
Rabu (22/1), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pembangunan integrasi transportasi umum antara MRT Jakarta dan Transjakarta. Peresmian yang berlangsung di Area Peron Stasiun MRT ASEAN ini dihadiri oleh Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P. Sabandar, dan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono.
Dalam sambutannya, Anies menyampaikan bahwa saat ini masyarakat kesulitan untuk berpindah di kedua moda transportasi umum ini. “Kita merasakan bahwa kedua stasiun ini tidak dibuat sebagai satu kesatuan sehingga pengguna kesulitan untuk berpindah antarmoda ini,” ungkapnya. “Setiap hari, ada 30 ribu penumpang Transjakarta di koridor 13 dan 95 ribu penumpang MRT Jakarta di fase I. Dengan adanya integrasi ini, maka diharapkan lebih banyak lagi warga Jakarta yang mau menggunakan kendaraan umum. Ini babak baru yang akan diteruskan di Jakarta agar semua kendaraan umum terintegrasi agar masyarakat mendapat kemudahan,” tuturnya.
“Selain pengguna rutin, berpotensi juga (adanya) penumpang baru, yaitu mereka yang dari kawasan Sudirman MH Thamrin yang menuju Kebayoran lama bisa menggunakan MRT Jakarta lalu transit di sini menuju Halte CSW Transjakarta,” ujar Anies. “Begitu juga dengan masyarakat dari kawasan Warung Buncit, Mampang, Tendean, dan Ciledug yang selama ini bukan pengguna MRT Jakarta karena jauh, sekarang bisa naik MRT Jakarta dari Halte CSW tersebut,” lanjut ia.
Pembangunannya sendiri terdiri dari dua fase, yaitu pertama, halte penghubung CSW yang terdiri dari enam lantai dengan fungsi sebagai halte, area retail, serta halte existing CSW, dan kedua, jembatan, bangunan penghubung koridor 1, dan jembatan penghubung dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Saat ini, perkembangan pembangunan jembatan penghubung dari sisi MRT Jakarta dengan panjang 145 meter telah selesai 66 persen dan direncanakan mulai beroperasi pada akhir Maret 2020. “Kedepannya, jembatan penghubung ini akan berfungsi sebagai akses baru untuk keluar masuk di Stasiun MRT ASEAN dari sisi barat serta sebagai titik interkoneksi dengan Transjakarta koridor 13,” ungkap William P. Sabandar. “Jembatan juga akan dilengkapi dengan fitur eskalator dan elevator agar dapat diakses oleh setiap kalangan masyarakat, termasuk penumpang prioritas,” ujar ia.
Agung Wicaksono menyampaikan, prasarana yang rencananya akan diresmikan pada 16 Agustus 2020 nantinya akan berfungsi sebagai pumpunan moda (transit hub) yang akan menghubungkan dua moda transportasi massal utama Jakarta, yaitu jaringan Transjakarta dan MRT Jakarta. “Fungsi utamanya adalah jembatan penghubung yang kami sebut sebagai ‘Cakra’ yang akan menghubungkan moda raya terpadu dan bus transjakarta,” ujar Agung.
Cemplus Newsline by KAORI | Dikutip Dari Press Release PT. MRT Jakarta.