ada beberapa sektor yg perlu d tingkatkan. Bagi saya adanya garis hitam d bawah layar sedikit mengganggu saat akan mengetik karena dengan adanya itu keyboard jdi tidak d posisi bawah tpi agk naik. Harapan saya gesture bisa ada option seperti android pie dlu dan garis hitam di bawah layar supaya dihilangkan agar bisa full screen atas sampai bawah.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses